Limabelas

2.8K 341 6
                                    

- Happy Reading -

Seminggu, hari dimana Hinata memikirkan dengan sangat serius mengenai dirinya dan perasaannya.
Bukan hal mudah baginya untuk melepaskan diri, karena keterikatan itu terlalu lama mengakar dalam hatinya.
Jadi, apa yang dipikirkannya saat sekarang ia bersikap layaknya manusia bodoh dengan mendatangi Bandara yang ramai pada siang hari yang panas.
Bahkan Ino secara terang-terangan mengejek dan menertawakannya, begitu pula dengan Neji yang terus menggodanya seharian ini.
Hinata menebalkan telinga dari berbagai siksaan yang dilakukan orang-orang di sekitarnya hari ini.

Sasuke akan pulang, Neji sudah memastikan itu.
Itulah alasan kenapa Hinata berada disini sekarang, layaknya orang bodoh yang menunggu dengan kegugupan yang membuat dadanya berdebar melebihi batas normal.
Hinata sudah memikirkannya, mengambil keputusan yang dirinya sendiri berharap tidak akan menyesalinya di kemudian hari.

"Hinata ?"

Hinata terhenyak saat Sasuke sudah berdiri dihadapannya, lelaki itu memandangnya heran saat melihat Hinata ada disana.
Sasuke hanya tidak mau berharap, kau tau apa itu kan ??
Hinata mendongak dengan wajah heran, darimana datangnya lelaki itu ?

"Apa yang ..."

Pertanyaannya terputus ketika Hinata memeluknya dengan erat, gerakan spontan yang membuat Sasuke kembali dibuat heran dengan ulahnya.
Mengutuk dirinya sendiri, Hinata pasti sudah kehilangan akalnya karena membuat dirinya sendiri malu didepan umum seperti ini.

"Aku merindukanmu." Pernyataan dengan suara lirih yang dibisikkan olehnya, Hinata tidak bisa membayangkan sudah semerah apa wajahnya sekarang.

Sasuke tidak bisa menahan senyumnya, memberi pelukan balasan yang lebih erat dari yang dilakukan Hinata padanya.
Perasaan girang seperti memenangkan sesuatu itu tidak bisa dihindarinya, ini jauh lebih membahagaiakan daripada memenangkan lotre senilai miliaran rupiah.
Sasuke merasa dirinya dihargai, usahanya untuk mendekati Hinata yang keras kepala dan penuh proteksi pada diri sendiri.

Hinata tidak bisa mengelak lagi, tidak bisa mundur karena keraguannya sendiri.
Sasuke sudah terlalu sering mengejarnya, mencoba memperjuangkannya selama ini.
Jadi, saat lelaki itu kembali, itu artinya Hinata yang harus ganti meraihnya, menerimanya.
Jika ia tetap ragu pada emosinya sendiri, itu hanya akan menjadi boomerang untuknya.
Jadi, sebelum Hinata menyesali semuanya karena terlambat menyadari perasaannya, akan jauh lebih baik jika ia memantapkan diri dan juga hatinya.

...

Insiden bandara itu menyebar dengan kecepatan yang tidak main-main.
Tajuk berita mengenai Hinata dan Sasuke yang sedang berpacaran menjadi tranding topik seantero Jepang hanya dalam waktu kurang dari 24 jam.
Dimana ada banyak sekali artikel tentang mereka yang diterbitkan.

Para lambe turah dan akun gosip online berlomba-lomba mengorek lebih dalam pada hubungan mereka yang dicurigai sudah terjalin lama tanpa sepengetahuan orang lain.
Pencarian atas nama Hyuuga Hinata dan Uchiha Sasuke merajai seluruh jaringan internet, dengan beberapa video amatir yang entah darimana munculnya.

Hinata memijit pelipisnya yang berdenyut setelah mematikan sambungan telepon.
Tawaran wawancara membanjiri La Vien Ròse selama seharian ini, dan itu membuat Hinata pusing bukan main.
Pekerjaannya masih menumpuk, dan sekarang ia terlibat dalam skandal besar yang membuat harga saham La Vien Ròse melonjak cepat.
Okelah, anggap saja itu kabar paling baik yang bisa didengarnya.
Sekarang, Hinata kembali mengutuk diri sendiri karena mengambil tindakan ekstrem yang membuat namanya semakin menjadi buah bibir.

Pintu ruangannya terbuka tanpa ketukan, tepat ketika Hinata sedang menjatuhkan kepalanya diatas meja dengan sebuah buku tebal diatasnya.
Rasanya, ia ingin mengubur dirinya sendiri atas kegilaannya.
Sialan, baru juga mulai mengecap cinta, Hinata harus menjadi tranding topik dunia hanya karena skandalnya.
Meladeni lidah tak bertulang yang nyatanya bisa lebih kejam daripada racun mematikan.

PERFUMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang