June mengangkat teleponnya sedikit jauh dari Mina. "Hallo."
[June, bisa jemput ke bandara sekarang?] ucap ibunya ditelepon
"Sekarang?"
[Iya, sekarang. Ada sepupumu juga."] Hal itu membuat June kembali menghela nafas lebih berat. Keluarganya selalu menghancurkan moodnya yang sedang bagus.
"Oke." June menutup teleponnya dan kembali duduk di kursi taman dengan Mina yang memperhatikannya dari tadi sambil asik memakan es krim.
"Kita pulang sekarang," ketus June dengan ekspresi yang menyeramkan. Telepon tadi membuat moodnya hancur berkeping-keping.
Mina hanya mengangguk saja sebagai jawaban. Ia terlalu takut salah bicara disaat mood June sedang buruk. Jadi, ia hanya mengikuti June ke mobilnya. Tidak ada percakapan diantara mereka selama perjalanan sampai di depan rumah Mina.
Dengan keberanian yang telah dikumpulkan selama perjalanan tadi, Mina tidak langsung keluar dari mobil. June menatap Mina heran yang justru membuat gadis berdarah Jepang itu sangat gugup.
"Aku sudah pernah bilang kan? Kalau ada masalah, kamu boleh berbagi denganku. Janji deh, nggak bakal kuberitahu siapa-siapa." Mina menjulurkan jari kelingking ke hadapan June. Menatapnya penuh harap. June masih diam, menatap jari kelingking Mina yang mungil kemudian mengaitkan dengan jari kelingkingnya yang jauh lebih besar.
Senyum Mina terbit dengan perlakuannnya. Mina berharap bisa membantu June melegakan perasaan yang ada dengan menceritakan masalah June kepada Mina. Meskipun tidak tahu cara menyelesaika masalah tersebut, setidaknya Mina bisa menjadi pendengar yang baik.
"Sampai bertemu besok. Nanti malam akan ku-chat," ujar Mina sebelum menutup pintu mobil dan masuk ke dalam rumah.
Entah mengapa, June malah merasa sangat lega mendengar ucapan Mina yang seakan-akan memberikan bahunya yang mungil untuk bersandar. Seharusnya June yang memberikan bahu untuk sandaran Mina, bukan kebalikannya.
Tanpa disadari seorang Junhoe semakin jatuh akan pesona Myoui Mina.
"June!" seru gadis berwajah manis dari kejauhan sambil melambai-lambaikan tangan tanpa rasa malu. Disebelahnya ada wanita paruh baya yang sangat elegan yang juga merupakan Ibu June.
Tanpa aba-aba, gadis manis itu memeluk June dengan sangat erat. June reflek mendorong gadis itu dengan kasar. Untungnya gadis itu hanya terhuyung ke arah ibu June.
"June, jangan kasar dengan adik sepupumu!" tegur Ibu June yang hanya dibalas dengan helaan nafas panjang.
Selama diperjalanan, gadis itu terus bereloteh menceritakan kegiatan yang ia lakukana di Korea yang sebenarnya tidak ingin June dengar. June lebih memilih mengabaikan gadis itu dan fokus menyetir. Kalau tidak ada ibunya sekarang, sudah dipastikan gadis itu akan June turunkan di tengah jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biro Jodoh
Fanfiction"Aku tau kamu cuma main-main, tapi kamu perlu tau kalo perasaan aku buat kamu itu gak main-main." 2018 © teenymeow