***
"Ga bangun ga""Ga gue mohon bangun" lara terus menepuk pipi rangga pelan
"Ga maafin gue"
Lara menangis
"Hiikss ga..hikss"Rangga membuka matanya perlahan
"Ga udah bangun" lara tersenyum
Rangga yang sadar langsung mengusap air mata lara "jelek kalau nangis" rangga tersenyum, tersenyum dengan penuh luka dihatinya
"kenapa sih ga, lo masih tetap sayang sama gue" batin lara dan ia tersenyum ke rangga dengan hati terluka
Dan rangga melihat sekelilingnya, ia masih berada di kamar dan tiba-tiba ia teringat sesuatu, ia mengambil sesuatu di sakunya
"Ra, kalung ini untuk kamu" rangga tersenyum
Sedangkan lara tidak percaya, kalung itu diberikan untuk lara
Rangga mengambil tangan lara, dan memberikan kalung yang ia beli tadi kepada lara, dan lara menerima dengan gugup
"Ra, jangan tinggalin aku ya" kata rangga
Deg
"Gu...ee gaak bisa ga" lara terus mengeluarkan air mata
Rangga memalingkan wajah dan menahan air mata agar tidak jatuh
Tes Tes Tes
Rangga tidak kuat menahan air matanya, sungguh ia sangat lemah, "bahkan saat aku terluka pun kamu belum bisa nerima aku ra" dalam hati rangga
"Ra, aku butuh sendiri" rangga berkata pelan sambil tersenyum
Lara yang mengerti pun langsung berjalan keluar ke kamarnya
"Aku akan bertahan ra, walaupun kamu gak pernah membuka hati untukku, aku akan membuat kamu sampai mencintai ku ra" kata rangga menangis dan tersenyum, hatinya penuh luka kenapa ia bisa bertahan setelah dilukai, kemana rangga yang kuat, rangga yang tegas, rangga yang tidak pernah menangis, rangga yang tidak pernah menunjukan luka, kemana semua itu?, hilang karena orang yang sangat dicintai, itulah kelemahannya, ia masih bertahan demi orang yang dicintai
Benar kata orang, lelaki akan lemah saat ia benar-benar mencintai wanita
Dikamar, lara juga menangis, ia sangat dilema, ia bingung kenapa ia bisa setega itu, ia juga tidak mau menyakiti hati rangga, tapi ia juga tidak mau mengecewakan vano, lelaki yang ia cintai, mungkin keputusannya benar, ia akan meninggalkan rangga demi vano, ia akan menikah dengan vano
Saat ini untuk menjernihkan pikirannya, ia pergi ke taman, ya, dia harus ke taman
Telah berjalan sekitar 15 menit tidak jauh dari rumahnya ia sudah sampai di taman, di taman banyak orang yang berkeliaran, terutama bagi yang punya pasangan dan membawa anaknya, ramai... ya tempatnya ramai tapi tidak dengan hatinya, hati yang gelap, sunyi seperti tidak ada cahaya
Tes Tes Tes
Air mata membasahi pipinya lagi dan lagi, mungkin ia sudah tidak sanggup menahan air matanya sehingga ia bisa keluar kapan saja
"Lara"
Seseorang memanggilnya, dengan cepat ia mengapus air matanya
"Eh silla"
"Lo kok ada disini?"
"Gue..." lara tidak sanggup menceritakannya sehingga ia menangis
"Cerita ra, gue kan sahabat lo, lo masak gak percaya sama gue"
"Hikks.. gue bingung mau cerita dari ...hikss mana"
"Ya lo cerita dari awal lah biar guenya ngerti"
"Tapi lo harus janji jangan bilang kesiapapun ya?"
"Iya tenang aja"
"Sebenarnya Dosen rangga itu...
"Iya?" Langsung dipotong silla penasaran
"Suami gue"
"Apa?" Teriak silla sangat kaget
"Sumpah lo?"
"Iya silla"
"Wah parah lo gak cerita ke gue "
"Ini kan gue cerita silla" kesal lara
"Seharusnya kan dari awal lo cerita"
"Ya maaf, itu privasi jadi gak boleh asal sebar"
"Terus masalahnya apa?"
"Masalahnya gue udah tunangan sebelum nikah"
"Apa?" Teriak silla lagi yang ini lebih kaget dari sebelummya
"Gila ya lo ra"
"Gue gak tau kalau tunangan gue bakal balik, gue kira dia udah lupa"
"Lahh" silla hanya menanggapi dengan gitu
"Jadi menurut lo gue harus apa sil?" Tanya lara
"Mending lo nikah sama tunangan lo deh, karena dia kan yang ngajak lo nikah dari awal"
"Tapi sil gue gak sanggup nyakiti rangga"
"Itu udah resiko dia lah"
"Kok gitu?".
"Ya suruh siapa nikahi orang yang udah tunangan"
Lara tampak berfikir, "ia juga ya, yang maksa nikahi gue kan dia, sampe dia beli gue" batin lara
"Makasih ya sil, kalau gak ada lo mungkin gue bingung mau cerita kesiapa"
Silla tersenyum sebagai jawabannya.
Lanjut 👉
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lara [SEGERA TERBIT] ✔
Подростковая литератураTAHAP REVISI! (PART MASIH LENGKAP) Disaat semua wanita sibuk mengubah wajahnya agar terlihat cantik, lain dengan lara yang menutupi wajahnya karena tidak ingin dilihat semua orang, bukan karena ia tidak cantik, justru kecantikannya diatas rata-rata...