Blind - 3 (Malam)
We can't always together
"Serius jam segini udah mau pulang? " Abi membungkukkan badannya agar suaranya bisa langsung terdengar oleh Camel.
Camel melirik sekitar ragu, lalu mengangguk "Iya - eh, kalau kamu mau disini dulu gapapa. Aku naik taksi aja, Bi" Camel berucap tidak enak hati saat Abi menarik tangannya menjauh dari kerumunan manusia manusia berbahagia. Untuk malam ini.
Abi menoleh kebelakangnya, melihat Camel mengernyit dahinya. Abi kembali membalikkan tubuhnya dan berdiri menjulang di hadapan Camel. Abi mengulurkan tangannya, mengusap dahi Camel agar kerutan tersebut hilang, "Kan gua yang udah bawa lo ke sini. Berarti gua juga yang harus bawa lo balik. Ayo".
Tanpa Abi tau, di belakang Abi Camel menggigit bibir bawahnya agar tidak berteriak.
***
"Tunggu disini ya, gua ambil mobil dulu" Ucap Abi.
Camel menyingkir agar tidak menghalangi jalan orang lain. Ia menunggu Abi dengan sabar sambil sesekali memainkan kakinya.
Begitu Camel mendengar suar klakson mobil, Camel mengangkat kepalanya dan tersenyum saat melihat mobil Abi sudah berhenti di hadapannya.
Camel jalan ke kursi penumpang samping Abi. Saat membukanya, Camel langsung mengernyit tidak paham. "Eh?".
Abi menoleh, lalu tersenyum tidak enak hati. "Maaf ya Mel, lo di belakang. Sinta mau balik juga katanya" kata Abi masam.
Sinta ini, salah satu orang yang tidak suka pada Camel tanpa alasan apapun. Tiba tiba saja, sinta berlaga seolah ia adalah pembenci Camel nomor wahid di dunia.
"O-ke. Gapapa" jawab Camel sambil tersenyum. Camel bisa melihat, bahwa Sinta ini tersenyum kemenangan.
Dengan lesu, Camel kembali menutup pintu penumpang samping Abi dan membuka pintu penumpang bagian belakang.
Setelah melewati gerbang hotel yang sekolah mereka jadikan sebagai tempat acara Prom, Sinta membuka suara. "Oh iya Mel, lo tau ga sih kalau gue itu pacar Abi?" tanya Sinta sambil menoleh.
Mata Camel melebar. Pacar? Kok bisa?. Camel membatin.
Camel melirik Abi dari samping. Dan dapat Camel lihat bahwa Abi tersenyum tulus. "Kita udah pacaran sekitar 2 tahun ya, bi?" Sinta kembali berkata sambil mengusap lengan Abi.
Mata Camel memanas. Terus tujuannya menyertakan Camel dalam Prom ini apa?.
***
"Makasih. Hati hati di jalan" ucap Camel lesu sambil membuka pintu dan berjalan menuju rumahnya.
Camel tidak menoleh kembali. Ini yang Camel sangat tidak sukai dari Abi. Dia mempunyai kekasih, tapi kenapa Abi memperlakukan Camel seolah olah Camel adalah pacarnya.
Dan lagi, Sinta dan Abi menjalin hubungan kenapa ia tidak tahu? Bahkan Camel tidak mendengar ada kabar bahwa mereka sedang dekat. Tapi ternyata, mereka bersama hampir dua tahun. Luar biasa.
Camel mengulurkan tangannya untuk membuka pintu. Namun, suara teriakan dari dalam langsung membekukan pergerakan Camel. "CAMEL MASUK KEDALAM, LEKAS!!" Suara bundanya.
Camel mengernyit. Ada apa di dalam? Kalau bunda memang ingin Camel pulang segera, seharusnya bunda menelfon Camel, atau membukakan pintu seperti biasanya dan bukannya berteriak dari dalam.
Camel mencoba berpikir positif jika bundanya terlalu malas membukakan pintu untuk Camel.
Camel kembali mengulurkan tangannya untuk menekan handle pintu, namun ia tidak dapat membuka pintunya. Seperti di kunci dari dalam. "Da? Bundaa?!" Cemel berteriak. Bukannya tadi bundanya itu ada di dalam?. Camel menekan sekali lagi, namun sama saja tidak bisa.
Camel mendekatkan telinganya pada daun pintu, berkonsentrasi mendengarkan suara di dalam rumah. "Emmh...Mell. e-paas".
Camel melotot. "DA?? BUNDA BAIK BAIK AJA? BUNDAA? BUKA BUN. YAH, AYAH?".
Camel berteriak sambil menggedor gedor daun pintu rumahnya. Camel juga tetap mencoba untuk membuka pintu walau hasilnya nihil.
Camel menyerah. Ia akan meminta bantuan pada tetangga. Dari pada mencoba namun tidak ada hasil.
Camel mundur dua langkah memandangi pintu rumahnya. Saat ia kembali mundur untuk langkah yang ketiga, sebuah tangan melilitnya dari belakang.
Memeluknya erat seperti orang takut kehilangan. Sepasang tangan besar menarik perut Camel untuk semakin merapat pada tubuh orang di belakangnya.
Camel merasakan tangan orang tersebut mengusap perut Camel dengan gerakan memutar sehingga Camel bergidik geli.
Sebelah tangan orang tersebut mengangkat rambut Camel lalu merapihkannya menjadi satu. Sehingga leher belakang Camel dapat terlihat tanpa terhalang apapun.
Mata Camel melotot saat merasakan napas di sekitar leher belakangnya, lalu merambat sampai ke leher sampingnya.
Camel meronta saat kepala orang tersebut menyusup kedalam lekukan lehernya, dan menghirup rakus aroma Camel.
Camel berteriak tertahan saat merasakan lidah orang itu menari nari di sekitaran lehernya. Camel menjepit kepalanya saat Camel tidak kuasa menahan perasaan aneh dalam tubuhnya. Namun, orang itu malah semakin semangat menjilat leher Camel.
"Buun.. " Camel memanggil lirih saat Camel sudah tidak tau apa yang harus Camel lakukan.
Camel meronta semakin sering, menyebabkan orang di belakangnya menggeram karena merasa terusik.
Lalu Camel merasa rambutnya di lepas. Dan tangan orang tersebut kembali melilit di perut Camel. Perut Camel keram. Ia juga sudah tidak tahan untuk buang air kecil. "Please.." Camel memohon.
Di lekukan lehernya, Camel merasa orang itu tersenyum kemenangan. Orang itu menggigit kecil leher Camel gemas, lalu melepaskan gigitannya, digantikan dengan ciuman ringan.
Camel merasa bebas saat orang itu mengangkat kepalanya dari leher Camel. Walau tangan orang tersebut masih setia di perutnya.
Setelah Camel merasa sedikit lega, Camel kembali merinding saat bibir orang itu berada tepat di telinganya, "Honey".
29 February 2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLIND
RomanceWarning!! •On-Going "Listen to me baby, i'll kill your family if you refuse me " Ada dua hal yang tidak bisa Camel terima secara lapang dada di dunia ini. Yang pertama kebahagiaannya yang tiba tiba terampas. Lalu omong kosong yang menawarkan kebah...