Vika meletakkan tas nya di atas meja, dan mengambil segelas air. Suasana di luar terdengar rintik hujan. Saat meneguk air mineral ia mendengar sesuatu di belakang. Vika menoleh ke arah jemuran, dahinya berkerut dan meletakkan gelasnya di atas meja, dengan perlahan Vika melangkah mengintip dari arah jendela. Terlihat Ibu yayasan sedang menunduk seperti melakukan sesuatu.
"Dooorrrr!"
"Astaga! Wati! Ngagetin aja kamu."
"Hehehe maaf kak, lagi ngapain? Baru pulang?" tanya Wati.
"Iya nih, eh pada kemana?"
"Itu lagi pada nonton tv di kamar, ada yang lagi mandi juga." jawab Wati, tak lama Ibu yayasan membuka pintu sambil membersihkan tangannya.
"Eh sudah pulang." kata Ibu yayasan.
"Iya Bu, abis ngapain Bu?" tanya Vika.
"Oh abis siram pohon cabe di belakang. Ibu mandi dulu ya."
"Oh gitu, iya Bu silahkan."
Kemudian Ibu yayasan masuk ke dalam kamar dan Vika melihat ke arah belakang.
"Ka Vika liatin apaan sih?" tanya Wati.
"Nggak, cuma liat di halaman belakang, padahal gerimis ya, kok Ibu nyiram pohon cabe?" gumam Vika. "Ya udah masuk ke kamar dulu ya."
"Iya Kak." jawab Wati.
**************
"Haduhh enak banget rebahan. Ademmm… apalagi ada yang pijitin, tau gak Yas, tadi gua meeting sama client buat produk baru lama banget…" kata Evan sambil memeluk guling. Namun Yasa hanya tersenyum di depan laptopnya. "Yas… lagi liat apaan sih lu?" sahut Evan, namun Yasa tetap menatap layar laptopnya.
"Buuuugggggg!" Suara bantal kecil yang terlempar tepat di pipi Yasa. Sontak membuat Yasa kaget dan menoleh ke arah Evan.
"Lah lu kenapa?" tanya Yasa dengan suara yang agak membesar.
"Elu dipanggilin diem aja, gua mau curhat elu senyum-senyum sendiri. Liatin apaan sih?" kata Evan.
"Apa?" tanya Yasa sambil melepaskan headset yang menempel di kupingnya.
"Pantesan gak jawab, sampe gua berbusa mulutnya juga gak bakal di denger. Gak taunya pake headset.
"Lu cerita apa?" tanya Yasa.
"Gak jadi! Lupa! Lu kenapa senyum-senyum sendiri sih? Lagi bahagia yak?" tanya Evan.
"Ah nggak kok, biasa aja…"
"Itu senyum-senyum?" sahut Evan sambil perlahan melihat ke arah layar laptop. "Widih! Siapa tuh! Cantik banget tuh cewek?"
"Ah mana ada?" tanya Yasa gugup sambil menutup laptopnya.
"Wah mulai bohong nih anak, oke.. Fine.." kata Evan sambil menarik bantal Yasa.
"Eh! Mau lu apain bantal gua?" tanya Yasa.
"Mau gua sembur ah.. Pffff.. Pfff…" kata Evan sambil menyemburkan percikan air liur ke bantal Yasa.
"Wah resek nih anak! Lepasin gak tuh bantal gua! Iler lu kan bau banget nyet!" kata Yasa geram.
"Ya udah kasih tau dulu!"
"Ah gak asik nih anak becandanya jorok. Ya udah gua cerita tapi lepasin dulu tuh bantal gua!" kata Yasa. Perlahan Evan melepaskan bantal Yasa dan dengan posisi tengkurep memeluk bantal Yasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA 5 ( I can see you dying) TAMAT BAB 1-30 END✔️
Horrorini adalah lanjutan cerita Jingga 1,2,3 dan 4 Berawal dari tiga sahabat dan Dua mahasiswi yang bernama Icha dan Vika yang menempati kostan dengan bangunan yang sudah di renovasi. Terdapat anak-anak yayasan dan seorang Ibu pengelola yang dulunya men...