delapan belas

1.7K 244 90
                                    

Sejujurnya ia sedikit masa bodoh dengan hasil yang keluar dari tugasnya ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejujurnya ia sedikit masa bodoh dengan hasil yang keluar dari tugasnya ini.

Saat bersusah payah untuk tidak menganggu Mark dan dengan sangat terpaksa membiarkan pemuda itu berlalu meninggalkannya, Naura hanya bisa tersenyum sedih menatap laptop dan pantulan bayangan dirinya di layar monitor. Berusaha sekeras mungkin untuk kembali mengedit, aplikasi grafis ini mendadak membuat Naura merengek kesal. Lalu dengan terpaksa melebarkan iris matanya yang masih dilanda kantuk saat menonton beberapa video tutorial dari Youtube yang dia butuhkan.

Jadi ketika berjalan ke luar dari ruangan, Naura keluar dengan napas leganya. Sambil tersenyum menunduk menatap senang tugasnya yang telah tuntas, lalu mendongak dan mendadak terkejut melihat Mark yang sedang bersandar di dinding dekat pintu.

"Mark?" bisiknya sangat kecil.

Masih di sini?

Tapi Naura juga tidak ingin berpikir banyak. Sepuluh menit yang lalu, saat dia masih fokus mengedit tugasnya, Mark kembali masuk dalam ruangan sambil menelpon seseorang dan memakai mesin pencetak lain di sebelahnya, berbicara mengenai draft—yang mungkin mengarah kepada kompetisinya desainnya.

Kemudian kembali keluar sesaat setelah Naura mematikan laptopnya. Saat ini juga Mark terlihat fokus dengan ponselnya, seperti masih menghubungi seseorang.

Naura mengangguk mantap. Mark tidak menunggunya. Ia kemudian membenarkan tasnya, dan berjalan seolah-olah tidak ada seseorang pun di sekitarnya. Masih berjalan pelan sambil menyadarkan diri berkali-kali.

"Nau,"

Dan semua itu mendadak berhenti saat Mark memanggilnya. Naura lantas berbalik dengan ekspresi senangnya—lagi-lagi tidak bisa untuk tidak menghiraukan Mark, tersenyum lebar ke arah Mark dengan wajah yang sangat penasaran. Kira-kira, Mark mau bicara apa, ya? Begitu batinnya terus-terusan berbisik ribut.

"Mau ke gedung administrasi?"

Naura mengangkat alisnya heran. "Gedung administrasi? Buat apa?"

Terdiam dengan raut wajah yang kentara dinginnya, Mark menghela napas dan berbalik menghiraukan Naura yang masih menatapnya bingung. Dan sambil memasukkan ke dua tangannya ke dalam saku jeans, Mark berkata dengan sederhana tetapi semakin membuat Naura memasang tampang bodoh. "Udah diduga."

"Hah? Maksudnya, Mark?"

Pertanyaan Naura tidak dijawab dan membuat gadis itu semakin heran. "Ke kantor dosen, 'kan, Mark?" tanyanya lagi yang tidak digubris oleh lawan bicaranya.

Sedangkan Naura masih melongo menatap kepergian Mark, mengedipkan matanya dua kali lalu menggeleng-geleng sebagai pertanda kalau dia benar-benar tidak mengerti dan merasa sangat bodoh. Tetapi tak lupa menatap punggung Mark yang perlahan menjauh dengan tatapan kesal karena irit sekali dalam berbicara. Itu membuatnya sedikit berlari menyusul Mark dengan mulut yang menggerutu kecil, "Kalo hal penting tentang ilmu pengetahuan, kalimat 'irit bicara' yang ada sama Mark hangus seketika."

ᴍ ᴀ ʀ ᴋ ᴇ ᴜTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang