Happy reading!😊 jangan lupa kritik dan sarannya
***
Mereka berada dirumah sakit tempat Rangga bekerja, saat melangkahkan kaki kedalam rumah sakit, semua yang ada dirumah sakit terlihat senyum ke arah rangga dan memberi rasa hormat, rangga membalas dengan senyum tipis dan langsung jalan kedepan"Ga, semua yang ada disini kok senyum ke lo?" Tanya lara merasa aneh
Rangga hanya berjalan cepat memasuki ruangan tanpa membalas perkataan lara dan lara semakin kesal dibuatnya.
Sekarang lara berada di ruangan pribadi rangga yang begitu besar dilengkapi dengan tempat tidur, sofa, televisi, dan kamar mandi, ruangannya sudah seperti hotel
TOK TOK TOK
suara gederan pintu mengalihkan mereka"Masuk" kata rangga dari dalam
"Dokter, ada pasien yang hanya mau dokter menanganinya" kata seorang dokter juga
"Iya nanti saya kesana, kamu bisa tangani dulu"
"Baik dok"
Setelah dokter tadi keluar, rangga berbicara dan menatap lara "Mau ikut atau disini?"
"Disini"
Saat rangga berjalan mau keluar, lara menghentikan langkahnya "Bentar"
"Ada apa?" Tanya rangga
"Heran gue, ruangan lo kok besar banget dan kenapa tadi semua orang kayak menghormati lo, atau jangan- jangan rumah sakit ini juga punya lo?" Tanya lara yang heran sedari tadi
"Iya"
Lara kaget "Apa?, lo kok gak pernah cerita?"
"kamu Gak nanya" jawab rangga santaj
"Harus kali nunggu gue tanyakin dulu" lara sangat kesal hari ini
Rangga yang tidak mau membahas langsung pergi keluar tanpa menjawab lara
"Gitu aja terus!" Kesal lara
Kini tinggalah lara sendiri, lara masih menatap ruangan rangga yang begitu besar juga lengkap, dan tiba-tiba ia kembali mengingat kejadian di kampus, waktu ia bertemu vano, ia bingung harus apa jika bertemu kembali, dan tidak bisa ia pungkiri ia masih mencintai vano dalam diam, ia ingin kembali bersama vano dan memulai hidup bahagia bersama nya, tetapi ia takut rangga akan sangat marah jika ia mengetahui semua ini dan apakah ia meninggalkan rangga demi bersama vano? Entahlah ia sangat bingung
Tes Tes Tes
Tetesan air mata kembali membasahi pipinya, ia sangat pening memikirkan hal itu kalau ia bisa milih maka ia pasti memilih vano tetapi ia tidak tega melihat rangga, ia tidak henti selalu memikirkan itu sampai akhirnya ia tertidur
30 menit kemudian
Rangga masuk kedalam ruangannya dan melihat lara tertidur di sofa, Saat rangga mendekat ke lara untuk mengelus pipi lara, ia terkejut dan beralih ke kening lara "panas"
Rangga berlari mengambil air dalam mangkuk lalu memasukan sapu tangan yang ia bawa kedalam air dan ditaruk di dahi lara sambil mengelus lembut kepala dan pipi lara
"Maaf,maaf" lirih lara pelan dalam tidurnya
Rangga yang melihat lara seperti itu bingung kenapa bisa padahal lara tadi baik-baik saja
Pelan-pelan lara membuka matanya, matanya tertuju ke arah rangga, "guue ke-napa?"
"Sakit"
Lara bangkit dan memegang dahinya yang terdapat kain lalu mengambilnya "gue mau pulang"
"Gak, disini aja!"
"Pulang!" Mata tajam lara menatap rangga
"Oke" rangga mengangkat tubuh lara ala bridel style dan membawanya pulang
"Rangga turunin gue" teriak lara
Rangga tidak menggubrisnya
"Rangga, gue mohon turunin gue" memukuli dada rangga pelan
"Rangga!"
Rangga terus menggendong lara tanpa mempedulikan tatapan banyak orang hingga sampai didalam mobil
"Lo ya!" Lara sangat marah Sedangkan rangga terlihat santai
Sampai nya dirumah, lara langsung menuju ke kamarnya, rangga yang khawatir pun mengikutinya
"Kenapa?" Tanya rangga
Lara tidak menjawab dan langsung menidurkan badannya, Rangga yang tidak mendapat jawaban pun langsung pergi entah kemana
Selang 10 menit rangga kembali membawa segelas air putih dan obat
"Minum dulu"Lara bangkit dan duduk "iya, nanti gue minum"
"Sekarang!"
Lara merebut obat ditangan rangga dan meminumnya dengan air "udah" kesal lara
Tiba-tiba lara ingat sesuatu lalu bangkit pergi untuk mengambilnya
Saat lara mau berjalan mengambil barang penting lara dihentikan oleh rangga
"Tunggu"Lara berbalik "ada apa"
"I-tu ka-mu ber-darah" gugup rangga untuk mengatakan bahwa di bokong lara ada bercak darah
Lara yang terkejut pun, melihat kearah bokongnya dan ya benar sepertinya lara lagi datang bulan, ia sangat malu dan berjalan mundur menuju ke kamar mandi
"Mampus gue lupa pembalut gue habis, haduh gimana ini" gerutu lara didalam
Apa gue minta tolong rangga aja ya
Dan tanpa pikir panjang lara memanggil rangga "rangga" teriak lara dari dalam
Rangga yang merasa dipanggil langsung mendekat ke arah kamar mandi "iya?"
"Gue minta tolong"
"Apa?"
"Belikan pembalut" kata lara dengan cepat menahan malu dibalik pintu
Rangga tidak menjawab dan langsung berjalan pergi.
#gimana? Lanjut?
Coment kalian dong😢
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lara [SEGERA TERBIT] ✔
Teen FictionTAHAP REVISI! (PART MASIH LENGKAP) Disaat semua wanita sibuk mengubah wajahnya agar terlihat cantik, lain dengan lara yang menutupi wajahnya karena tidak ingin dilihat semua orang, bukan karena ia tidak cantik, justru kecantikannya diatas rata-rata...