BAB 21

1K 86 55
                                    

     Bola masuk ke dalam ring saat Yasa melempar nya dari jarak yang sedikit jauh, suara tepukan riuh terdengar dari samping lapangan. Dengan tersenyum manis Yasa menoleh ke arah Nadine yang duduk memandang Yasa, kemudian ia menghampirinya saat latihan telah berakhir.

Dengan cekatan Nadine memberikan handuk kering pada Yasa dan sebotol air mineral. Sementara Yasa memandang handuk yang Nadine berikan, tatapanya langsung menatap Nadine.

     "Ini di lap dulu keringetan, jangan lupa minum air yang banyak biar gak dehidrasi." kata Nadine dengan senyum manisnya. Sementara Perlahan Yasa mengambil handuk yang diberikan Nadine dan mengusapnya hinggal leher. Nadine pun memandang Yasa dan menelan air liurnya.

      "Kenapa ngeliatin gitu? Jelek ya kalo gua keringetan?" tanya Yasa.

     "Dih siapa yang bilang? Cuma mastiin doang nge lap keringetnya bener gak, buruan minum air nya!" kata Nandine. Sementara Yasa mengambil botol minum dan membuka tutupnya. Kemudian Yasa dengan posisi jongkok  meneguk air mineral. "Kenapa jongkok? Kan ini ada bangku lega."

     "Gak apa-apa, nanti lu kebasahan, lagian gak baik minum sambil berdiri." kata Yasa. Kemudian Yasa mengguyur kepalanya dengan air mineral, sementara air yang menetes membasahi bajunya dan terlihat tubuh kekar Yasa. Nadine pun hanya memandang ke arah dadanya yang bidang. Setelah itu Yasa menggoyang-goyangkan rambutnya dan menatap Nadine. "Napa? Kok bengong?"

     "Lu gak liat muka gua kecipratan rambut basah lu!" kata Nadine dengan gaya cuek.

     "Oh maaf deh, ya udah nih lap pake handuk ini." kata Yasa sambil memnerikan handuknya.

     "Ih kan basah bekas lu pake!"

     "Kan gak semuanya gua pake, ada sisi yang masih kering. Tenang, gua wangi kok. Ya udah gua mau kumpul lagi di lapangan buat bahas minggu depan. Tolong pegangin anduknya." kata Yasa. Kemudian ia berlari sambil membawa botol minumnya ke tengah lapangan.

Sementara Nandine dengan perlahan mengendus-endus handuk Yasa.

       "Kok wangi sih? Nih anak keringetnya aja bau susu, apa ini wangi khas tubuh dia?" gumam Nandine dan segera mengeringkan wahanya dengan handuk Yasa di sisi yang kering. Namun saat Nadine melirik ke arah Yasa yang sedang berbicara dengan teman-temannya ia mengendus kembali sisi yang basah. "Wanginya enak.. Ahhh... Kok dia wangi sihhh.   Gak sukaaa..!  Ahh…! kan nanti gua kepikiran jadinya. Huft!" guman Nandine dan tersenyum sambil mencium handuk Yasa. Saat matanya terbuka ia melihat Yasa menoleh ke arahnya. Dengan kaget dan gugup Nadine melempar handuk Yasa ke pundaknya.

                    ***********

        "Ayo masuk…" kata Yasa sambil membawa tas sepatunya dan botol air mineral sambil membuka pintu ruang tamu.

      "lu tinggal sendiri disini?" tanya Nadine dengan wajah curiga dan memeluk tas nya di dada.

      "Ya enggak lah! Jangan pikir aneh-aneh dah, ini rumah orang, gak kan terjadi apa-apa juga kok." sahut Yasa.

     "Loh kok rumah orang? Emang rumah lu mana?" tanya Nadine.

     "Rumah gua jauh, ntar gua ceritain dah! Ya udah masuk, duduk di ruang tamu." kata Yasa sambil mempersilahkan Nandine duduk di ruang tamu. Yasa pun duduk menghadap pintu depan. Kemudian Yasa mengambil handponya dan menulis pesan singkat.

      "Lu mau macem-macemin gua ya!" tanya Nadine.

     "Kagak! Gua mau tanya kabar anak-anak, biar enak ngejelasinnya." jawab Yasa.

     "HAH? Anak-anak? Lu dah nikah? Udah punya anak? Trus nanti istri lu tau gimana?"

     "Bukan anak kecil tapi yang punya rumah ini sama sahabat gua satu lagi." jawab Yasa dengan sedikit sabar menjelaskan.

JINGGA 5 ( I can see you dying) TAMAT BAB 1-30 END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang