Perlahan Evan membuka matanya dan seketika ngusap-usap hidungnya, saat membalikkan badan dan tak melihat seorang pun di dalam kamar.
"Lah kemana dia? Apa lagi mandi yak? Yas……! Yasaaa…..! Huwer are yuuuuuu…." kata Evan dengan gaya bahasanya yang ngeleneh. "ish! Gak dijawab…. Mana sih diaa…." sambung Evan. Kemudian ia mulai duduk di ranjangnya. "Ih ini kok bantalnya basah? Ujan kali yak semalem? Masa iya bocor kamar ini?" sahut Evan dan meraba noda basah di bantalnya, saat ia mencium tangannya dengan bibir yang mengkerut ia menyadari sesuatu. "Eh gua kira bocor, gak taunya iler gua heheh, balik ah bantalnya biar gak ketawan." sambung Evan. Kemudian Evan segera membalikkan bantalnya dan mulai turun dari ranjang untuk bergegas mandi.
***********Saat Aldo duduk di meja makan mbok Darmi menyiapkan sarapan di ruang makan. Sesekali Aldo melihat jam tangannya dan melirik ke arah tangga, terlihat Yasa yang turun dari tangga dan berjalan keluar.
"Yas, mau kemana lu? Gak sarapan dulu?" tanya Aldo. Sementara Yasa hanya terdiam dan hanya melirik. Kemudian ia kembali berjalan menuju garasi. Aldo pun bingung dengan sikap Yasa. Tak lama Evan turun sambil bersiul.
"Muorrrrrniingg… eh lu liat Yasa?" tanya Evan.
"Tuh keluar, cuma kenapa dia diem aja ya?" jawab Aldo.
"Lagi kesel kali dia, kelamaan jomblo, lah tadi gua cari di kamar mandi gak ada. Kemana dia maen nyelonong pergi? Gak biasanya dia begitu?" tanya Evan sambil duduk menghampiri Aldo.
"Masa iya kelamaan jomblo jadi begitu? Gak biasanya, kaya bukan sifat dia, biasanya dia kan cool dan nyantai. Ada yang gak beres nih, ntar lah gua tanyaain kalo gua udah sampe hotel." sahut Aldo.
"Iyak diemin aja dulu, mungkin di Lagi banyak pikiran, ntar juga normal lagi, tapi biasanya dia gak pernah gitu sih. Ayo kita sarapan, silahkan..jangan malu-malu. Anggep aja rumah sendiri." kata Evan dengan gaya lucunya. Sementara Aldo hanya bengong mendengar ucapan Evan dan mengunyah sepotong roti bakar.
*************
Yasa terdiam di sebuah pinggir jalan, ia berjalan menyusuri trotoar, suara kendaraan lalu lalang melintas di jalan raya, ia pun dengan tatapan kosong . Yasa seperti tak tau apa yang ia tuju, saat menyebrang jalan tiba-tiba sebuah mobil berhenti nyaris menabrak Yasa. Sementara Yasa hanya terdiam.
"HEH…! KALO MAU NYEBRANG HATI-HATI LAH! BAHAYA TAU! EMANG GAK BISA NAEK JEMBATAN PENYEBRANGAN?!" Teriak seorang gadis saat kaca mobil sport yang berhenti tepat di depan Yasa. Sementara Yasa hanya menoleh dan melihat gadis itu dengan tatapan kosong. Kemudian Yasa kembali ke arah trotoar dan berjalan tanpa menghiraukan gadis itu. "Dih! Gua dicuekin! Udah gila kali ya tuh laki? Abis diputusin pacarnya ya! Apa kelamaan jomblo jadi stres?" sambung gadis itu dan kembali melanjutkan perjalanan. Saat mobil nya melewati Yasa gadis itu melihat dari arah spion tengah mobil wajahnya mulai bingung dan iba melihat Yasa berdiri. Tanpa pikir panjang gadis itu melanjutkan perjalanan.
**************
Jam menunjukkan pukul sembilan pagi gadis itu turun dari mobil dan memarkirkan mobilnya di sebuah tempat pencucian mobil. Dengan membawa tas nya ia keluar dan menemui seorang.
"Mas, tolong cuci mobil saya ya, makasih." kata Gadis itu dan menyerahkan kunci mobil. Gadis itu duduk di sebuah cafe sambil memesan secangkir coffe. Dengan gaya cueknya ia membuka tab nya dan sibuk dengan urusannya.
"Pagi Bos… tumben jala kaki, motornya rusak?" tanya seorang karyawan. Gadis itu melirik ke arah suara itu.
"Lah itu bukannya yang tadi nyaris gua tabrak ya? Kok di panggilnya Bos? Oohh.. Jangan-jangan dia yang punya tempat ini.. Haduuh.. Mana gua tadi teriak-teriak maki-maki!" kata gadis itu sambil menutup mukanya dengan tabnya dan melihat Yasa masuk ke dalam sebuah kantor.
"Bu maaf, ini mau sekalian di check ban anginnya gak?" tanya seseorang karyawan di tempat cucian mobil.
"Iya boleh, eh mas, maaf mau tanya, itu tadi yang masuk ke ruangan siapa?" tanya gadis itu.
"Oh itu Bos saya, namanya Yasa, dia yang ngelola usaha ini, napa? Naksir ya? Gateng yak? Tenang dia masih jomblo loh!" canda karyawannya.
"Dih! Enak aja, bukan gitu, cuma kaya pernah liat aja." sahut gadis itu dengan gugup.
"Ya udah ntar disalamin kalo gitu." kata Karyawa itu.
"Heh! Bukan minta salamin, cuma pernah liat! Wah karyawan sama bos nya rada-rada!" jawab gadis itu dengan kesal.
"Emang gitu kadang Bos saya, suka rada-rada iseng, tapi aslinya mah baik kok, ya uda saya bersihin dulu yak mobilnya." jawab karyawan itu dan kembali membersihkan mobil. Sementara gadis itu dengan wajah bingung hanya menggaruk-garukkan kepala.
**************
Jam menunjukkan pukul delapan malam, Aldo turun dari mobilnya dan membawa tasnya, tak lama Yasa pulang dan melewati garasi.
"Yas, lu gak apa-apa?"
"Gak tau nih tadi pagi gua kaya orang kosong. Kenapa ya?" tanya Yasa.
"Nah, itu yang mau gua sama Evan tanyain, dari pagi sikap lu aneh, lu lagi gak ada masalah kan? Ayolah, kita kan sahabat, jangan dipendem, apa yang bisa gua bantu?" tanya Aldo.
"Gak ada masalah apa-apa Al, cuma gak tau kenapa gua kaya sedih terus hatinya, berat badan gua. Cuma tadi siang abis di pijit karyawan gua lumayan enakan sih, tapi gua gak masuk angin." jawab Yasa.
"Mau ke dokter Yas? Gua anterin dah, yuk!"
"Nggak usah Al, gua udah baik-baik aja kok. Ya udah gua mau rebahan sebentar ya." kata Yasa.
"Oke siap, jangan lupa nanti kita makan malam sama-sama, sekalian nunggu Evan." kata Aldo. Sementara Yasa menganggung dan masuk ke dalam. Namun Aldo merasa sekelebat ada sosok mahluk halus yang mengikuti Yasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA 5 ( I can see you dying) TAMAT BAB 1-30 END✔️
Horrorini adalah lanjutan cerita Jingga 1,2,3 dan 4 Berawal dari tiga sahabat dan Dua mahasiswi yang bernama Icha dan Vika yang menempati kostan dengan bangunan yang sudah di renovasi. Terdapat anak-anak yayasan dan seorang Ibu pengelola yang dulunya men...