- Happu Reading -
Ada sebuah drama yang selalu membuat Hinata muak tiap kali menyaksikannya.
Keluarga yang pura-pura bahagia, meski sebenarnya mereka sekarat.
Katakanlah itu hanya kebahagiaan semu, yang akan ditampilkan di layar kaca agar semua orang percaya jika mereka hidup dengan baik dan bahagia.
Sandiwara kehidupan yang nyatanya lebih buruk dari neraka, hanya sebuah pandangan untuk memuaskan publik yang haus akan rasa penasaran.
Dan sialnya, Hinata menjadi salah satu dari keluarga terkutuk semacam itu.Senyum dingin dengan tatapan bosan yang hampir selalu dilayangkannya, merasa lelah sekaligus muak saat harus berpartisipasi dalam drama kebohongan semacam ini.
Hinata menguap dengan anggun, bahkan hanya menguap saja dia sudah seanggun itu.
Jika ada pilihan lain yang lebih baik, Hinata memilih untuk terkurung diruangannya, mengerjakan berbagai eksperimen aroma yang membuatnya lebih bahagia.
Itu beratus kali jauh lebih baik, daripada posisinya saat ini."Bagaimana dengan hubungan anda, nona Sakura ?"
Menutup telinganya dengan tak kentara, Hinata selalu merasa mual tiap kali mendengar perempuan itu bicara.
Kata-katanya adalah racun, dan Hinata menganggap telinganya terlalu berharga dibanding ocehan perempuan gila yang halu itu.
Hiashi menyadarinya, menyentuh lengan Hinata secara samar."Jaga sikapmu, Hinata." Bisiknya.
Mendengus tak peduli, Hinata benar-benar mengabaikannya, lebih senang menontoni para kameramen yang sedang bekerja.
Tentu saja para lelaki didepan sana mendadak gugup saat Hinata secara terang-terangan menonton mereka dengan berbagai pertimbangan dikepalanya."Ada yang mengatakan jika nona Hinata sedang menjalin hubungan saat ini. Apa itu benar ?"
Menampilkan senyum malu-malu dengan wajah tersipu, seperti mengungkapkan ekspresi gadis yang sedang dilanda cinta, remaja puber yang sedang kasmaran untuk pertama kalinya.
Wahh, Hinata pasti akan memenangkan piala oscar jika ia terjun didunia akting.
Lihat saja wajah manis yang merona itu. Ngomong-ngomong, darimana dia mempelajari semua ini ? Kemampuan aktingnya sangat luar biasa."Sebenarnya iya. Ini akan menjadi kejutan untuk seseorang nantinya."
Pernyataan anggun yang membuat Hiashi terkejut, senyum tipisnya perlahan mengembang saat melihat wajah manis anaknya yang tampak begitu menawan dan cerah.
Hiashi tidak bisa menahan diri untuk tidak merasa bahagia untuk putrinya, setelah sekian lama."Begitukah ? Ini pasti akan menjadi kejutan yang menarik. Ngomong-ngomong, apa kami semua mengenalnya ?"
"Ini masih menjadi rahasia. Dan ya, kita semua mengenalnya."
Mengerling dengan kedipan mata yang menambah kesan imut diwajah dewasanya, Hinata hanya sedang memainkan perannya dengan sempurna.
Menunjukkan pada dunia jika ia sedang jatuh cinta, meski itu hanya ada di khayalannya.
Hinata hanya sedang melindungi citra manisnya sebagai seorang anak yang membanggakan keluarga.
Itu adalah tampilan sempurna didepan layar, menjadikannya sebagai salah satu figur yang membuat banyak perempuan iri.
Ada terlalu banyak topeng yang dipakainya, semata-mata hanya untuk melindungi dirinya sendiri agar tidak semakin terluka.Sakura mendengus dalam dadanya, merasa jika gadis licik dihadapannya sedang merencanakan sesuatu.
Tatapan sinis dengan wajah iri yang tidak bisa disembunyikannya dengan baik, membuat Mebuki menyenggol lengan anaknya, memintanya bersikap manis lewat tatapan mata yang mengancam.
Sekarang Sakura menjadi sangat penasaran,tentang apa atau siapa yang dimaksud Hinata."Aku bahkan tidak yakin, jika ada lelaki normal yang mau mendekatimu."
Kalimat pertama dari Sakura saat mereka bertemu didepan pintu toilet, secara tidak sengaja.
Kesinisan dalam netranya yang selalu menatap iri pada apapun yang dimiliki Hinata, perempuan tidak tau malu yang menjadi benalu dalam keluarga Hyuuga.
Hinata tidak pernah mau membuang tenaga untuk berurusan dengannya, dimana Sakura ada di level terbawah yang jauh darinya.
Hinata tidak akan sudi berdebat dengan seseorang dari kasta rendahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFUME
FanfictionHyuuga Hinata tidak akan menyerahkan hidupnya kepada seorang lelaki. karena dirinya lebih berharga, daripada seonggok kalimat bernama cinta. Uchiha Sasuke tidak akan pernah bisa menerima penolakan. Baginya, penolakan adalah aib. Obsesimya kembali ba...