Duapuluh

2.5K 269 9
                                    

- Happy Reading -

Jawaban untuk pertanyaan, kenapa kita mencintai seseorang adalah untuk menjaganya.
Sasuke tau, jika menjaga Hinata bukanlah hal mudah yang bisa dilakukannya, karena Hinata bisa menjaga dirinya sendiri lebih baik dari siapapun yang mencoba menjamahnya.
Tapi, Hinata tetaplah seorang perempuan seperti kebanyakan, berhati lembut meski berwatak keras.
Hinata tetap seperti itu.

Mengusap hati-hati pada wajah lelap yang masih nyaman meringkuk di sebelahnya, menyapu lembut pada anak rambut yang jatuh menutupi wajah cantiknya.
Acara kemarin benar-benar membuat Hinata kepayahan, ditambah dengan acara mabuk yang membuatnya semakin teler.
Hinata tidak biasa mengonsumsi minuman keras, meski ia bisa sedikit toleransi dengan alkohol dan memiliki banyak VIP card dari berbagai diskotik yang menjamur di seluruh ibukota.

Acara di La Vien Ròse berjalan sangat baik dan sesuai dengan apa yang mereka rencanakan, Hinata dan timnya sangat puas dengan hasil maksimal yang telah mereka usahakan.
Hinata bahkan ikut membagikan souvenir untuk beberapa awak media yang beruntung, karena persediaan mereka yang tidak mencukupi untuk semua orang.
Tapi, bukan berarti mereka tidak mendapatkan apapun.
Hinata tetap membagikan parfum terbaru mereka untuk mengatasi kekurangan itu.

Khusus untuk Sasuke, Hinata memberinya sesuatu berdesain menarik dengan aroma yang sangat berbeda dari yang lainnya.
Tentu saja, karena Hinata meraciknya khusus untuk Sasuke dan karakternya yang menjengkelkan.
Bukan hanya Sasuke yang mendapat hadiah khusus itu, ibunya, Hyuuga Hiashi, Neji dan Sehun juga mendapat masing-masing sebuah parfum sesuai dengan kepribadian mereka.
Sementara Ino juga membuatnya untuk Sai dan Matsuri, karena pekerjaan Hinata yang terlalu menumpuk untuk dikerjakan sendiri.
Khusus untuk ibunya, Hinata memberinya yang super limited edition.
Dimana hanya ada satu-satunya di dunia.

"Jangan menggangguku. Sebentar lagi."

Hinata merasa terusik dengan ulah Sasuke yang mengusap pipinya, mengigau dengan suara khas yang membuat Sasuke tersenyum ringan.
Menggeliat untuk menyamankan diri, Hinata mencari posisi terbaik untuk meneruskan tidurnya yang terganggu karena Sasuke.
Ada banyak kegemasan yang membuat Sasuke tidak bisa menahan diri untuk tidak mencium pipi Hinata, dan ia memang sedang melakukannya.

Hinata tidak memiliki agenda penting pagi ini, dan memang berniat untuk tidur sedikit lebih lama.
Tapi, rencananya berhasil digagalkan oleh Sasuke yang terus mengusiknya dengan menciumi seluruh wajahnya.
Lelaki menjengkelkan yang membuat Hinata sering uring-uringan.
Dengan wajah jengkel Hinata membuka matanya yang begitu berat, langsung disuguhi wajah tampan Sasuke dengan senyum konyol khas dirinya.

"Morning, sayang." Sapanya dengan suara manis yang membuat Hinata mengerutkan kening.

Sasuke hanya menampilkan wajah innocent tanpa dosa miliknya, sama sekali tidak merasa bersalah karena telah mengganggu Hinata dan tidur lelapnya.
Lelaki kurang ajar.

"Jangan menggangguku dan biarkan aku tidur. Kenapa kau menjengkelkan sekali ?"

Berteriak dengan suara yang tidak terlalu keras, Hinata masih butuh sedikit waktunya untuk melanjutkan tidur, meredakan kepalanya yang pening karena hangover semalam.
Hinata bahkan heran, bagaimana bisa Sasuke nampak baik-baik saja setelah acara minum-minum semalam ?

"Ayolah sayang, apa kau akan membungkus dirimu seperti babi lagi ? Matahari terlalu indah untuk diabaikan."

Melongo dengan wajah heran, Hinata tidak bisa menebak jenis kegilaan apa yang merasuki otak Sasuke, karena ia bukan ahli medis yang pandai menganalisis.
Satu-satunya jawaban yang muncul dalam kepalanya karena sikap aneh itu adalah, Sasuke kesurupan.
Sejak kapan seorang Uchiha Sasuke memperdulikan matahari pagi yang sering dikutuknya sepenuh hati ?

"Kau gila ?" Bertanya dengan ekspresi tajam, berdecak kasar dan kembali menjatuhkan tubuhnya dalam tumpukan selimut tebal berantakan.
Hinata berencana mengabaikannya dan melanjutkan tidurnya.

"Kau mau menikah denganku ?"

Membuka mata dengan wajah tersentak yang sangat kentara, ketika Sasuke meraih telapak tangannya dan memakaikan sesuatu di jari manisnya.
Melempar selimutnya seketika, mengangkat tangan kirinya untuk memastikan apa yang ada disana setelah Sasuke menyelesaikan tugasnya.
Dari ekspresi wajahnya yang cengoh, Sasuke bisa menebak jika Hinata sangat terkejut sekarang.

"Kau melamarku ?" Bahkan suaranya yang gugup itu membuat Sasuke bangga atas sesuatu.

Mengerjap dua kali untuk menyadarkan diri, Hinata menampar pipi kanannya dan langsung terpekik karena merasa sakit.
Sasuke bahkan mengernyit ngeri saat melihat Hinata menampar dirinya sendiri.
Meraih Hinata dalam dekapannya, memeluknya erat sambil menciumi puncak kepalanya.

"Mmm, kau mau menjadi istriku, Hyuuga Hinata ?"

Lonjakan menggila yang terasa dalam dirinya, dorongan kebahagiaan yang membuat Hinata merasa ingin menangis.
Mengangguk tanpa suara di dada Sasuke yang menjadi tempatnya menyembunyikan diri, Hinata menangis disana untuk waktu yang cukup lama.

"Dasar bajingan. Kau mengacaukan semua impianku." Gumamnya.

Hinata pernah membayangkan, dirinya akan menerima sebuah lamaran dengan suasana romantis yang penuh bunga, berlatar pemandangan indah dan bersejarah.
Bahkan pernah membayangkan, jika dirinya akan menerima lamaran di padang pasir Dubai, di sebuah oasis yang mengagumkan.
Tapi semua itu lenyap hanya dalam sekali hentakan.
Di tempat tidur, kasur berantakan, dan bahkan belum sempat membersihkan diri, apa ini benar-benar sebuah lamaran pernikahan ?

"Setidaknya aku memberimu sebuah cincin yang lebih mahal dari tiket penerbangan internasional di kelas bisnis."

"Ckckckc,, aigoo ..."

Berdecak kasar mendengar perkataan itu, Hinata tidak bisa lagi berpikir benar mengenai apa yang ada di dalam otak lelaki itu.
Tapi yah, setidaknya Hinata mendapat cincin mahal pagi ini, bukan hal yang terlalu buruk.

...

"Kalian mau menikah ?"

Ino adalah orang pertama yang histeris saat melihat Hinata dengan cincin di jari kirinya.
The Winston Blue Diamond Ring, jelas menjadi sorotan Ino sejak melihat kehadiran Hinata yang berjalan bersama Sasuke.
Cincin berlian yang ditaksir seharga 319 Miliar itu bukan sesuatu yang sering dipakai Hinata, karena Hinata tidak terlalu menyukai sesuatu yang mencolok seperti itu.
Dan lagi, cincin itu bisa menjadi sangat berbahaya jika dipakai sembarangan, karena tentu saja mengundang banyak penjahat mendekat.

"Ino, jaga suaramu. Kau mau membuat kekacauan disini ?" Memperingkan dengan suara penuh ancaman yang langsung di respon dengan rengutan dari Ino.

"Hinata, kau membuatku iri. Ouhh, hatiku sakit." Ekspresi berlebihan saat Ino menatap iri pada cincin mahal yang tersemat epik di jari manis Hinata.

Hanya sepersekian detik, sebelum wajah cerah itu muncul dengan senyum lebar.
Menyingkirkan Sasuke yang berdiri di samping Hinata, Ino memeluk erat sahabatnya dengan senyum merekah di wajahnya.

"Akhirnya. Akhirnya kalian berjodoh. Aku sangat senang, Hinata. Sungguh !!"

Hinata tidak tau untuk alasan apa, tapi ia akhirnya ikut tersenyum bersama Ino yang masih mengguncang tubuhnya.
Melirik pada Sasuke yang tersenyum simpul dengan interaksi itu, bukankah mereka sama-sama bahagia sekarang ?

"Hinata, ini harus dirayakan. Kita harus merayakannya." Sekarang Ino yang terlihat lebih antusias di bandingkan Hinata atau Sasuke.

"Ino tenanglah. jangan berlebihan, oke ?"

Hinata memintanya dengan suara halus, menyentuh kedua bahu Ino dengan tangannya.
Ino adalah orang pertama yang tau, bahkan Hinata tidak mengatakannya pada siapapun setelah Sasuke melamarnya dengan asal-asalan.
Hinata hanya berusaha melindungi Sasuke, karena lelaki itu tidak akan lepas dari amukan para lelaki di sekitarnya, seandainya mereka tau bagaimana Sasuke melamarnya.
Tempramen Sehun dan Neji memang sering tidak masuk akal, ditambah lagi dengan ayahnya.
Lengkap sudah !!
Uchiha Sasuke pasti K.O dalam sekali pukulan.
.
.
.
Vote pleasee ❤❤

PERFUMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang