0.9

520 99 37
                                    

"Aku mau keluar dari acara ini."

Tatapan June yang lembut dan hangat itu mulai hilang tergantikan oleh tatapan seorang Junhoe. Namun, kali ini lebih tajam dan mengerikan, bahkan bisa dilihat bahwa rahangnya mengeras menandakan bahwa ia sangat tidak senang dengan perkataan Mina barusan.

Junhoe tidak menjawab ataupun memberikan respon. Yang diberikannya hanyalah tatapan tajam yang mematikan untuk Mina. Dan lebih mengerikannya lagi sekarang Ia berjalan mendekati Mina dan mencengkram pergelelangan tangan Mina.

"Akh...." Cengkraman June sangat kuat. Pergelangan tangan Mina sudah mulai terlihat kemerahan. Mina hanya mengikuti June sambil menahan rasa sakit pada pergelangan tangannya dan tidak melakukan perlawanan karena takut emosi June malah semakin menjadi.

June berhenti di depan motor besarnya. Ia mengarahkan kepalanya ke motor kemudian berkata, "naik."

Mina masih tidak bergeming di tempatnya. June pun tidak menunjukan ekspresi apapun di wajahnya, namun cengkraman June semakin mengeras. Mina menahan rasa sakit pergelangan tangannya kemudian menyerah dan mengikuti kemauan June.

Setelah Mina naik ke jok belakang, June juga naik kemudian menyalakan motornya dan langsung gas secepat mungkin. Mina reflek memeluk June karena laki-laki ini menyetir seperti orang kesetanan.

Mina mulai memasuki kawasan perumahan yang asing. June masih menyetir seperti orang gila hingga akhirnya mereka memasuki mansion yang cuk—sangat besar. June berhenti di depan tangga menuju pintu masuk.

June kembali mencengkram tangan Mina, membawanya masuk kedalam mansion tersebut. Walaupunn Mina ditarik oleh cengraman June, Mina bisa melihat dalam isi mansion tersebut begitu megah. Mereka menaiki tangga dan masuk ke dalam salah satu kamar.

Kamar tersebut bernuansa gelap, seluruh isinya berwarna hitam. June melepaskan cengkraman tanngan Mina ketika mereka sudah memasuki kamar.

'Clekek' Mina berbalik, menemukan June sudah mengunci kamar ini. Detak jantung Mina memang sudah berlarian semenjak ia mengatakan kepada June kalau ia ingin berhenti dari Biro Jodoh. Namun, sekarang jantungnya serasa ingin copot.

Tatapan mata Junhoe seakan-akan singa yang kelaparan. June melepaskan seragam sekolahnya. Setelah itu mendorong Mina ke kasur lalu mengunci bergerakan Mina dengan kembali mencengkram kedua tangan Mina dengan tangan kirinya yang besar. June mencium Mina dengan rakus. Mina tidak membalasnya. Ia sudah menangis sejadi-jadinya. Mina memberontak dengan menendang perut June, tetapi seakan tidak memberi pengaruh sama sekali.

"Junee...hiks... lepas..." tangis Mina. Bukannya berhenti, June malah memanfaatkan mulut Mina yang sedang terbuka untuk menciumnya.

June melepaskan ciumannya untuk menatap Mina, saat itu jugalah ia baru sadar akan perbuatannya. Ia melepaskan Mina, kemudian duduk di pinggir kasur sembari menutupi wajahnya.

Mina menghapus air matanya. Ia menggeser duduknya sedikit lebih jauh dari June. Takut kalau June akan melakukan hal yang mengerikan lagi.

"Maaf. A, aku kesal waktu dengar kamu pengen keluar." June tidak menghadap kearah Mina dan tidak berani berhadapan dengan Mina. Pasti Mina sudah membencinya sekarang.

Mina diam, tidak membalas, meskipun ia tahu kalau June tadi termakan oleh emosinya. Dia juga tidak tahu harus menjawab apa. Mina sangat ingin keluar dari acara ini.

"Kenapa?" Tanya Mina alih-alih mencaci-maki June.

June mengangkat kepalanya, membalikkan kepalanya kearah Mina. "Kenapa, apanya?"

"Kenapa kamu kesal?"

June terdiam. Bukannya ia tidak tahu, malahan ia tau persis, hanya saja ia merasa malu jika ia mengatakan alasan yang sebenarnya.

Biro Jodoh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang