"Khloe, cepet sembuh!" kata Barra, datar dan dingin, meski bernada penyesalan.
"Cepet sembuh, ya." Liam menimpali, pria itu berbeda dengan Barra, ia lebih ramah senyuman. Bahkan, kini matanya bertemu dengan Isabelle, begitu humble. Hal itu membuat Isabelle membatu, tak bisa melepaskan pandangan dari pria itu.
Dan faktanya ... begitupun sebaliknya.
Sampai Barra menyikut Liam, dan akhirnya mereka pun melangkah keluar. Sedang Barra dan putrinya melewati Juna yang sedari tadi berdiri di ambang pintu dengan tangan penuh, Liam berhenti sejenak untuk melihat wajah pria itu.
"Eh, kek kenal mukanya ... ini cogan internet itu, kan?" Juna menoleh dengan susah payah untuk menemukan sosok yang ia anggap orang walanda itu.
Semua orang berwajah barat ia anggap walanda, atau Belanda.
"Liam!" panggil Barra, Liam tertawa pelan sebelum akhirnya berjalan melewati si pria, menuju ke arah sahabatnya.
"Yah ... pulang ... padahal cuman sebentar gue liat muka dia. Ugh ...." Isabelle tampak sedih.
"Uh, ya udah. Duduk, yuk, nyemil bareng gue!"
Dan seakan tak ada yang fokus tentang keberadaan Juna yang kewalahan ....
"Mm ... Kai ... buah tangannya."
"Eh, astaga Om Juna!"
Syukurlah, ia terbebas sekarang ketika mereka membantunya melepaskan banyak barang dari tangannya.
"Wah, Om Viral!" pekik salah seorang adik Khloe.
"Jangan difoto atau apa! Ini Om-nya Kailani, dari kampung, kasian tau!" tegur Khloe, dan syukurlah adik-adiknya yang siap membuka ponsel langsung menghentikan aksinya. "Om Juna, silakan duduk, Om!"
Juna pun menurut saja, ia duduk di sofa sendiri, tepat berhadapan dengan ayah Khloe yang menatapnya dengan kerutan di kening.
"Kek kenal saya sama muka kamu ...."
"Itu Om Viral di internet, Pah!" jawab salah seorang adik Khloe.
"Viral? Papah gak tahu soal itu ... cuman dia bikin Papah keinget seseorang. Hm ... siapa, ya?" Pria itu tampak berpikir. "Pak Ema ... Pak Ema ...."
"Pak Ema?"
"Papah lupa!" Pria itu memegang keningnya.
Juna menatap bingung.
"Ah, lupakan, cuman deja vu masa lalu saja. Silakan dinikmati!"
Meski menurut saja, menikmati kekeluargaan itu, sebenarnya Juna memikirkan ... ia mirip seseorang? Bisa saja, kan, itu keluarganya. Entahlah, ia tak paham ....
Ia tak paham banyak hal.
Dan kalau ini seperti sinetron ... ia dibuang pasti karena tak diinginkan, diculik, atau apalah. Masa bodo, keluarganya hanya Datu. Ia yang membesarkannya hingga saat ini.
Cukup lama ... betapa asyiknya bersama keluarga Khloe, hingga malam hari pun tiba. Mereka pun berpamitan pulang.
"Besok gue keknya udah bisa ke sekolah!" kata Khloe antusias.
"Yeay!" Ketiga sahabat itu berpelukan.
"See you tomorrow!"
"See you, Guys!"
Kailani masuk ke mobilnya bersama Juna yang menyetir, begitupun Isabelle. Dengan kecepatan lumayan cepat Juna menjalankan mobilnya.
"Jangan terlalu cepet-cepet, dong! Buru-buru banget dari tadi, kenapa, sih?" tanya Kailani kesal, Juna langsung melambatkan laju mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(BUKAN) SUGAR DADDY [B.U. Series - J]
Любовные романы18+ Ketika para cewek 19 tahun yang dalam masa puber kebanyakan ngehalu .... "Gue pengin punya Sugar Daddy!" kata Kailani di kala ia, Khloe dan Isabelle siap pulang ke rumah masing-masing. "Shit! Gue juga!" Isabelle merengutkan bibir. "Gue pun ... y...