Dengan wajah masih sedikit mengantuk Yasa mengunyah roti bakar dengan olesan selai kacang. Sesekali menyeruput kopi susu yang sudah di siapkan mbok Darmi. Pagi itu cuaca mendung dan angin yang sepoy-sepoy memasuki ruang makan dari arah jendela.
"Kenapa lu? Masih ngantuk?" tanya Aldo.
"Iyaa nih."
"Abis nonton film apa lu? Apa lagi banyak kerjaan?" tanya Aldo.
"Bukan, itu biasa gua di tendang sama Evan." jawab Yasa.
"Astaga... Lu mau pindah kamar gak? Daripada celaka mulu sama Evan."
"Yah kaya gak tau dia aja, mana berani tidur sendiri." jawab Yasa.
Tiba-tiba Evan turun dengan wajah ceria dan bersiul-siul.
"Good morning guys! Wah pada ceria amat pagi ini? Udah pada gajian ya?" tanya Evan sambil berjalan menuju meja makan dan menarik bangku. "Eh lu kenapa Yas? Masih ngantuk? Begadang ya?"
"Begadang biji mata lu meletak! Gara-gara lu gua kebangun!" jawab Yasa kesal.
"Hah kok gara-gara gua?"
"Iya katanya smalem lu nendang Yasa." sahut Aldo.
"Hah serius? Trus jatoh?" tanya Evan sambil mengambil se sendok nasi goreng.
"Ya iya lah jatoh!" jawab Yasa.
"Ke ubin? Apa ke karpet?" tanya Evan.
"Ke dua duanya." kata Yasa.
"Ya ampun kasian banget yah Karpet sama ubinnya, tapi gak apa-apa kan karpetnya?" tanya Evan. Dengan lirikan mautnya Yasa hanya nenatap Evan. "Waduh lirikannya, mengandung arti, sabar, jangan emosi pagi-pagi, gak baek buat pertumbuhan mental lu, ayoo.. Dimakan lagi, gak usah sungkan-sungkan.." kata Evan. Tak lama Mbok Darmi datang membawa secangkir teh hangat untuk Evan. "Eh pagi mbok Darmi kesayangan, oh ya ini ada titipan buat Mbok Darmi." kata Evan sambil mengambil sebuah amplop dari dalam tas nya.
"Pagi mas Evan yang ganteng, hah...! titipan apa ya?" tanya mbok Darmi.
"Ini buat mbok Darmi." kata Evan sambil menyerahkan amplop.
"Eh dari siapa mas?" tanya mbok Darmi.
"Udah buat mbok Darmi jajan skinker, makasih ya mbok Darmi udah bantu aku sama semuanya." kata Evan.
"Skin care Van.. Bukan skinker." kata Aldo.
"Oh emang udah berubah yak namanya?" celetuk Evan.
"Waduh si mbok jadi gak enak, kalian kan juga banyak kebutuhan, mending uangnya di tabung, kali aja buat keperluan hidup atau modal nikah." kata mbok Darmi.
"Gak apa-apa mbok, ikhlas kok. Kita juga tetap nabung." jawab Yasa.
"Sekali lagi trimakasih banyak, mbok terima ya. Biar mbok doain kalian makin sukses, sehat, dan selalu bahagia."
"Amin." jawab mereka kompak. Kemudian mbok Darni kembali ke dapur untuk menyiapkan bekal makan siang untuk Aldo.
"Eh Al.. Gimana persiapan pernikahan lu?" tanya Evan.
"Doain aja semoga lancar." jawab Aldo.
"Abis Aldo nikah apa gua nikahin Icha yak? Tapi ntar gua tinggal dimana?" tanya Evan.
"Di apartemen aja dulu, sambil lu nyicil buat beli rumah." kata Yasa.
"Iya yak? Trus lu kapan?" tanya Evan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA 5 ( I can see you dying) TAMAT BAB 1-30 END✔️
Hororini adalah lanjutan cerita Jingga 1,2,3 dan 4 Berawal dari tiga sahabat dan Dua mahasiswi yang bernama Icha dan Vika yang menempati kostan dengan bangunan yang sudah di renovasi. Terdapat anak-anak yayasan dan seorang Ibu pengelola yang dulunya men...