Choose

4.8K 194 3
                                    

Happy reading
Vote&coment

"gue balik duluan Ra."ucap Rayya sambil menyangkut kan tas nya ke bahu.

"okee."jawab Raina sambil membereskan barang nya.

"woy Ra, belum balik?"teriak Royyan dari jendela ruang kelas Raina.

"ini bentar lagi yan."jawab Raina lalu menghampiri Royyan.

"mau bareng?"tanya Royyan.

"boleh tuh, lumayan hemat duit."jawab Raina dengan senyum tengil nya.

"yaudah yuk."

"tunggu!"cegat seseorang saat mereka mulai melangkahkan kaki.

"dia pulang bareng saya."ucap orang tadi.

"oh, silahkan ka,"jawab Royyan tak enak tapi malah mendapat tatapan tak suka Raina.

Hening beberapa saat, hingga Royyan pamit mendahului karena sadar melihat tatapan Halim yang seperti nya mengusir.

Tapi dengan kesal Raina berjalanan duluan tidak memperdulikan Halim tapi tangan nya ditarik dan menubruk dada bidang Halim, Raina yang sadar itu menarik nafas dan memejamkan matanya.

"saya juga menerima perjodohan ini."bisik Halim tepat di daun telinga Raina. Raina yang sadar posisi nya yang sangat intim sama Halim, segera menjauhkan tubuh nya.

"ekhem, bagus kalo gitu."jawab Raina dengan gugup.

"kalo gitu kita ketemu sama ibu, untuk membahas kelanjutan nya."ucap Halim.

"sekarang?"tanya Raina.

"taun depan!"jawab Halim kesal.

"oh yaudah, gue balik,"jawab Raina enteng.

"ya sekarang Raina!"tegas Halim.

"iya-iya."jawab Raina pasrah.

_

Kini mobil Halim sudah terparkir di pekarangan rumah nya yang memiliki suasana tersendiri menurut Raina.

"ayo turun."

"gua takut."cicit Raina.

"waktu itu kamu dengan PD nya menerima perjodohan ini, tapi sekarang mana tampang PD kamu?"ejek Halim.

"enggak! Tadi gue bohong!"jawab Raina gengsi.

"yaudah turun!"perintah Halim.

Raina turun dengan ragu dari mobil Halim lalu berjalan mengekor di belakang Halim.

"assalamualaikum."ucap Halim saat memasuki rumah.

"wa'alaikumsalam,"jawab ibu Diana yang memang sedang duduk di ruang keluarga sambil membaca majalah.

"eh ada Raina juga."sapa Ibu Diana dengan senang.

"iya bu."jawab Raina kikuk.

"ayo duduk, ibu buat kan minuman."ujar bu Diana.

"Halim ke atas dulu bu, ingin ganti baju."ucap Halim yang di-iyakan oleh kedua wanita itu.

"biasa, biar gak bau depan calon nya."ujar bu Diana dengan nada bercanda yang dijawab kekehan pelan Raina.

10 menit Halim sudah turun dengan muka yang lebih segar dengan baju casual terlihat lebih tampan.

"jadi ada apa Raina dibawa ke sini Lim?"tanya Ibu Dia to the point.

Halim dan Raina saling memandang satu sama lain, mata Raina berbicara ketidakeyakinan tapi mata Halim menyakinkan Raina.

"jadi Raina dan Halim sudah memikirkan hal ini dengan yakin dan benar, Raina dan Halim menerima perjodohan ini, dan ini sudah menjadi keputusan kita berdua bu."jelas Halim.

"alhamdulillah, ibu sangat senang jika kalian menerima perjodohan ini, ibu akan segera mengatur semua keperluan dan urusan untuk pernikahan kalian."jawab ibu Diana dengan semangat.

"pernikahan? Secepat ini?"tanya Halim.

"iya nak, apa ada masalah?"tanya ibu Diana.

"tapi bu Halim ingin pernikahan setelah kita lulus kuliah, Halim rasa Raina juga menyetujui hal itu."kata Halim.

"bagaimana menurut Ra?"tanya ibu Diana kepada Raina yang dari tadi hanya diam memperhatikan interaksi ibu dan anak itu.

"Raina mengikuti saja bu,"jawab Raina.

"jadi Halim putuskan untuk menikah setelah lulus saja."putus Halim.

"tapi ibu ingin kalian mempunyai ikatan terlebih dahulu."ujar ibu Diana.

"ibu ingin kalian bertunangan terlebih dahulu."lanjut nya.

"baik bu, tapi jika selama 3 tahun kita tidak mempunyai rasa, Halim harap ibu mengerti kami."ujar Halim.

"tapi, maaf sebelumnya ibu akan tetap menyuntikan dana kepada perusahaan kaka saya?"tanya Raina ragu.

"tentu, kamu tak perlu khawatir. Ibu menjodohkan kalian karena ibu merasa kamu cocok dengan Halim dan dapat mengubah sikap Halim kepada perempuan selain ibu dan adiknya. Dan ibu percaya itu."jelas bu Diana sambil memegang tangan Raina.

"terimakasih bu, Raina akan mencoba nya."jawab Raina dengan senyuman.

"yaudah bu, Halim ingin mengatarkan Raina pulang, karena ini udah sore."

"yaudah kalian hati-hati di jalan."jawab bu Diana.

Raina dan Halim keluar bersamaan dan memasuki mobil Halim, ketika di mobil ponsel Raina bergetar dan tak sengaja Halim melihat username siapa yang menelefon Raina.

Danu. Ya dia yang menelfon Raina setelah 3 hari tidak ada kabar dari nya.

"angkat saja."ucap Halim sambil mulai menjalankan mobil nya.

"Hallo."ucap Raina saat panggilan terhubung.

'ya ampun pacarrr, Danu rinduuu. Besok aku pulang tunggu aku di kampus oke. Aku sayang kamu.' ucap Danu disebrang sana dengan semangat.

"gue juga kangen sama lo,"jawab Raina dengan rasa bersalah karena berjodohan ini, bagaimana pun perasaan Raina terhadap Danu tetap Raina menghargai Danu sebagai status nya sekarang yaitu pacar nya.

'eh ra, udah dulu ya nanti aku telfon lagi, i love you.' ujar Danu dan memutuskan panggilan itu.

Raina menghela nafas menahan sesak didada, entah karena apa rasa bersalah itu terus bermunculan di kepala nya.

"kamu yakin menerima perjodohan ini dan menghianati Danu dengan cinta nya yang begitu besar ke kamu?"tanya Halim.

"gue gak tau, tapi gue gak mungkin kasih tau Danu sekarang ini, gue butuh waktu untuk mengungkap semua nya dan membuat Danu mengerti."ucap Raina.

"yaa, tapi semua hal yang kamu tutupi akan terbongkar, dan Danu akan lebih sakit lagi ketika dia mendengar nya dari orang lain, bukan dari mulut kamu sendiri jadi segeralah memberitahu nya"penjelasan Halim.

'kamu mengkhawatirkan seseorang takut tersakiti, tapi bagaimana dengan perasaan aku yang tak pernah kau anggap ada.'









***

Yey presma comback.

Gimana nih tanggapan kalian?

Next?

Vote&coment nya

Thanks.



Cirebon, kamis 19 desember 2019

PRESMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang