Keesokan harinya, saat waktu pulang tiba. Aku berjalan bersama Ryujin menuju gerbang sambil sesekali mencari keberadaan Piyo.
"Mana 'tuh anak? Abi kayaknya udah jemput lagi," gumamku tolah-toleh.
"Beom, lu mau ga belajar bareng kami?" tanya Ryujin di sampingku pada Beomgyu yang tiba-tiba muncul melewati kami.
Anak itu pun menoleh.
"Kami?" Aku bertanya pada Ryujin. Yang dimaksud 'kami' itu siapa?
"Iya, maksudnya kita. Lo.. sama gua." Ryujin menjawab dengan tangan yang menunjukku dan dirinya.
"Woy, Ryujin, Lia! Maen tinggal aja lu berdua!" Yeji datang dengan nada ngegasnya.
"Lo 'sih dari tadi kami tungguin lama banget," balas Ryujin tidak terima.
"Lo nungguin siapa Beom?" tanya Yeonjun yang baru saja muncul. Kenapa dua anak ini munculnya hampir bersamaan?
"Ini, nih. Si Ryujin ngajakin kita belajar bareng. Kan besok Senin kita try out," jelas Beomgyu.
"Wah, bagus 'tuh. Gua ikut juga, ga?" tanya Yeonjun memastikan.
"Ikut aja, rame lebih baik," jawab Beomgyu santai.
"Jadi di mana, nih, cewek-cewek?" tanya Yeonjun.
Ryujin menepuk jidatnya sekilas. Berusaha sabar dan—
"Ke rumah Lia aja," kata dia menghasilkan tanda tanya besar di kepalaku.
"Beneran, nih?" Yeji melihat wajah Ryujin lekat-lekat. Entah mengapa aku merasa hanya dia yang merencanakan ini.
"Hhh, beneran. Gimana?" Gadis ini meminta kepastian Beomgyu. Sedangkan Beomgyu melirik Yeonjun.
"Gua mah bisa aja. Mending lo tanyain dua saudara itu, mereka sering sok sibuk."
"Pasti mau 'sih," pikir Beomgyu mengangguk-angguk.
"Kalian berempat?" tanya Ryujin memastikan.
"Rame lebih baik." Lagi-lagi Beomgyu menjawab seperti itu. Aku melirik Ryujin. Dia tampak sangat bersabar.
"Yaudah, besok jam 9. Gimana?" Kedua siswa itu mengacungkan jempol.
"Bentar, bentar. Ini beneran di rumah gua?" heranku yang masih bertanya-tanya mengapa mereka setega ini padaku.
"Iya, di rumah lo aja. Lagian belajar 'kan, ga konser." Ryujin mengedipkan salah satu matanya. Aku yakin itu kode agar aku melakukannya saja.
"O-oh, oke. Gua bilang ke Umi dulu."
"Yes! Besok di rumah Lia jam 9, ya. Jangan lupa!" peringat Ryujin pada Beomgyu. Anak itu pun mengangguk sambil tersenyum.
"Iya, dah. Kami balik dulu." Beomgyu mengajak Yeonjun pulang. Lalu tersisa kami bertiga.
"Ada apa, Ryujin? Kenapa harus rumah gua, Ryujin?" tanyaku pada gadis tomboy ini sambil melipat tangan di depan dada.
"Awalnya gua cuma ngajak Beomgyu, akh! Kenapa 'sih Si Yeonjun muncul juga?! Frustasi gua!" kesal gadis tomboy ini memegangi kepalanya.
"PDKT berkedok belajar bareng ini namanya," celetuk Yeji dengan wajah datarnya.
"Dasar, lo," gumamku melirik ke arah Ryujin.
"Gapapa, kalo belajar ya belajar. Kita pake sistem bahas soal aja biar pada fokus belajar," usul Ryujin sedikit membuka pemikiranku.
"Bisa dijamin kita ga bakalan ngebacot sana-sini?"
"Gua jamin."
Hari Minggu. Hari yang mana biasanya diisi dengan kemalasan, kali ini harus diisi dengan yang rajin-rajin. Besok sudah try out. Mau bagaimana pun juga harus belajar biar bisa dapat nilai bagus dan lulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Oke ft.Lia ITZY (END)
FanfictionSemua orang mengenalnya, aku saja yang terlambat. Ketika orang-orang mengumpulkan fokus ke arahnya, aku menoleh arah lain. Waktu memang tepat, aku mengakui itu. Lalu tiba-tiba saja aku mempercayai suatu kebetulan. Sudah berapa lama dia di sini? Aku...