Sekarang kami sedang berada di depan kelas sambil makan dan duduk di lantai bawah. Polos sekali padahal ada kelas, namun tetap memilih di luar kelas. Tapi asal kalian tahu, di sini lebih sejuk daripada di dalam kelas. Oh, iya. Ngomong-ngomong, kelas kami baru saja selesai dibersihkan. Maka dari itu kami ngadem di sini.
Pertama-tama, perkenalkan namaku Chalia Sabrin. Anak tercwantik, terpolos, dan terimut di sekolah ini. Sekarang aku di masa akhir kelas 11. Juga hari ini adalah hari terakhir sekolah. Jadi, semua siswa kompak membersihkan kelasnya. Ah, ralat. Siswi maksudnya. Para siswa sibuk main game di pojokan.
Tepat kemarin, hari pengambilan raport. Jiwaku terasa terbang setelah mendengar ceramah dari Abi dan Umi. Panas sekali telingaku karena perkataan beliau. Tapi apa daya. Namanya juga orang tua. Juga salahku belum bisa memberikan yang terbaik. Dan itu pasti hobiku yang akan disalahkan, suka kpop. Sabarkanlah hati ini, ya, Tuhan.
"Eh, eh! Kalian tau, ngga?"
Oke, aku mencium bau-bau ghibah sekarang.
"Apa? Apa?"
"Anak tinggi kelas IPA 2."
"Yang mana? IPA 2 banyak yang tinggi."
"Itu 'loh yang nama belakangnya Saputra 'kah, apa 'lah gitu, lupa."
"Oh! Soobin Saputra? Temen gua SMP, dia 'tuh."
"Temen SMP kita kali. Pinter dia."
"Pinter banget 'lah, oy. Pelajaran MTK malah dia yang dapet nilai tertinggi seangkatan."
Waw! Pro banget 'sih 'tuh anak. Aku saja MTK malah merem-melek di bangku. Pas semester pertama saja, aku rajin belajar MTK sampai diperhatikan pak guru. Kalau bukan gara-gara si Ryujin, aku mungkin tidak akan suka yang namanya korea dan tidak akan suka sama oppa-oppanya.
Tapi.. Soobin Saputra? Pernah dengar 'sih. Iya, barusan. Tidak penasaran aku. Lagipula untuk apa aku penasaran. Tidak ada hubungannya denganku 'kan?
**Untuk akhir-akhir ini, sementara saya akan merevisi beberapa kata atau kalimat dalam story ini. Untuk alur, bisa saja berubah namun tidak terlalu banyak. Mohon maaf dan terima kasih^^
Happy reading-! Don't forget to vote and comment-!🙇🏻♀️
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Oke ft.Lia ITZY (END)
FanficSemua orang mengenalnya, aku saja yang terlambat. Ketika orang-orang mengumpulkan fokus ke arahnya, aku menoleh arah lain. Waktu memang tepat, aku mengakui itu. Lalu tiba-tiba saja aku mempercayai suatu kebetulan. Sudah berapa lama dia di sini? Aku...