Hari ini Hari Minggu. Akhirnya aku bisa menikmati jogging secara sendirian di hari yang damai ini di taman kota. Baru sampai di pintu masuknya, tiba-tiba ada sebuah tangan yang melingkar di balik leherku.
"Sendirian aja, neng?" tanya Soobin. Ya, dia Soobin.
Aku yang setengah terkejut bagaimana bisa dia ada di sini pun hanya diam. Berusaha menetralkan wajahku apapun yang terjadi.
"Yah, ngapa lu? Ngambek?" Mataku menyipit heran kepadanya. Kata-katanya kok mirip Yeji?
"Jangan lihat kek gitu dong. Aw!!" Tanganku lekas menutup mulut saking kagetnya. Barusan remaja ini kepalanya terbentur dahan pohon yang rendah. Dia pun membungkuk sambil mengelus kepalanya.
"Gak papa 'kan?"
"Ga. Ga papa."
"Gua ga tanya elu. Gua nanya kepala lo." Dia kembali tegak tanpa berpindah tempat. Aku yang tahu apa yang terjadi selanjutnya malah menutup mataku.
"Aw!!"
Kebentur lagi dong🤣. Oke, tidak bisa kutahan lagi, aku ngakak sekarang. Dia mengulangi kesalahan yang sama dalam rentang waktu yang sebentar! Astaga..
Berusaha sok cool, dia jogging seperti biasa. Sedangkan aku masih menahan tawaku agar cepat berhenti dan berpikir untuk menyusulnya.
"Bin! Tungguin, dong!"
Dia berbalik mengangkat salah satu alisnya. Aku di sini terengah-engah sudah lelah mengejarnya yang memiliki langkah super panjang. Aku juga lupa sarapan tadi.
"Capek?" tanyanya saat melihatku menahan telapak tangan pada lutut. Aku mengangguk kecil.
"Makan dulu, yuk. Gua belom makan tadi. Gua traktir." Kesambet? Cuman kata itu yang bisa keluar dari otakku. Tapi— Tapi, kemarin—
Jadilah kami makan di sebuah minimarket pinggir taman. Dia mentraktirku dua roti yang bisa kuhitung kalorinya bahkan cukup untuk kebutuhan sampai nanti siang. Aku menikmatinya dengan senang hati. Pun dia yang tidak banyak bicara saat makan.
Selesai sarapan, kami melanjutkan jalan-jalan santai. Tidak ada pembicaraan di antara kami sampai aku merasa aku memang sendirian dan dia hanya orang asing seperti yang lainnya.
Ada saat aku ingin mengajaknya bicara, namun aku sendiri malas berbicara. Baru kali ini aku me—
Kring!! Kring!! Mataku menutup cepat dan kurasakan tubuhku menjadi ringan. Sebuah tangan merangkulku menarikku ke pinggir dan bisa kulihat para pesepeda itu mengendarai sepedanya melewati kami.
Satu detik, dua detik, tiga detik.. Sepuluh detik!
"Bin?"
"Eh, iya. Lupa." Tangannya melepas pundakku. Berjalan ke depan lalu meninggalkanku yang masih kaget setengah mati.
Karena aku melihat jam sudah menunjukkan pukul 07.00, aku berbalik. Menggerakkan kakiku menuju rumah, pulang. Lagipula aku tidak ada energi untuk menyusulnya pamit.
Ting!! Baru saja aku memasuki rumah, ada notifikasi masuk di ponselku. Lelah mengaliri tubuhku, aku memilih untuk duduk di sofa dahulu.
085126834xxx
Lia kan?Anda
Iya, siapa ya?085126834xxx
Lihat dong profilnyaAlisku bertaut. Ini siapa lagi 'sih? Tidak ingin heran berterusan, aku tekan bagian foto profil itu. Astaga, ternyata anak itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Oke ft.Lia ITZY (END)
FanfictionSemua orang mengenalnya, aku saja yang terlambat. Ketika orang-orang mengumpulkan fokus ke arahnya, aku menoleh arah lain. Waktu memang tepat, aku mengakui itu. Lalu tiba-tiba saja aku mempercayai suatu kebetulan. Sudah berapa lama dia di sini? Aku...