BAB 10

1.2K 79 17
                                    

     Suasana pagi saat anak-anak yayasan sedang sarapan Icha dan Vika mempersiapkan diri, Ibu yayasan pun mencuci peralatan masakan. Jaka pun meneguk segelas susu cokelat dan meletakkan di dapur.

      "Yuk kita berangkat sama-sama." kata Jaka.

      "Iya yuk…" jawab yang lainnya kompak.

      "Eh Jaka jangan lupa nih bekal sekolahnya, kan udah disiapin sama Ibu kamu." kata Wati.

      "Ih bukan ibu aku, tapi Ibu kita semua." kata Jaka.

      "Tuh bener kata Jaka, kan semua anak-anak Ibu." sahut Ibu yasasan sambil mengusap rambut Wati.

      "Ayoo jangan sampe terlambat sekolah, siap-siap semua baris yaa.. Ini kakak udah siapin uang jajan kalau-kalau ada kebutuhan, tapi inget, jangan jajan sembarangan ya!" kata Icha. Semuanya pun berbaris dan berpamitan dengan Icha.

       "Ehh... Kok aku gak di cium sih pipinya? Emang gak sayang ya sama Aku?" sahut Vika saat keluar dan menutup pintu kamarnya. Semuanya pun memeluk dan mencium pipi Vika. "Semangat ya belajarnya!"

       "Ya sudah Ibu anter anak-anak sekolah dulu ya, sekalian ke pasar, sarapan kalian udah Ibu siapin di atas meja di tutupan." kata Ibu yayasan.

      "Iya Bu, makasih ya. Hati-hati di jalan ya Bu." kata Icha dan Vika sambil menciuk tangan memberi salam pada Ibu yayasan. Kemudian mereka pun memberi salam dan segera pergi ke sekolah.
Icha dan Vika pun duduk dan menikmati sepotong roti bakar dan segelas susu cokelat.

        "Cha, hari ini lu abis pulang kerja mau kemana?" tanya Vika.

      "Gak kemana-mana sih, paling pulang, kenapa Vik?" tanya Icha.

      "Oh dikira lu mau pacaran sama Evan kali makan atau nonton, kayaknya gua balik kerja mau ke mall deh, mau beli sesuatu buat kado." kata Vika.

      "Buat siapa? Emang temen lu ulang tahun?" tanya Icha.

      "Loh masa lu lupa, Wati kan minggu depan ulang tahun." kata Vika.

      "Oh ya? Wah sory.. Sory gua sampe ke skip gak tau dia minggu ini, atau nanti sore kita beli sama-sama yuk!" kata Icha.

     "Boleh, nanti kita ketemuan di mall aja ya!" jawab Vika.

      "Oke siap… jangan lupa kita kabarin si para cowok-cowok juga, kali aja mereka lupa." kata Icha.

      "Oh ya, mereka kan harus di ingetin, ya udah nanti gua suruh Aldo ingetin Yasa sama Evan. Ya udah gua berangkat duluan ya Cha.. Biasa jam sekolah kan masuknya cepet." kata Vika.

       "Oke, deh, hati-hati ya lu! Semangat!" kata Icha. Akhirnya Vika pun berangkat kerja, hanya Icha yang terakhir di rumah sambil mencucu piring. Tiba-tiba.. Seperti ada suara yang memanggilnya. Icha pun terdiam dan menoleh ke sekeliling ruangan. Tiba-tiba terdengar suara percikan air yang keluar dari keran kamar mandi luar, Icha pun dengan memberanikan diri mengintip ke arah kamar mandi, namun tak ada siapapun di dalam kamar mandi, perlahan Icha masuk ke dalam kamar mandi dan mematikan keran. Pintu kamar mandi pun tertutup rapat. Icha terkejut dan menoleh ke arah pintu. Dengan sekuat tenaga ia berusaha membuka pintu kamar mandi.

        "Tolongg…. Tolong……!" teriak Icha dari dalam kamar mandi, namu tak ada siapapun di rumah itu. Icha mulai merasa kelelahan dan ketakutan, rambutnya acak-acakan dan keringat mulai menetes di keningnya. Icha melihat ventilasi kamar mandi dan mencari cara agar bisa keluar dari dalam kamar mandi, namun saat ia ingin memecahkan kaca dengan sebotol shampo, perlahan pintu kamar mandi terbuka dengan sendirinya. Ia pun mengurungkan niat dan meletakkan kembali botol shampo yang besar. Kemudian Icha dengan cepat keluar kamar mandi, dan berlari mengambil tas nya untuk keluar dari rumah.


JINGGA 5 ( I can see you dying) TAMAT BAB 1-30 END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang