Part 4 : Marah

12.4K 642 16
                                    

🍁Semua manusia memiliki emosi, hanya saja manusianya sendiri yang tidak pandai menempatkan diri🍁
.
.
.

Vote and comentnya guys😊 Biar lebih semangat nulis lagi

***
LARA POV

Papa nyuruh gue untuk turun kebawah, dan papa bilang harus bersikap baik di depan tamu, gue nurut apa kata papa dan turun kebawah, gue tekejut karena tamunya itu pak dokter, gue bingung apa maksudnya kesini bersama kedua orang tuanya, tanpa berfikir lagi gue langsung mendekati semua, kalian tau? Gue terkejut karena pak dokter mau ngelamar gue! Gak gue gak akan mau. *Bayangin aja kalian dinikahi sama orang yang gak kalian suka sama sekali itu kayak apa perasaan kalian? Seneng apa sedih?, tulis di coment ya

Gue gak terima aja main jodoh-jodohin tanpa sepengetahuan orangnya dan anehnya papa kok nerima aja? tanpa pikir panjang aku mutusin ngajak dokter untuk ngejelasin semua ini, ya iyalah siapa coba yang terima diginiin? Oke lanjut, sampai dimana kami cuma berdua, aku langsung tanyak semua hal yang gue bingungin, kenapa dia mau nikahi gue, kenapa dia mau ini itu, semua gue tanyak. Sampai akhirnya gue denger kenyataan yang menyakitkan bagi gue, huh papa rela ngejual gue. Siapa sih yang gak sakit denger kata ini? sakit banget tau dengernya.

Setelah semua keluarga pak dokter pulang, gue langsung bicara sama papa

Gue menahan air mata yang hampir jatuh, sebisa mungkin menahan sesak didada dan tanya ke papa "Pa apa maksud papa ngejual lara?"

Papa langsung melihat ke gue sampai terkejut "Ini demi kebaikan kamu sayang, perusahaan papa mulai bangkrut dan harus menggunakan dana yang lumayan besar kalau kita susah maka kamu juga yang akan susah" alasan papa dengan nada tinggi

"Tapi pa- "

"Sudah, sudah, kamu harus menikah, papa gak mau tau alasan kamu!"

Gue gak sanggup lagi menahan air mata ditambah mendengar jawaban dari papa "hiks..Papa jahat!, papa udah gak sayang lagi sama lara"

"Sayang, papa sayang banget sama kamu, karena papa sayang makanya papa mau menikahkan kamu, gini aja, papa akan memberikan apapun yang kamu mau!"

"lara cuman mau papa ngertiin kondisi lara, itu aja pa!" Gue langsung pergi ke kamar meninggalkan papa sendiri

Gak ada yang bisa ngertiin gue, semuanya selalu mementingkan dirinya sendiri.

TOK TOK TOK

"Sayang bangun! Udah siang!" Panggil mama dari balik pintu

Mata gue terasa berat tanpa buka mata gue jawab panggilan mama "Iya ma, bentar lagi"

"Bentar lagi?,coba kamu lihat dulu jam berapa!" Marah mama

Gue melihat jam yang berada di samping atas meja, gue langsung terkejut karena sudah menunjukan jam 7, 15 menit lagi gerbang sekolah ditutup "APA? JAM 07.15?"

Aku langsung lari ke kamar mandi. Sepuluh menit selesai, aku segera turun kebawah dan melihat bang cio lagi membersihkan motornya

"Bang anterin"

"Iya"

Selama 5 menit, sampai juga kesekolah, gak kebayang kayak apa bang cio bawa motornya dengan secepat kilat.

Gue langsung lari, dan untungnya pintu gerbang belum ditutup

Seseorang menepuk punggung gue dari belakang "Ra kok lu lama bener datangnya, biasanya cepat?" Tanya mitha teman gue

"Iya gue kesiangan"

"Ra mata lo kok bengkak?"

Gue bingung mau jawab apa tanpa pikir panjang gue jawab "Kena kencing coro mit, hehe"

My Lara [SEGERA TERBIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang