- Happy Reading -
"Sayang,"
Pelukan erat dari sepasang tangan yang melilit perutnya, aroma menyenangkan yang sudah dihapalnya di luar kepala.
Hinata tidak lagi merasa terkejut dengan tingkah Sasuke yang kelewat manja seperti ini, lelaki rewel yang sering mengganggu jam kerjanya.
Hinata sedang menyiapkan parfum limited edition yang akan menjadi bagian penting dari peluncuran serangkaian produk yang sedang di produksinya.
Dan Sasuke adalah pengganggu yang sering membuat Hinata sakit kepala."Sasuke, sudah kubilang jangan menggangguku." Menyahut tanpa mengalihkan pandangan dari layar ipad yang menampilkan sebuah rumus kimia rumit yang tidak biasa, Hinata sedang menganalisis kembali pada campuran bahan yang mereka gunakan.
"Ini sudah saatnya jam makan siang, sampai kapan kau mau bekerja ?" Suara merajuk yang membuat Hinata langsung merasa lelah.
Menghela napas dengan susah payah, Hinata sedang mengendalikan diri untuk tidak memukul kepala Sasuke, atau menyiramnya dengan cairan kimia berbahaya.
Menatap Sasuke dengan wajah pengertian miliknya, Hinata sedang beradaptasi dengan hubungan mereka yang belum berjalan lama.
Sedang berusaha memahami apa yang diinginkan lelaki itu pada dirinya, pada hubungan mereka yang terbangun rumit sebelumnya."Baiklah. Kau mau makan apa ?" Mengalah setelah melihat wajah tampan yang memelas dihadapannya, Hinata sedang berusaha untuk bersikap dewasa sesuai umurnya.
"Aku mau memakanmu." Jawaban dalam sebuah bisikan sensual yang membuat bulu kuduk Hinata meremang, napas hangat yang sengaja dihembuskan pada leher sampingnya, sebuah pancingan sempurna untuk membuat Hinata bergidik ngeri atas situasinya.
"Hyaa ... dasar mesum !!" Berteriak dengan wajah memerah, tingkah menggemaskan yang membuat Sasuke tertawa.
"Aku hanya bercanda, sayang." Mengecup cepat pipi Hinata, menarik tangannya dengan lembut dan berjalan keluar dari ruangan Hinata yang penuh dengan kertas praktikum yang membuat Sasuke sakit kepala.
Kabar tentang hubungan mereka menjadi bahan gosip paling panas di seluruh La Vien Ròse, banyak yang terkejut saat mengetahui jika Hinata dan Sasuke akhirnya benar-benar mengumumkan hubungan mereka secara resmi.
Ah tidak. Sebenarnya bukan mereka yang mengumumkan ke media, tapi si mulut ember Yamanaka Ino yang menyebarkan kabar itu melalui berbagai alat dan media.
Dari media sosial, media cetak dan ghibah berjamaah yang dilakukannya setiap jum'at.
Yamanaka Ino memang seorang pro dalam penyebaran gosip akurat."Omoo ... kalian semakin mesra saja." Dan godaan sejenis itu adalah bagian paling biasa yang harus diterima Hinata sejak menjadi pacar Uchiha Sasuke.
"Diamlah, Ino. Lihat dirimu sendiri, kapan kau akan menikah ?" Hinata menyahut dengan senyum miring menggoda, membuat Ino berdecak kesal dengan wajah memerah yang ditahan-tahan.
"Itu bisa nanti." Sahutan yang terlalu singkat untuk ukuran seseorang yang sudah menjalin hubungan hampir 4 tahun lamanya.
Sasuke tidak banyak bereaksi, hanya tersenyum singkat saat melihat interaksi Hinata dan Ino yang belakangan ini sering membuatnya heran.
Sasuke masih menjadi pengunjung tetap ruangan Hinata, dan semakin parah setelah menjadikan Hinata sebagai pacarnya."Ckckck, dasar bocah. Kau mau ikut ? Kami mau makan siang." Hinata menghentikan acara debat kusir mereka, memilih jalan damai untuk mengakhirinya.
"No no, aku punya janji sendiri. Bye, nikmati makan siang kalian." Melambai ringan sambil berjalan menjauh darisana, suara tawa Ino masih terdengar meski perempuan itu berada jauh di balik pintu.
Kadang Hinata heran dengan dirinya sendiri, bagaimana ia bisa tahan menjadi teman dari perempuan aneh sejenis Yamanaka Ino ?
Sangat tidak masuk akal.
Sasuke menyadari raut wajah dengan kening berkerut dalam pada ekspresi Hinata, menepuk pelan puncak kepalanya, sorot matanya sudah menjelaskan jika Sasuke bisa memahami apa yang sedang dipikirkan Hinata kini.Hyuuga Neji tidak banyak beraksi atas hubungan mereka, hanya sesekali memberi petuah yang tentu saja langsung diabaikan Sasuke dan berakhir dengan perdebatan sengit antara lelaki dewasa dengan tingkah kekanakan yang sering membuat Hinata malu.
Hinata tidak yakin atas sesuatu, tapi ia merasa lega saat Neji akhirnya memberi lampu hijau untuk hubungan mereka.
Rasanya seperti, Hinata benar-benar memiliki seorang kakak lelaki posesif yang selalu peduli dan menjaganya dengan baik.Sepertinya, hanya Sehun yang belum benar-benar merelakan Hinata menjadi pacar Sasuke.
Sehun masih sering menerornya, meski lelaki itu berada jauh di seberang sana.
Masih sering merajuk seperti lelaki kurang belaian, meski sudah memiliki pacar yang sangat perhatian dan seorang ibu yang penuh kasih sayang.
Dan ancaman yang paling sering Hinata dengar adalah ,,,"Aku akan datang kesana dan membawamu pulang ke Korea, jika kau berani berbuat macam-macam dengan bajingan itu."
Atau yang lebih menggelikan adalah ,,
"Yumi-ah, aku akan datang kesana dan tinggal bersamamu, akan ku pastikan bajingan itu tidak bisa mendekatimu."
Jujur saja, Hinata tidak paham dengan apa yang dipikirkan Sehun hingga membuat ancaman konyol seperti itu.
Sejauh ini, Hinata hanya menganggap itu adalah lelucon yang dibuat Sehun sebagai bentuk dukungan moral pada hubungannya dengan Sasuke.
Ooh Sehun tidak selalu keren, teman-teman."Bagaimana hubunganmu dengan Naruto belakangan ini ?" Hinata bertanya dengan suara normal.
Bukan tanpa alasan kenapa Hinata menanyakannya, karena dari yang diketahuinya, Sasuke dan Naruto terlihat seperti musuh belakangan ini.
Ah tidak, tidak seperti itu sebenarnya.
Sepertinya hanya Sasuke yang menganggap Naruto sebagai musuh.
Neji bahkan mengatakan padanya, jika Sasuke pernah menghajar Naruto hingga membuat rubah kuning itu harus dilarikan ke UGD dengan babak belur dan patah tulang berat.
Hinata tidak bisa berpikir lebih baik daripada memikirkan, apa Sasuke berniat mengikuti turnamen MMA tahunan ? Dengan menjadikan Naruto sebagai contoh lawan ?
Apa Hinata harus mendaftarkannya ? Mengatakan pada Hatake Kakashi selaku panitia penyelenggara ?"Tidak baik. Kenapa kau menanyakannya ?" Pertanyaan dengan wajah curiga yang menuntut jawaban.
"Hanya ingin tau," sahutnya dengan ringan.
Sasuke tidak akan puas hanya dengan jawaban singkat semacam itu, seharusnya Hinata di beritau soal itu.
Sekarang, lelaki itu sedang melirik tajam lewat ekor matanya, sambil sesekali fokus dengan setir ditangannya."Katakan, Hinata. Kenapa kau menanyakannya ?" Pengulangan pertanyaan yang diucapkan dengan nada menuntut dalam suaranya.
"Kalian harus baikan, bagaimanapun dia adalah temanmu. Dan lagi, bagaimana mungkin kau bisa menghajarnya sampai masuk UGD ? Sasuke-kun, kau harus mengurangi tempramenmu terhadap seseorang."
Hinata mengatakannya setelah mengambil napas yang cukup panjang dalam dadanya.
Menyadarkan Sasuke dengan tempramennya yang kadang berlebihan adalah sesuatu yang terlihat tidak mungkin.
Seperti kau melihat gajah terbang contohnya, itu sangat tidak mungkin.
Bagaimana mungkin hewan sebesar itu bisa terbang ? Eyy, berhentilah mengkhayal.
Sasuke terlihat memikirkan perkataan Hinata, sebelum menyahut dengan antusias."Kau benar. Seharusnya aku tidak menghajarnya. Kau mau menghajarnya sekarang ?" Tanyanya dengan cengiran lebar.
Hinata menepuk dahi Sasuke dengan telapak tangannya, cukup keras hingga membuat lelaki itu mengaduh karena ulahnya.
"Kau benar. Kenapa tidak sekalian saja menyuruhku daftar MMA untuk tahun ini ?"
Percayalah, itu bukan pertanyaan yang diucapkan dengan nada manis.
Hinata hanya sedang menggertakan giginya, merasa begitu tertipu dengan tampang jenius Sasuke yang nyatanya menyimpan kebodohan besar dengan lelucon garing dalam otaknya.
Haruskah Hinata terus memacari lelaki sejenis itu ?
Haruskah Hinata memutuskannya sekarang ?Tertawa dengan wajah konyol itu, Sasuke tidak tau jika memacari Hinata bisa membuatnya menjadi begitu sering tertawa dengan humor yang kadang tidak sedap.
Apa Hinata yang mengubahnya menjadi seperti sekarang ini ? Sasuke tidak tau.
Lelaki itu memang berubah aneh semenjak mengenal Hinata, dan lebih parah setelah mengencaninya.
Jadi, apa kau masih waras Uchiha Sasuke ?
Apa overdosis cinta juga termasuk berbahaya ? Bisa menyebabkan kematian mendadak ?
Apa ada ilmuwan yang pernah menelitinya ?
.
.
.
.
Vote pleasee ❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFUME
FanfictionHyuuga Hinata tidak akan menyerahkan hidupnya kepada seorang lelaki. karena dirinya lebih berharga, daripada seonggok kalimat bernama cinta. Uchiha Sasuke tidak akan pernah bisa menerima penolakan. Baginya, penolakan adalah aib. Obsesimya kembali ba...