Minggu pagi yang cerah menyinari halaman rumah Aldo yang terlihat asri dan bersih. Terlihat mobil yang berjejer rapih di carport dan pemandangan kolam ikan dengan percikan air terjun mini menambah kenahagian bagi ikan-ikan koi yang bercorak warna cerah. Yasa membuka tirai jendela dan menatap rumah sebelah yang berdiri kokoh. Tiba-tiba terdengar suara telfon berdering. Yasa pun membangunkan Evan yang tertidur dengan pulas.
"Van…. Bangunn.. Ada telfon nih!" kata Yasa sambil memberikan telfonya kedada Evan. Dengan perlahan Evan menggeliat dan mata yang masih setengah terbuka melihat ke layar.
"Halo… kenapa? Gua di rumah… hah kesana? Ngapain? Pagi-pagi ini? WWAAAAAATT!" Teriak Evan.
"Kenapa Van? Kayaknya panik banget? Ada masalah di kantor lu?" tanya Yasa. Namun Evan hanya menoleh ke arah Yasa.
"Oke.. Oke.. Nanti agak siangan gua kesana, gua baru bangun, belum mandi, sarapan, update status, kan gua harus prepare. Oke… siap… ya udah ketemu disana aja! Iyee.. Udah ah ntar pulsa gua habis!" kata Evan sambil menutup telfonya.
"Dih.. Kok pulsanya abis? Kan temen lu yang telfon?" tanya Yasa sambil menikmati secangkir kopi susu.
"Oh ya lupaaa.. Dia yang telfon ya? Maklum.. Gua baru bangun tidur." jawab Evan sambil membalikkan tubuhnya ke ranjang dan mencari bantalnya.
"Yah tidur lagi dia.. Woy.. Kan barusan lu bilang mau ke kantor bos lu! Ada apaan sih?" tanya Yasa.
"Bentarr… lima menit lagi kumpulin nyawa, mimpi gua aja belum pada balik ke alamnya. Itu katanya yg edit video kemaren nemu keanehan di lokasi." kata Evan.
"Keanehan? Maksudnya?" tanya Yasa.
"Iya katanya kameranya tiba-tiba blur sendiri, trus kaya ada ketangkep bayangan hitam yang ngedeketin gua. Au dah tuh apaan. Makannya nanti mau di omongin sama Bos gua juga, makannya apa mau di retake atau ubah konsep. Lagian aneh-aneh banget sih konsepnya, segala makan di rumah kosong! Udah tau kemaren gua ketemplokan!" kata Evan.
"Nah apa karena itu ya yang ikut ke badan lu kemaren? Wah lagian sih gak numpang-numpang dulu kalau di rumah kosong. Lagi pula Bos lu tuh kayaknya punya ide yang randoom yak. Gak jauh beda sih sama lu. Ya udah sana mandi, trus sarapan, biar kelar urusannya." kata Yasa.
"Trus lu mau kemana?" tanya Evan.
"Gua mau check ruko sebelah bengkel gua. Mau gua anterin lu dulu?" tanya Yasa.
"Iyaaa sih anterin, gak kasian apa sama gua, maih ngantuk gini."
"Mulai deh jual derita, ya dah sana mandi!" kata Yasa.
"Iye bawel!" kata Evan sambil beranjak dari tidurnya dan menuju kamar mandi. Kemudian Yasa membuka laptopnya.
"BRAAAAAKKKKK! HADEEHHHH. SIAPA SIH YANG NARO PINTU DISINI?" Teriak Evan. Sementara Yasa hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Evan.
*****************
Evan pun turun dari motor Yasa dan membuka pagar kantornya. Dengan cepat ia masuk ke dalam menuju ruang tamu.
"Eeeehhh…… astaga dragon.. Kaget!" kata seorang gadis yang tingginya seratus tujuh puluh dengan wajah manis memakai headset sambil memegang bungkusan cemilan ketika ikut membuka pintu.
"Eh... Kaget juga.. Ya ampun dikira siapa… eh mohon maaf kamu siapa ya? Sepertinya aku belum pernah melihat dirimu dalam kehidupan aku?" tanya Evan dengan gaya sok puitis.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA 5 ( I can see you dying) TAMAT BAB 1-30 END✔️
Horrorini adalah lanjutan cerita Jingga 1,2,3 dan 4 Berawal dari tiga sahabat dan Dua mahasiswi yang bernama Icha dan Vika yang menempati kostan dengan bangunan yang sudah di renovasi. Terdapat anak-anak yayasan dan seorang Ibu pengelola yang dulunya men...