empat

2.4K 360 66
                                    

Seperti biasa setelah ditinggalkan Hinaya memasuki kelas berikutnya, Naura menatap Mark yang sedang mengerjakan tugas sambil mendengarkan lagu, mungkin karena ia lihat Mark memakai earphone

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti biasa setelah ditinggalkan Hinaya memasuki kelas berikutnya, Naura menatap Mark yang sedang mengerjakan tugas sambil mendengarkan lagu, mungkin karena ia lihat Mark memakai earphone.

Naura berjalan pelan seperti ingin bermain petak umpet menghampiri Mark yang duduk sendirian, berusaha tidak mengganggu lelaki itu walau pergerakannya tidak akan membuat Mark terganggu.

Sambil membawa botol minumnya yang tidak ditutup, Naura perlahan mengembangkan senyumnya saat menarik kursi di depan Mark dengan perlahan. Tetapi karena tersandung kakinya sendiri, membuat Naura mendarat dengan tidak sempurna, dan gravitasi buruk menarik botol minumnya yang berisi sedikit air, tumpah mengenai buku yang sedang dipelajari Mark.

Mark dan Naura sama-sama terkejut dan membeku.

Mam? Pus.

Setelah terdiam beberapa detik, Mark menatap Naura dengan tajam dan melepas kedua earphone-nya dengan kasar. Kemudian menggebrak meja dengan cukup keras dan membentak, "Bisa tenang sedikit, nggak, sih?!"

Suara gebrakan dan bentakan Mark kepada Naura yang cukup keras, membuat mereka lagi-lagi menjadi pusat perhatian walau tidak banyak. Gini-gini juga, Mark tidak ingin membuat keributan.

Dan dia yakin, perbuatannya mungkin hanya didengar oleh meja yang terdekat dengannya. Apalagi suasana kantin yang sangat ribut hari ini.

Naura semakin ciut dan tergagap. "Ta-tadi udah diusahain biar nggak ribut, tapi gagal! Serius, Mark, gu-gue nggak sengaja, itu, gue tadi, eh," Naura dengan cepat membuka dan mengobrak-abrik ranselnya, bersyukur karena membawa buku paket yang sama, "Biar pakek punya—"

Ucapan Naura terpotong sesaat melihat Mark yang melirik jam tangannya dan dengan segera membereskan buku-bukunya, lalu segera berdiri dan meninggalkan Naura yang meneteskan airmatanya begitu saja.

Naura memanyunkan bibirnya, lalu menyisiri pandangan. Semua orang kembali pada kesibukan masing-masing, jadi dia merasa lega karena tidak ada orang yang memperhatikannya lagi.

Ia kemudian menidurkan kepalanya dengan lesu, sedikit terisak karena merasa sangat bersalah. Pikirannya menjadi kacau. Gue cuma bikin Mark kesel aja. Dan kali ini dia nambah kesel.

Mampus banget huhu.

Walau pikirannya sempat kacau, Naura tentu tidak melupakan kelasnya yang mulai sebentar lagi.

Astaga!

Naura menegakkan tubuhnya, tersentak kaget saat baru mengetahui alasan Mark yang meninggalkannya begitu saja.

ᴍ ᴀ ʀ ᴋ ᴇ ᴜTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang