Jam menunjukkan pukul sembilan malam. Suasana di rumah kosong tampak sepi. Akar pohon yang sudah menjalar dan tumbuh di dekat tembok yang retak menambah kesan angker dan sedikit lembab. Beberapa crew sedang mempersiapkan peralatan, sebagian sedang menyisir lokasi.
"Yakin nih Bos gua makan di rumah tua? Trus ini rumah siapa?" tanya Evan dengan wajah sedikit takut.
"Iya lah.. Gila lu… ini tuh ambience nya dapet banget, coba lu liat suasanyanya, auranya, trus dinginnya juga dapet. Ini bakal bikin penasaran dan pasti banyak yang nonton." kata Bosnya Evan.
"Ya ampun demi konten, seberjuang ini ya… lagian dingin dari mananye? Gak ngerasa ini lembab banget udaranya? Baru kali ini gua suruh makan di ruangan horor gini." kata Evan.
"Ia kan suasanya seolah-olah dingin, pasti yang liat merasakan hal itu Van. Ya udah yuk kita masuk!" kata Bosnya.
"Gak besok siang aja Bos?" tanya Evan.
"Kalo siang bukan uji nyali dong, tapi uji kelayalan." jawab Bosnya sabil berjalan masuk dan membawa kamera ke dalam rumah kosong itu. Kemudian perlahan Evan pun mengikuti Bosnya masuk ke dalam rumah itu. Hawa lembab dan suasana mistik mulai terasa, senyap, menggema, dan lembab menyatu menghias suasana malam itu.
"Ok, siapin nih Evan di make up tipis aja, biar gak terlalu mengkilat wajahnya, oh ya jangan lupa siapin produknya sama script opening nya ya! Lighting jangan terlalu banyak, check clip on sama marking nya buat Evan duduk." kata Bosnya sambil menyuruh anak buahnya mengerjakan sesuai job desk nya. Sementara Evan dengan wajah cemas hanya mengusap lehernya. "Lu belum makan kan? Tuh udah gua siapin minuman soda dingin buat lu, tapi gua mau lu nikmatin cilok meledaknya ya, natural aja gak usah over."
"Emang enak ciloknya?" tanya Evan.
"Tau deh, kan lu yang cobain." jawab Bos nya.
"Emang gak ada yang testerin sebelum di konsumsi sama gua?" tanya Evan.
"Enak kok, gurih, ya karena gua suka ya enak sih. Gak tau lu suka pedes apa nggak, udah gua angetin nih trus gua taro di tempat yang hangat." kata seorang crew.
"Ntar kalo gua keselek gimana? Kalau gak enak gimana?" tanya Evan dengan wajah cemas.
"Enak kok, mau cobain dulu?" tanya Crew nya.
"Jangan, nanti kita gak dapet ekspresi si Evan." kata Bosnya.
"Bisa lah Bos, kan gua bisa acting." sahut Evan.
"Udah ntar aja. Gimana semua udah ready? Oke Van lu duduk di marking yang udah di siapin tuh, scrip nya lu baca sebentar dulu. Nanti ada bantuan tulisan kok di bawah kamera. Ayoo.. Kita mulai take ya!" kata Bosnya.
Setelah di make up tipis Evan duduk di tengah suatu ruangan dan menghadap kamera dan membawa sekotak cilok meledaknya, terlihat beberapa crew sudah stand by di hadapan Evan.
"Ya ampun… gak sekalian gua makan sambil naek pontang panting aje sih! Oke.. Oke.. I love my job, this is my passion, sabar.. Sabar… mayan duit nya banyak… smoga gak ada kejadian apa-apa.." gumam Evan. Setelah take Evan pun mulai beraksi mengucapkan sesuatu yang sesuai materi produk dan script. Perlahan saat Evan mencoba cilok meledaknya ia benar-benar menikmatinya, Bos dan crew yang lainnya saling memandang dan mengangguk takjub atas talenta yang Evan miliki.
"Oke Cut! Bagus nih! Lu minum dulu Van, biar gak keselek." kata Crew nya. Kemudian Evan meneguk sebotol soda dingin. Namun ia merasa seperti ada yang meniup kupingnya dari belakang. Evan pun menoleh ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA 5 ( I can see you dying) TAMAT BAB 1-30 END✔️
Horrorini adalah lanjutan cerita Jingga 1,2,3 dan 4 Berawal dari tiga sahabat dan Dua mahasiswi yang bernama Icha dan Vika yang menempati kostan dengan bangunan yang sudah di renovasi. Terdapat anak-anak yayasan dan seorang Ibu pengelola yang dulunya men...