Vote&coment.
Happy reading.'sebenarnya statusku sekarang apa, pacar Danu atau tunangan Halim?'
Ruang makan keluarga Syabani sekarang aku berada, ya setelah acara pertunangan itu aku di sarankan untuk menginap dikediaman mereka, dan aku tidak bisa menolak akhirnya aku iyakan saja ajakan mereka.
Aku duduk di tengah-tengah keluarga yang seperti nya harmonis, anggun, kaya, jujur aku minder berada di antara mereka. Tapi sikap mereka kepada ku sangat baik dan ramah, aku sangat terkesan dengan sikap baik mereka.
"lebih baik kalian jalan-jalan berdua setelah makan, gimana?" ucap bu Diana mengalihkan fikiranku.
"males bu, Halim harus ngerjain tugas juga."tolak Halim sedangkan aku hanya diam saja. Ingin menolak juga tak enak apalagi menerima.
"loh, ini libur sekali-kali kamu keluar ke mall gitu, supaya kalian juga lebih saling mengenal dan ibu udah mesenin tiket nonton."jelas bu Diana sambil menyodorkan 2 tiket nonton tadi seperti yang ia bilang.
"bu tap-"
"gak ada penolakan ya Halim, sekarang kalo kalian udah selesai cepet ganti baju dan berangkat, dan Ra baju kamu udah ibu siapin di atas kasur oke."jelas ibu Diana membuat ku mengangguk saja.
"yaudah, selamat bersenang-senang."ujar nya dan pergi meninggalkan kami di meja makan.
"jadi?"tanya Halim kepada ku.
"terserah, kalo gue sih gak enak nolak."jawab ku apa adanya.
"yaudah, gue tunggu di depan 15 menit dari sekarang."ujar Halim seenak jidat nya kepada ku dan langsung pergi begitu saja.
Aku langsung menuju kamar ku eh kamar tamu yang ditempati ku tidur. Terlihat di atas kasur sudah ada rok peach dengan panjang selutut, flatshoes senada dengan rok serta tas slempang kecil berwarna hitam.
Dengan tanpa basa-basi aku langsung memakai semua itu. Rambut panjang ku aku cepol dengan poni-poni yang aku biarkan bebas menjutai.
Hanya polesan kecil di wajah yang aku kenakan bahkan hanya menggunakan pelembab, bedak tipis dan liptint yang cukup tipis. Serasa semua cukup aku langsung turun dan menyusul Halim di depan.
Terlihat Halim yang sudah bersender di mobil nya, menungguku sambil memainkan ponsel.
"tepat waktu."ujar Halim lalu masuk ke dalam mobil tanpa menatapku. Tanpa basa-basi aku segera memasuki mobilnya.
"kita mau kemana?"tanyaku saat mobil Halim sudah melaju. Halim melihat ke arahku, matanya sempat terpaku melihatku lalu tersadar dan mengalihkan pandangan nya.
"ke mall, nonton seperti yang ibu bilang."jawab Halim aku yang menganggukan kepala saja.
Sesampainya di mall, aku langsung turun dan berjalanan mendahului Halim.
"kamu pikir saya supir kamu, habis di antar langsung ditinggalin gitu aja?" ucap Halim yang sudah berada di samping ku.
"sorry."ucapku singkat, entah kenapa aku merasa tak enak dan sedikit tidak nyaman mungkin.
"gak nyaman jalan berdua sama saya?tanya Halim.
"bukan gitu, gue rasa canggung aja."jawab ku sehati-hati mungkin agar Halim tak tersinggung.
"kamu harus terbiasa akan hal ini, karena saya akan menemani kamu kemana pun."ucap dia membuatku mematung mendadak.
"udah gak usah di fikirin, sekarang terserah kamu mau kemana, saya ngikut saja."ujar nya membuat aku tersedar.
"kita gak usah nonton ya, makan aja."ujar ku.
"bukannya tadi udah makan?"tanya nya membuatku kikuk.
"ya-ya laper lagi!"jawabku agak gugup.
"kita ke toko buku aja gimana?" tawar Halim.
"euhm boleh deh."jawab ku.
Kami berjalan beriringan masuk ke dalam Mall, seperti pasangan kekasih pada umumnya, banyak mata yang memandang aku dan Halim, ada yang menatap kagum, terpesona, bahkan menatap tak suka. Tapi tiba-tiba Halim menggenggam tangan ku seperti mengisyaratkan aku harus PD jalan berdua dengan nya.
"kamu boleh pilih buku apa aja. Saya duduk di sebelah sana."ujar nya saat sudah sampai di toko buku itu.
"oke."jawabku.
Mataku langsung berbinar melihat deretan buku yang tersusun cantik menghiasi toko buku itu, mata ku langsung mencari novel yang sudah aku nanti, untuk sekarang aku lebih suka membaca cerita psycopat.
Ku ambil buku itu, dan melihat beberapa Novel yang berjendre horor, aku ambil yang sampul bukunya terlihat menarik, ku baca sinopsis nya, seperti nya aku suka dan mengambilnya buat buku itu. Setelah cukup aku membeli 2 novel, langkah ku melanjutkan untuk ke tempat kasir.
"Raina!!!" tiba-tiba ada seseorang yang memanggilku.
"loh Kalian?!" tanya ku kaget, ya mereka sahabat tikus ku.
"katanya sibuk, gak ada waktu buat nongkrong sama kita, tapi kok lo pergi ke toko buku?" tuding Dinno ke padaku.
"ya gue, tiba-tiba bosen di kostsan jadi gue ke toko buku aja, emang salah?" jawab aku berusaha mengalihkan pembicara mereka.
"gak ada yang salah sebenarnya, cuma 1 yang aneh lo kesini sama ka Halim kan?!" ucap Rayya membuatku kicep seketika.
"jawab Ra?!" tegas Royyan.
"gu-gue...."
"eit-eit cicin yang lo pake mirip cincin yang tadi ka Halim pake, jangan-jangan kalian tu-"
"ya kami sudah bertunangan!" itu bukan jawaban Raina melainkan jawaban manusia ternyebelin yang ada di list hidup Raina, tamatlah sudah hidup mu Ra!
"WHATT?!?!?!"
***
vote & komen
Cirebon, sabtu 1 februari 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
PRESMA
Teen FictionDi jodohin sama presma? Is impossible. -Raina. Perjodohan? whatever! -halim. hanya sebuah cerita pasaran tentang perjodohan, antara si gadis pejuang dan si tuan masa bodo. Note: semoga kalian suka cerita ini. PENASARAN? LANGSUNG BACAA YAHH DAN...