Sore itu Vika berdiri di depan sekolah sambil membawa tas tenteng berwarna abu-abu. Beberapa guru pun berjalan keluar dan menghampiri Vika.
"Eh kamu juga mau pulang? Kamu naik apa?" Tanya seorang guru."Iya Bu, saya nunggu temen Bu." jawab Vika dengan gestur sedikit malu.
"Oh temen, jauh gak rumahnya?" tanya Ibu guru.
"Gak begitu jauh Bu, kalau Ibu naik apa?" tanya Vika.
"Saya di jemput anak saya." jawab Ibu Gurunya. Tak lama sebuah motor menghampiri dan membuka helm berwarna putih. "Eh anak saya sudah datang." sahut Ibu guru. Terlihat seorang laki-laki dengan postur yang tinggi, kulit berwarna cokelat manis tersenyum menatap Vika. "kok senyum-senyum? Hayo jangan ganggu Ibu Vika ya."
"Nggak mah.." jawab anak Ibu guru, tak lama sebuah mobil sport berwarna hitam mengkilat datang mendekat.
"Bu, maaf saya pamit dulu, mari Bu.. Mari Ka…" sahut Vika dan langsung masuk ke dalam mobil. Kemudian mobil itu melaju meninggalkan gerbang sekolah.
"Mah cantik juga ya, dia guru disini?" tanya anak itu.
"Bukan.. Dia kerja di tata usaha. Hayo genit nih anak mamah." jawab Ibu guru.
"Hehehhehe, salamin ya mah…" sahut anaknya.
"Kamu gak liat tadi dia di jemput mobil bagus? Itu pasti pacarnya. Udah ah yuk pulang! Gak usah genit!" sahut Ibu gurunya. Kemudian motor itu melaju ke jalan meninggalkan sekolah.
Di dalam mobil Vika hanya terdiam sambil menatap jalanan. Terlihat Aldo tersenyum sambil memgendarai mobilnya.
"Tadi siapa yang sama kamu? Guru di kelas ya?" tanya Aldo.
"Iya, tadi di jemput sama anaknya naik motor." jawab Vika.
"Oh anaknya, trus kamu di godain gak? Ditatap gak matanya? Dia senyum gak sama kamu?" tanya Aldo.
"Gak di godain kok, kalo natap ya aku sih liat kan dia nyapa senyum. Kamu cemburu ya?" tanya Vika.
"Oh dia senyum. Menurut kamu gantengan dia apa aku?" tanya Aldo sambil tersenyum.
"Ah kamu tuh.. Aku gak perduli mau kaya gimana, aku tetep sayang sama kamu kok." sahut Vika sambil mengusap pipi Aldo. Sementara Aldo menikmati usapan tangan Vika.
"Sayang aku boleh minta tolong gak?" tanya Aldo.
"Boleh… apa?"
"Tolong buka di laci deh." kata Aldo, sementara Vika pun membuka laci mobil dan melihat ada setangkai bunga mawar merah yang tangkainya terbungkus plastik transparan dan pita berwarna merah muda.
"Ini… kok ada bunga? Kamu abis janjian sama cewek lain ya?" tanya Vika dengan nada meninggi.
"Bukan sayang, itu buat kamu." jawab Aldo sambil tersenyum.
"Hah buat aku? Tunggu deh.. Ini bunganya kok sama kaya yang kemaren kiriman ke sekolah?" tanya Vika.
"Tau dari mana?"
"Pita nya sama motifnya. Jangan.. Jangan….." sahut Vika.
"Hehehe.. Iya sayang itu aku yang kirim."
"OMG kamu romantis banget, makasih ya sayang." jawab Vika sambil mencium pipi Aldo. Sementara Aldo hanya tersenyum dan memandang Vika.
"Sama-sama, coba di dalem plastiknya buka deh sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA 5 ( I can see you dying) TAMAT BAB 1-30 END✔️
Terrorini adalah lanjutan cerita Jingga 1,2,3 dan 4 Berawal dari tiga sahabat dan Dua mahasiswi yang bernama Icha dan Vika yang menempati kostan dengan bangunan yang sudah di renovasi. Terdapat anak-anak yayasan dan seorang Ibu pengelola yang dulunya men...