Semilir angin berhembus kencang membuat beberapa helaian rambut Mina menutupi wajahnya. Sudah seminggu berlalu sejak ia ikut dalam acara keluarga besar Goo dan sudah seminggu pula ia dan June tidak berkomunikasi.
June seperti lenyap ditelan bumi. Setelah pengumuman tentang June yang akan dijodohkan dengan Rose, Mina langsung pergi dari acara tersebut ditemani oleh Jihyo. Ia tidak sanggup untuk melihatnya. Rasanya sakit.
Esok harinya, Mina berusaha untuk menghubungi June dengan menelepon dan mengirim pesan. Namun tidak ada jawaban. June juga tidak masuk sekolah. Absennya menjadi alpha.
Namun, kemarin malam, June mengirimkan pesan untuk bertemu di taman yang mereka sering kunjungi. Mina senang, tapi takut. June pasti mengajak bertemu untuk membicarakan suatu hal yang sangat penting.
Mina sudah siap dengan apapun yang akan terjadi. Ia berpikir, kalau mungkin June memang bukan jodohnya. Mereka baru bertemu selama tiga minggu dan benih-benih rasa sudah tumbuh dengan besar. Terasa sangat cepat tapi sangat menyenangkan.
Mina sadar dari lamunannya saat June duduk di sebelahnya. Dengan jarak yang memisahkan, Mina sangat rindu.
"Hai," sapa June terlebih dahulu.
"Hai."
Kemudian keduanya kembali terdiam. Atmosfer kecanggungan sangat terasa. June yang bingung merangkai kata-kata dan Mina yang menunggu penjelasan dari June.
"Jadi?" tanya Mina.
"Aku dijodohin sama orangtuaku. Untuk masalah bisnis," ucap June pada akhirnya.
"Oh.... Ini perasaan aku saja atau kamu memang masih punya rasa dengan Rose?" tanya Mina terang terangan. Berusaha menahan air matanya. Ia tidak ingin terlihat menyedihkan di depan June.
"Iya." Mendengar jawaban June, Mina mengangguk paham.
"Lalu, kenapa kamu waktu itu kamu bilang kalau kamu punya rasa untuk aku?"
June terdiam sesaat. Yang dia lontarkan tadi adalah dusta besar. June sangat menyukai Mina. Sangat, sangat, sangat menyukainya. Atau bahkan bisa dibilang mencintainya.
"Gue cuma mau main-main. Lo keliatan polos dan bener aja. Gampang banget dibaperin," ucap June.
Mina terkejut. Sekarang ada ribuan pisau yang menancap dalam dadanya. Ia bahkan tidka tahu harus berkata apa. Mina bangkit dari kursinya berusaha menahan tangis.
"Aku tau kamu cuma main-main, tapi kamu perlu tau kalau perasaan aku buat kamu itu gak main-main."
June hanya diam menatap Mina yang menangis. Hatinya seperti teremas melihat Mina menangis.
"Sudahlah, anggep aja ini gak pernah terjadi, kita kembali ke jalan masing-masing," ucap Mina membuat June makin terdiam.
"Terima kasih untuk momen-momen yang berharga. Aku pulang dulu ya, June." Mina tersenyum lalu melangkah pergi.
-TAMAT-
KAMU SEDANG MEMBACA
Biro Jodoh
Fanfiction"Aku tau kamu cuma main-main, tapi kamu perlu tau kalo perasaan aku buat kamu itu gak main-main." 2018 © teenymeow