Empat

4.4K 451 18
                                    

- Happy Reading -

Memijit pelipisnya yang terasa berdenyut, memejamkan mata untuk mengatasi dirinya sendiri.
Hinata hampir berteriak pada Ino, terutama saat perempuan sinting itu terus mengganggunya sepanjang hari, mengusiknya dengan pertanyaan tidak penting seputar orang asing.
Ino memiliki mental baja anti karat, anti peluru dan anti gores, tidak heran jika perempuan itu sama sekali tidak terpengaruh saat Hinata memberinya sumpah serapah dan makian yang kadang kelewat tidak manusiawi.

"Demi Tuhan, Yamanaka Ino. Berhenti disana !!"

Berteriak dengan wajah memerah, membuat Ino tertawa lebih keras dan puas saat mendapati reaksi Hinata yang menurutnya sangat menarik.
Perkelahian tanpa benar-benar berkelahi itu memancing penasaran dari beberapa orang yang berada disana.
Pasalnya, Hinata terkenal begitu tenang selama ini, sangat jarang menunjukkan sisi dirinya yang barbar begini.
Bahkan, banyak yang beranggapan jika Hinata tidak memiliki perasaan, mengingat betapa kejamnya gadis itu selama ini.
Bahkan untuk Hyuuga Hiashi, Hinata tidak memberinya kelonggaran sama sekali.

"Baiklah sista, aku akan berhenti bicara." Katanya dengan bibir bawah tergigit menahan tawa.

Hinata merengut tak senang dengan respon asal-asalan Ino, sementara perempuan itu seperti mengejeknya dibalik alunan tawanya yang menggema.
Hinata hanya bisa mendumel, menggerutu dan mengabaikannya.
Ino menepuk bahu Hinata, berjalan keluar tanpa sepatah katapun.
Tepat setelah Ino meraih handle pintu dan membukanya, dirinya berbalik dengan senyum cerah dibibirnya.
Selengkung garis terlihat membelah wajahnya, dengan kerutan disudut mata yang semakin membuatnya mempesona.

"Hinata, aku senang kau bahagia."

Hinata tidak paham, tidak bisa memahami arti senyuman itu.
Ino hanya mengatakannya, lalu berjalan keluar dengan meninggalkan Hinata dalam pikiran absurd yang menguar diatas kepalanya.
Mengacaukan pikirannya, dan berakhir dengan gelengan samar dikepalanya.

"Ckckck, apa Ino sedang sakit ?"

Gumaman yang meluncur begitu saja, lengkap dengan pikirannya yang tak seperti biasa.
Hinata merasa aneh, bergidik ngeri dan melanjutkan pekerjaannya.
Mengenyahkan segala perkataan Ino yang sialnya sudah masuk dalam otaknya, itu tidak akan mudah dihilangkan dari benaknya.
Sialann !! Umpatan itu hanya sampai ditenggorokannya, menggema dikepalanya.
Mengutuk Ino yang menariknya dalam sesuatu yang berbahaya, seperti permainan jumanji yang penuh tantangan.

Ino terlihat berjalan di lorong, melompat kecil dengan wajah riang.
Ditangannya ada sebuah ponsel yamg menempel ditelinganya, Ino memang sedang menelpon pacarnya, mengabarkan jika Hinata mulai terusik dengan gangguan kecilnya yang penuh pancingan.
Sai yang tidak terlalu paham dengan apa yang dimaksud Ino, hanya menyahut ringan tanpa terdengar tertarik.

Saat mengenalkan Sasuke ke Hinata, Ino tidak memiliki banyak harapan.
Mengingat bagaimana ia mengenal Hinata sejak lama, itu membuatnya tau banyak tentang kehidupan pribadinya.
Dan gagasan penyembuhan luka batin adalah sesuatu yang muncul begitu saja dalam pikirannya.
Melihat Sasuke yang memiliki sesuatu wajah tak biasa, membuat Ino bersepakat dengan Sai, untuk membuat kedua manusia naif itu menjadi teman.
Hanya menjadi teman pada awalnya, tapi siapa yang tau setelahnya.
Sai tidak langsung setuju, karena membuat Sasuke mengatakan iya adalah sesuatu yang tidak mudah.

Tapi, alam berbaik hati pada mereka.
Semesta tidak mengutuknya, malah mempermudahnya.
Ino merasa seperti mendapat berkah dari sang dewi, seperti diberi jalan yang benar dan penuh petunjuk.
Ino memang bercita-cita menjadi malaikat tak bersayap yang cantik dan baik hati, dan sepertinya ia akan memulai karir impiannya itu disini.

...

Uchiha Sasuke hanya tersenyum diwajah malasnya, mengamati Hinata yang berdiri didepan sana, mempresentasikan apa yang dikerjakannya dengan suara lugas dan aksen kuat yang kental.
Tidak ada banyak hal yang harus disimak, karena Neji sudah membicarakan langsung dengannya.
Hinata hanya datang untuk presentasi penjelas, mengenai kerjasama mereka yang mungkin akan terjadi dalam waktu dekat.

PERFUMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang