Vote&coment!
Happy reading!Ada beberapa hal yang perlu di ceritakan dan ada beberapa hal juga yang tak usah di ceritakan.
Perpustakaan, disini aku berada. Duduk sambil membaca beberapa materi hari ini dan mengumpulkan ide-ide desain baju yang akan aku buat.
Akhir-akhir ini aku lebih menyukai tempat yang sepi, tidak ramai, dan sunyi. Semua pikiran ingin ku curahkan dalam gambar-gambar baju yang ku buat.
Goretan pensil menggambarkan sebuah syal yang indah. Dan aku merasa pernah memiliki syal itu. Tapi aku menempis nya lagi mungkin itu hanya fikiran ku saja.
Dorrr
"eh dan."ujar ku kaget sambil menatap Danu. Seperti nya ada yang perbedaan dengan Danu ah iya rambut nya yang dulu orange kini sudah berwarna hitam.
Dan ah iya kacamata yang bersadar cantik di hidung mancung nya itu. Dan wajah yang sedikit pucat?
Danu mengambil posisi duduk disebelahku, dan melihat gambar syal yang baru selesai ku gambar."bagus banget syal nya. Kapan-kapan buatin buat gue yah."ucap Danu dengan wajah girang.
"oke, tapi gak janji."jawab aku sekenanya, ingin menolak tapi tidak enak.
"oke, tapi tetap gue tunggu syal itu."ujar Danu sambil mengusap puncak rambut ku dan menatap mata ku lembut.
"ada masalah?"tanya Danu tiba-tiba membuat mata ku mengalihkan pandangan.
"e-enggak."jawab ku sedikit gagap.
"okee, jika kamu gak mau jujur gak papa. Tapi entah kenapa aku merasa kehilangan kamu sekarang. Ra asal kamu tahu aku benar-benar tulus cinta sama kamu."ucap Danu menggenggam tangan ku, membuat aku bingung harus membalas apa ke Danu.
"aku ingin sekali mendengar kamu mengucapkan kalimat cinta untuk aku. Karena selama pacaran ini hanya aku yang mengucapkan kata itu."ujar Danu membuat rasa bersalahku muncul.
"dan, yang perlu lo tau, gue disini di samping dan hati lo menemani lo di suka ataupun duka. Sebuah perasaan tak perlu di ungkap kan oleh kata, cukup sikap yang gue tunjukin ke lo itu bagaimana. Urusan hati hanya sang maha pemberi hatilah yang tahu."ucap ku mencoba meyakinkan Danu.
"yaudah kalo gitu, gue ke kelas. Bentar lagi kelas mulai, bye jaga kesehatan karena muka lo keliatan pucet."kata ku sambil mengelus pipi nya dan pergi meninggalkan perpus.
Jarak perpus dari kelas ku lumayan jauh. Aku malas berjalan cepat jadi aku berjalan santai sambil menikmati pemandangan beberapa mahasiswa yang sedang mengobrol atau mengerjakan tugas.
Di jarak kejauhan aku melihat Halim berjalan berlawanan dari ku. Jujur perasaan ku gugup saat bertemu Halim sekarang sejak aku dan Halim resmi di jodohkan. Aku berusaha biasa saja saat Halim semakin berjalan mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRESMA
Teen FictionDi jodohin sama presma? Is impossible. -Raina. Perjodohan? whatever! -halim. hanya sebuah cerita pasaran tentang perjodohan, antara si gadis pejuang dan si tuan masa bodo. Note: semoga kalian suka cerita ini. PENASARAN? LANGSUNG BACAA YAHH DAN...