- Happy Reading -
Bukab hanya lelucon, ketika Uchiha Sasuke mengatakan akan melindungi Hinata.
Hanya saja, lelaki itu terlihat lebih bodoh dibanding visualnya yang rupawan.
Sasuke adalah pengunjung tetap ruangan Hinata yang ada di perusahaan ayahnya, dan dengan tidak tau malunya sering sekali menerobos masuk kesana, tanpa mengetuk pintu atau tanpa permisi terlebih dulu.
Hinata jengah dengan ulah kekanakan lelaki sialan yang terus mengganggunya belakangan ini.Duduk bersama di satu meja dengan enam kursi yang kini terisi penuh.
Uchiha Sasuke, Hyuuga Neji, Hyuuga Hinata, Ooh Sehun, Shimura Sai dan Yamanaka Ino.
Mereka bukan peserta rapat tahunan atau apa, hanya sekelompok manusia pembuat masalah yang ingin dimusnahkan Hinata.
Diantara mereka, hanya Sai yang paling netral, tidak terikat apapun dan tidak peduli juga.
Lelaki itu tidak datang karena kemauannya, tapi karena Ino menyeretnya.Ketegangan yang tak terelakkan berasal dari Uchiha Sasuke dan Ooh Sehun yang saling melirik tajam.
Jelas sekali jika kedua lelaki itu tidak cocok duduk bersebelahan, dimana ada sejenis api yang berkobar dalam tatapan mereka.
Menghela napas dengan wajah bosan, pemandangan paling biasa setelah Hinata mempertemukan mereka.
Itu membuat Hinata menyesal karena mereka harus bertemu, meski tidak disengaja sebenarnya.
Hinata jelas tidak bisa melupakan bagaimana kacaunya saat pertama kali kedua lelaki itu bertemu."Oh maaf, aku terlambat."
Kedatangan Matsuri menjadi angin segar untuk Hinata, tidak mungkin mengharapkan Ino akan bersikap biasa setelah melihat Ooh Sehun ada disana.
Ino pernah menyukai Sehun, dan mungkin sekarang juga masih menyukainya, itu yang membuat Hinata tidak bisa mengharapkan kewarasan dari nona pirang yang terlihat memberi tatapan penuh damba pada Sehun yang duduk di seberang meja."Syukurlah kau baik-baik saja."
Hinata memberi pelukan ringan pada Matsuri, merasa lega saat akhirnya gadis itu bergabung bersama mereka.
Matsuri tersenyum sekilas, mengusap kening berkeringatnya dengan punggung telapak tangan.
Duduk di sebelah Neji setelah menyapa beberapa orang yang sudah lebih dulu berada disana, mengeluarkan sebuah file dalam memory card yang dibawanya dalam kotak kecil terkunci."Aku tidak tau ini akan membantu atau tidak, tapi lebih baik kau melihatnya, Hinata."
Hinata mengangguk setuju, mengambil memory card dari tangan Matsuri dan bersiap untuk melihat tayangan apapun yang akan dilihatnya.
Di memory card sebelumnya, Hinata harus muntah saat melihat berbagai adegan dewasa yang dilakukan ibu tirinya di ruang tamu rumahnya.
Seharusnya mereka lebih pintar memilih tempat untuk bercinta, agar tidak mendapat masalah saat Hinata mulai menyelidikinya."Auhhh ... menjijikkan. Dasar jalang."
Berteriak keras dengan ekspresi jijik, sekali lagi disuguhi pemandangan tak layak tonton yang langsung membuatnya histeris.
Ino tertawa konyol melihat ekspresi Hinata dengan wajah memerahnya, menertawakan kepolosan sahabatnya yang kelewat naif."Matsuri, kau mau mengajariku jadi orang mesum ?"
"Tentu saja tidak. Aku hanya memberitau apa yang dilakukan ibu tirimu saat di rumah. Nyalakan lagi, kau harus tau siapa kali ini."
Lewat matanya, Matsuri seperti memancing Hinata agar tetap menyelesaikan tontonan itu.
Bukan adegannya yang seharusnya Hinata lihat, tapi sosok lelaki yang tertangkap kamera pengintai miliknya adalah bagian paling penting."Lihat saja, Hinata." Neji berkomentar.
"Eyy, kau gila ? Kau mau merusak otaknya ? Dasar berandal." Sehun menyahut keras, menentang dengan wajah tak senang atas komentar Neji.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFUME
FanfictionHyuuga Hinata tidak akan menyerahkan hidupnya kepada seorang lelaki. karena dirinya lebih berharga, daripada seonggok kalimat bernama cinta. Uchiha Sasuke tidak akan pernah bisa menerima penolakan. Baginya, penolakan adalah aib. Obsesimya kembali ba...