🍃waktu bagaikan angin, terasa tapi sering diabaikan🍃
..
.
Happy Reading guys😊
____________________________
Waktu semakin cepat, 2 Minggu sudah berlalu, saatnya kedua pasangan ini memilih baju pengantin dan sekarang mereka berada di butik ternama
"Sayang, kamu suka baju yang mana?" Kata dilara mamanya lara
"Terserah mama aja deh" malas lara
Rangga melihat baju abu-abu yang tampak indah dipandang "Tante, yang warna Abu-abu itu bagus" saran rangga
Dilara melihat ke arah suara "Iya bagus tante suka, kita ambil yang itu aja ya?"
"Iya tan"
Dilara melihat ke arah lara "ra kamu coba dulu bajunya" perintah mamanya lara
Lara bangkit dan mengambil baju itu "iya"
"Kamu juga coba ga" suruh mamanya lara ke rangga
"Iya tan"
Mereka mencoba pakaian yang sudah dipilih, 5 menit Rangga sudah keluar dari mengganti pakaian sedangkan lara tak kunjung keluar. 10 menit kemudian lara melangkahkan kakinya keluar, betapa terkejutnya Rangga melihat lara sangat cantik seperti Ratu bidadari
"Cantik sekali" gumam Rangga pelan tapi masih bisa didengar
Lara melihat ke arah suara "Apa?"
"Gak" jawab rangga salah tingkah
"Mbak kita pilih baju pengantin warna Abu-abu, warna kuning Gold, warna Hitam putih, warna pink, dan warna Biru, Semuanya berapa mbak?" Tanya rangga
"600 juta pak"
*gilak woy 600 juta, kalau author udah beli rumah😂Rangga terlihat santai seoalah 600 juta seperti 600 ribu"Oh iya nanti saya kirim kerekening"
"Siap pak"
Asalkan kalian tau, baju yang mereka beli itu, bukan baju yg pernah di pakai, tapi baju nya masih baru dan mewah dilapisi mutiara asli *kebayang gak kalau udah nikah cemana?, kalau author palingan cuman nyewa sehari doang bajunya..wkwkwk
Sesampainya di rumah masing-masing, lara merebahkan badannya di tempat tidur sendiri.
Tiba-tiba cio nyelonong masuk dan ngagetin lara "Hei dek lo bentar lagi bakalan menikah!"
Lara memegang dadanya kaget "Ya terus?"
"Gue bakalan rindu lah, otomatis lo tinggal sama suami lo"
Lara menatap abangnya malas "Udah lu tenang aja pernikahan ini gak akan terjadi!"
"APA?, lo yakin?" Tanya cio tidak percaya
"YAKIN!" jawab lara dengan pede nya
"gue gak percaya sama lo"
"Gue gak nyuruh lo buat percaya bang!"
Cio berpikir sebentar "Memangnya lo mau ngerencanai apa?"
"Ada deh"
"Lo ya mainnya sendiri-sendiri aja!" Ucap cio gak terima
"Hehe karena ini masalah gue"
Cio menatap lara kesal "Iyaa terus aja lo gak nganggap gue!"
"Abang gue yang gue sayangi selalu ada di mata gue"
"Mana buktinya?"
"Ini lo didepan gue, hahaha" jawab lara sambil tertawa
"Ah lo gak asik!" Marah cio
Lara mencoba menenangkan abangnya "Haha, bukan gitu abang gueee, masalah ini cuman gue sendiri yang bisa ngatasinya, lo lihat aja nanti apa yang terjadi dan no coment!"
Cio tampak menyerah melawan adik satu-satunya ini "Iya deh terserah lo, Btw lo gak cinta apa sama dokter itu?"
"Ya gak lah gue kan- "
TOK TOK TOK
Bi ani mengetuk pintu kamar lara "Non, Den, di panggil tuan dibawah" kata bi ani dibalik pintu
"IYA BI"
Mereka langsung turun ke bawah untuk mengetahui ada apa papanya memanggil
Lara melihat papanya sedang duduk santai di ruang keluarga "Ada apa pa?"
"Gimana gaun pernikahannya?" Tanya Eiji
Lara menghela nafas pelan "Sudah siap pa" jawab lara malas
"Baguslah kalau gitu"
"Papa manggil kesini cuman buat nanya itu?" Tanya lara yang mau pergi
"Kamu duduk dulu sayang, papa cuman mau tau keadaan kamu"
"Lara baik kok pa"
"Kamu jalani dulu hidup dengan dokter itu, pasti bakalan senang, karena dokter itu sangat kaya, otomatis apa yang kamu mau pasti diberikan" saran Eiji
Lara menahan sesak "Lara cuma mau cinta pa, lara tidak cinta sama dokter itu pa"
"Semakin berjalannya waktu cinta itu bakalan tumbuh dengan sendirinya sayang" kata dilara mamanya lara
"Iya mama kamu dulu, mama kamu itu tidak cinta sama papa, cuma papa yang cinta sama mama kamu sampai setengah mati, bahkan papa rela mengganti Agama papa, demi mama kamu!, Sebesar itu cinta papa, Tapi semakin berjalannya waktu, mama kamu jadi luluh dan akhirnya mau menikah dengan papa" jawab Eiji sambil mengusap pelan kepala anaknya
"Tapi pa, ini beda ceritanya, sebenarnya lara itu- "
DRRTT DRRTT DRRTT
Deringan Handphone disaku Eiji berbunyi
Eiji kaget melihat nama orang yang ada di hp nya lalu segera menekan tombol hijau "Hallo"
Mama ga mawaru!
Genki?
Nani? Mama wa Indoneshia ni ikitai?
Okāsan, daijōbudesu, wa i,-ka ni kaette kudasai! Hai, ashita o bāchan ga anata o mukae ni ikimasu.
Lara melihat ke arah papanya yang berbicara bahasa asing "Apa kata papa bang?" Bingung lara
"Mana gue tau"
Eiji sudah mengakhiri panggilan dari mamanya "besok nenek kamu mau ke indonesia"
"Nenek yang mana pa?" Kata lara
"Nenekmu yang dari jepang"
"Loh masih hidup, cio fikir udah gak ada"
lara menyenggol lengan abangnya "Eh mulut!"
"Ya karena kan gue gak pernah jumpa nenek dari gue lahir sampai sekarang!"
"Iya juga, kita kok gak pernah kerumah nenek yang di jepang pa?" Tanya lara
"iya soalnya papa sibuk"
"Tapii pa- " lara belum selesai bicara sudah di potong oleh papanya
"Besok pagi kalian jemput nenek kalian di bandara ya?"
"Kami gak tau wajahnya dan seperti apa nenek pa!" Tanya cio
"Iya nanti papa kirim ke kalian foto nenek, dan besok pagi-pagi kalian harus sudah ada di bandara jam 7!"
"Apaaa?" Kompak lara dan cio
"gak ada penolakan!"
Setiap yang papanya perintahkan harus dikerjakan kalau tidak, papanya akan marah besar.
#baca cerita selanjutnya ya...jangan lupa komen kalau cerita ini kurang bagus atau gimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lara [SEGERA TERBIT] ✔
Teen FictionTAHAP REVISI! (PART MASIH LENGKAP) Disaat semua wanita sibuk mengubah wajahnya agar terlihat cantik, lain dengan lara yang menutupi wajahnya karena tidak ingin dilihat semua orang, bukan karena ia tidak cantik, justru kecantikannya diatas rata-rata...