danu baik

752 37 0
                                    

vote dan komen
happy reading!!

aku terduduk gusar di kursi perpustakaan, memikirkan tentang pernikahan dengan halim dan hubungan ku dengan danu, sedari tadi aku berusaha untuk menyakinkan diriku agar berani jujur di hadapan danu, tapi hati dan pikiran ku selalu berolak belakang.

"argh kenapa si ketimbang jujur aja susah." ucap ku kesal dan menjatuhkan kepala ku di meja perpustakaan itu. lalu aku merasa usapan lembut di kepala ku, aku mendongak untuk melihat siapa empuh nya.

mata ku menatap mata sendu milik danu, ku perhatikan setiap inti dalam wajah nya, hidung yang mancung, kulit yg bersihin dan halus, dan bibir nya yang tipis.

"loh kenapa liat nya begitu, makin ganteng ya gue."ucap nya sambil tersenyum manis ke arah ku.

"pede banget." gumam ku sambil menumpuk buku yang berserakan tadi di meja perpus.

"kangen." ucap danu sambil duduk di sebelah ku.

"kemarin-kemarin kemana? sibuk?" tanya sedikit dengan nada sinis.

"iya hehe, bantu bisnis papa di bangkok." jawab danu aku hanya mengangguk pelan sebagai jawaban nya.

"ra, makan siang bareng yuk nanti." ajaknya kepada ku, tapi nanti siang aku harus ada fiting baju.

"nu, gue ga bisa soalnya ada urusan." tolak ku dengan perasaan tak enak, danu hanya mengangguk pasrah.

"nu gue mau ngomong serius." ucap ku dengan mencoba sedikit keberanian.

"iya apa sayang." jawab lembut danu sambil menatap mata ku dalam.

"nu sebenarnya gue... guee." kata ku terbata-bata karena sangat ragu untuk mengutarakan hal itu. tapi danu tersenyum lebar lalu tangan nya menggenggam tangan ku erat.

"gue tau kok, bahagia ya ra, halim terbaik untuk cewe gue yang ini. gue percaya halim bisa jaga lu lebih baik dari gue." kata nya sambil terus menatap dalam mata ku yang arti tatapan itu aku pun tak mengerti.

"nu jadi..."

"iya gue tau lu tunangan halim dan bakalan segera menikah kan?" ucapan danu membuat ku menatap nya kaget.

"nu gue, gue ga bermaksud untuk menghianati-" belum selesai aku bicara jari danu sudah menutup mulut ku dengan jari nya.

"sttt its okey gue tau kok posisi lu, The last hug? " katanya dengan cepat aku memeluk nya dengan sangat erat, merasakan pelukan nya yang hangat.

"maaf." ucap ku dengan lolos setetes air mata terjun jatuh ke pipi ku.

"i love u Raina akifa." balas nya sambil mengusap punggung ku lembut, aku terisak dalam pelukan nya mengingat betapa jahat tega nya aku mengecewakan orang sebaik dan setulus danu.

"stt jangan nangis ya cantik nya danu." ucap danu sambil melonggarkan pelukan itu dan mengusap air mata yang tersisa dalam pipi ku namun aku tak kuat menatap matanya, tangis ku  semakin pecah.

"eh ga boleh nangis."

danu menyelipkan rambut ke telingaku dan mengusap kedua pipi ku, wajah nya semakin mendekat dan cup dia mengecup kening ku.

"makasi untuk 2 bulan nya raina." ucap nya lagi, dan berdiri dari bangku itu.

"nu gue bakalan jadiin syal yang lu minta, tunggu beberapa hari ya." ucap ku lalu danu hanya mengangguk sebagai jawaban nya.

_HR_

author pov

dengan gontai danu berjalan keluar dari perpustakaan itu sambil memegang dada pinggang nya, sesak... sakit... itu yang danu rasakan, air mata yang sedari tadi ia tahan. langsung nya menuju parkiran kampus untuk segera masuk ke dalam mobil nya.

"ra gue sayang banget sama lo tapi gue tau cowo kaya gue ini ga pantes buat lo." monolog nya.

danu menangis sekencangnya di dalam mobil menatap nanar foto yang ada di dalam ponsel nya. lalu tanpa ia sadar darah mulai menetes dari lubang hidung nya.

shit desis danu saat merasakan darah itu keluar dan segera mengusap kasar menggunakan tangan nya.

namun di lain sisi raina termenung di taman belakang kampus tempat favorit nya, menulis rangkaian kata dalam teman favorit nya bercerita.

danu orang baik yaa, tapi sayang kenapa aku ga bisa mencintai dia. aku bersyukur bisa kenal kamu nu tapi mengenalmu saja aku tidak bisa mencintai, tapi kamu? kenapa begitu mencintaiku

maaf nu aku memilih halim bukan karena kehendak ku namun kehendak kaka ku dan mungkin tuhan(?)

Thanks for everything nu, You're good.

raina

setelah selesai dengan tulisan nya itu Raina menutup buku dairy lalu menghela nafas, rasa lelah hari ini sudah cukup untuk pikiran nya.















***

aaaaa ga tau deh bingung mau ngetik apa karena jujur kena sindrom lupa alur dan kayaknya akan aku segera tamatin, soalnya aku udh ada ide alur untuk cerita baru.

soo im sorry guys jangan terlalu ekspetasi tinggi untuk cerita cerita ku, karena aku penulis pemula. tapi thank u sooo much yang udah support sampe sekarang.

Klo ada typo kasih tau ya, soalnya ga aku baca ulang.









sabtu, 21 agustus 2021

PRESMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang