Tiga Empat

31 1 0
                                    

Dua orang pria sampai di gedung tempat para pelaku kriminal di tahan. Dia adalah Danish dan Nevan. Mereka ingin meminta kesaksian dari Profesor Argue yang memang berada di rutan ini.

Danish dan Nevan telah duduk disebuah ruangan yang hanya terdapat 3 kursi, satu meja panjang, beberapa kamera mengililingi ruangan, dan lampu dengan minim cahaya nya.

Pintu masuk terbuka dan memperlihatkan Argue yang diborgol serta di kawal 2 polisi. Mereka mendudukkan Argue dikursi berhadapan dengan Danish dan Nevan.

"Selamat siang, perkenalkan saya Danish, pengacara dari pihak keluarga Matafa." Danish memperlihatkan kartu namanya.

Argue mengangguk.

"Saya tidak perlu memperkenalkan diri bukan? Kita sudah bertemu di ruang interogasi." ucap Nevan.

"Ada perlu apa kalian datang kesini?."

Danish dan Nevan menanyakan beberapa hal terkait jaringan kejatahan yang Jennifer lakukan. Argue sangat kooperatif dengan mereka.

Setelah selesai, Danish membereskan beberapa barang dan berkas ke dalam tas.
"Ba--bagaimana dengan pria itu?." tanya Argue.

Danish dan Nevan saling bertatapan.
"Berkat anda beliau masih terbaring bahkan kemarin kami hampir kehilangan nya."

Argue menutup matanya. Penyesalan itu semakin mendalam.
"Apa jantung nya masih dalam kondisi baik?."

Danish dan Nevan terkejut.
"Bagaimana anda bisa tau? Apa anda memiliki kaki tangan lagi?!." Nevan menarik kerah Argue.

"Tidak, saya sudah memprediksinya. Saat cairan pertama masuk 5 tahun yang lalu, saya membuat kesalahan. Saya memberikan obat yang dapat memperlemah kinerja jantung nya selama satu minggu. Sampai akhirnya saya sadar dan mengganti nya dengan obat yang selama ini ia konsumsi."

Danish dan Nevan terkejut.
"Lalu saat cairan kedua yang masuk itu. Jennifer salah menyuntikkan dan cairan itu sedikit masuk ke bagian jantung nya. Walau dengan operasi, cairan itu akan sulit di keluarkan." Argue menundukkan kepalanya.

🖤🖤🖤

Cahaya matahari membangunkan Alvin tertidur di kamarnya. Ia menyadari bahwa tubuh nya jauh lebih segar. Semalem dirinya pulang kerumah dengan tubuh basah karena hujan.

Flashback On

Viona mendengar bel yang berbunyi. Ia membuka pintu dan terkejut mendapati Alvin berdiri di depan rumah dengan seluruh tubuh nya yang basah karena hujan.

"Alvin?." Pria itu hanya tersenyum.

"Aku bawa makan malem." ucap nya sambil menunjukkan kantong berisi makanan.

"Masuk masuk. Kok kamu basah semua gini sih. Kan dari kantor pake mobil terus parkir di basement."

Viona berjalan ke rak yang menyimpan handuk. Viona mengeringkan rambut serta wajah Alvin.

"Kalo kamu sakit gimana??."

"Hehe maaf, tadi aku beli makan ini dulu. Dan parkir mobil nya lumayan jauh dari restoran nya."

Viona menatap ke arah makanan yang sudah di simpan di atas meja.
"Kan bisa delivery."

"Ahh iya ya. Heheh aku lupa."

VIOLAVA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang