Chapter 2

46.5K 1.4K 61
                                    

"Eh, coba liat, om cogan gembel!" Isabelle yang selalu up to date di sosial media memperlihatkan sebuah video kepada teman-temannya. "Astaga, tingkahnya lucu banget, asyik juga lho tema femdom!"

"Femdom?" Khloe mengerutkan kening, begitupun Kailani.

"Ugh, iya, manis banget! Biar dekil tapi manis ...." Kailani mengomentari video seorang pria yang diberi burger dan ketiganya tertawa melihat cara makannya yang begitu udik. Roti ia sobek, kemudian layaknya nasi dimakan bersama daging dan sayur.

"Female dominant, itu hubungan di mana ceweknya berperan layaknya bos. Liat, ni, Om, yang polos. Enak kalau dimainin jadi ... masokis."

Mereka mengangguk paham. "Eh, mukanya kek kenal ... astaga, bukannya dia yang ada di TV, ya!" Terlihat Khloe ingin mengingat-ingat sesuatu. "Iya, dia yang nolong anak kecebur itu di live streaming ibu-ibu sialan itu!"

"Astaga, keknya dia orang yang nyamar, sebenernya dia aktor Instagram, selebgram, siapa tahu, kan?" Keduanya masih menimbang-nimbang ungkapan Isabelle itu.

"Nama asli dia siapa kalau gitu?" tanya Kailani, penasaran. Kedua temannya menggedikan bahu.

"Eh, liat Instagram yang lain, aja, sih! Jangan dipikirin! Entar antara kelelep atau apa, nongol sendiri namanya!" Mereka pun kembali melihat-lihat beranda Instagram.

Dan kala kedatangan kakak senior yang suka mengambil tempat di kantin, tak ingin menjadi bahan gendang telinga pecah mereka buru-buru kabur dari sana.

"Nanti ketemu lagi, ya!"

"Oke!"

Kailani ke kelasnya, dan entah mengapa lagi-lagi tak ada dosen. Kali ini ia mencari tentang femdom yang membuatnya semakin cinta dan cinta saja kepada sosok Sugar Daddy. Pria dewasa yang bisa menjadi sosok ayah sekaligus pasangan yang baik ....

Yang akan membelai dengan lembut ....

Memperlakukan bak ratu ....

Hal ini ... hal itu ....

Sepanjang waktu itu ia habiskan dengan membaca novel, hingga akhirnya pertukaran pelajar yang membuatnya menuju ke kelas lain. Kali ini dosen hadir, namun diam-diam Kailani memuaskan nafsunya dengan diam-diam membaca cerita di aplikasi jingga maupun di novel yang dipinjamnya dari Khloe dan Isabelle.

Benar-benar surga menurutnya memiliki Sugar Daddy ....

Kailani tahu ia kaya, dan para pria dewasa kaya raya itu diperuntukan untuk gadis yang ingin kenyamanan dengan uang dan belaian mereka. Akan tetapi, baginya, cukup belaian saja tak masalah ... ia tak perlu uang.

Ia hanya ....

"Gue pengin punya Sugar Daddy!" kata Kailani di kala ia, Khloe dan Isabelle siap pulang ke rumah masing-masing.

"Shit! Gue juga!" Isabelle merengutkan bibir.

"Gue pun ... yang kayak Papi Lee Min Ho ...," rengeknya.

"Eh, gue punya ide, gimana kalau kita ... ke klub." Kailani dan Khloe menatap tak percaya ungkapan Isabelle. "Eh, biasanya mereka ketemu Sugar Daddy di klub, kan?"

"Bener juga." Khloe membenarkan.

"Ah, iya, iya!" Kailani pun ikut-ikutan.

Ketiga gadis polos yang dimakan hasutan halu itu pun merencanakan sesuatu tanpa tahu konsekuensi berbahaya yang mereka lakukan. Diam-diam, dengan dalih kerja kelompok, ketiganya pun di malam itu menuju klub terdekat di rumah mereka, menyamar dengan hoodie dan celana panjang ....

Di luar dugaan ....

Memang, banyak pria dewasa, namun siapa sangka yang ada di sana hanyalah pria-pria di luar khayalan indah mereka, hidung belang berbadan montok, hanya jasnya saja yang keren. Kepala mereka tiada rambut, jauh dari ekspekstasi yang mereka harapkan.

Seorang pria membuka tudung Isabelle. Pria aneh yang tampak mabuk. "Astaga, ternyata bidadari cantik, ayo sini sama Om!"

Ketiganya berteriak kencang, tiga pemudi itu pun langsung berlari keluar dari klub menyusuri jalanan. Kemudian berhenti di pertengahan jalan di mana mereka harus berpisah.

"Gila, beda sama bayangan gue! Jauh banget semuanya! Gue, tuh, maunya cowok cogan! Keknya gak ada di sini ... malah gembel keknya yang cogan!" kata Isabelle, mengingat berita hangat Instagram tadi pagi.

"Iya, huhuhuhu, gue takut banget!" Khloe tampak gemetaran, gadis itu menangis.

Sementara Kailani, imajinasinya yang hancur membuatnya amat murung.

"Gue yang dibuka tadi tudungnya, udah! Intinya, jangan ada lagi yang ke klub! Emang, ya, novel ama wattpad isinya halu doang! Jangan dipercaya lagi!" Ketiganya mengangguk setuju.

"Ya udah, keknya ... udah sampai sini ... seru, sih, seenggaknya dengan itu kita tersadarkan," kata Kailani, tersenyum sedih. Dua sahabatnya itu mengangguk. Kemudian ketiganya tertawa. "Ya udah, gue balik!"

"Dah!"

"Dadah!"

Mereka pun berpisah.

Kailani sampai di rumahnya setelah berjalan lumayan jauh, dan siapa sangka ia menemukan ibunya yang terlihat masih panik di sofa.

"Eh, Mamah kenapa?" tanyanya, wanita dewasa itu langsung berdiri dan memeluk anak gadisnya itu. "Eh, Mamah?"

Melepaskan pelukan, sang ibu berkata, "Kamu darimana aja, syukurlah kamu pulang! Tadi, pas Mamah jalan, Mamah sama Papah hampir kena begal!"

Kailani ternganga. Kaget. "Eh, Mah? Mamah gak papa?! Papah mana?!"

"Papah di kantor polisi, ngasih keterangan ... dan syukurlah Mamah gak papa. Ada yang nolongin kami tadi, tapi kasian yang nolongin. Dia di rumah sakit sekarang."

"HUAAAAAAAAA MAAFIN KAILANI, MAH!" Kali ini, ibunya yang kaget karena Kailani memeluk wanita itu dengan menangis. "Untung Mamah sama Papah enggak papa, HUAAAAAAAAAA!" pekik Kailani menangis.

Ia merasa bersalah, merasa kelakuannya yang berbohong serta ke klub itulah ibu dan ayahnya nyaris celaka. Karma.

"Kamu ngapain minta maaf? Kamu enggak salah, Sayang. Lagian Mamah sama Papah gak papa, udah, jangan nangis!" Ia menyeka air mata anaknya itu, yang masih menangis di pelukan ibunya.

"Enggak, itu salah Kai, Mah! Karena ... karena ...." Kailani menggantung kalimatnya, ia takut jujur. "HUAAAAAAAAAA pokoknya salah Kai gak jagain Mamah Papah!"

"Aduh ... Sayang, cup, cup, cup!" Sang ibu berusaha menenangkan putrinya itu. "Sayang, kita ke kamar, ya. Tidur, ya ... kamu pasti capek."

Kailani mengangguk.

Mereka pun menuju kamar, ibunya membaringkan Kailani ke kasur setelah melepaskan jaket serta celana jin gadis manis itu. Ia seka rambut cokelat panjangnya, kemudian mencium keningnya. Perlahan, mata cokelat Kailani tertutup.

"Tidur, ya, Sayang. Udah, gak usah dipikirin, yang lalu biarlah berlalu ...." Kailani mengangguk, ibunya tersenyum melihat putrinya yang telah terlelap itu sebelum akhirnya mematikan lampu tidur dan beranjak pergi keluar kamar.

Bertepatan pintu ditutup, mata Kailani terbuka. Tangannya langsung sigap mengambil ponsel di sakunya.

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

(BUKAN) SUGAR DADDY [B.U. Series - J]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang