duapuluhenam

237 29 26
                                    

Di tengah jalan membelah jalanan tikus, Herma sedikit berbincang dengan Diana. Dia bukannya kepo, hanya saja dia tidak suka terbalut awkward moment berlarut-larut. Mulanya pembicaraan diawali dengan hal remeh-temeh seperti, "wah kalau rumah lu di kompleks X, lu anak sultan dong? Woa ... bisa nih traktir rakyat jelata seperti saya." Iya, serius Herma bilang begitu. Dia bahkan sengaja mengganti lu-gue nya menjadi saya-style hanya untuk menggoda Diana.

Untung saja Diana bukan wanita bertitik didih tinggi. Dia tertawa dan hanya memukulnya main-main sambil membalas, "apaan sih." Dan berikutnya mereka mulai berbicara hal-hal lainnya. Setidaknya perjalanan ini berwarna. Herma pun menikmati keasyique-an si Diana.

Jadi gaes, kesan pertama itu jangan dipercaya. Herma mengira Diana wanita sengak, ternyata ... tidak juga. Hanya saja, memang ada satu dua sisi yang membuat sisi ketusnya muncul. Seperti halnya ketika Herma tiba-tiba bertanya, "lu ada apa sama abang lu? Kok ketus begitu?" Eh perempuan ini langsung nyahut dengan, "abang?! Dia?! Orang pengecut kek dia abang gue?! Iyuuuh!" dong. Seketika Herma kicep. Oke, bukan topik yang pas sepertinya.

Akhirnya Herma membelokkan percakapan ke lain topik dan suasana yang sempat meruncing langsung lumer. Tapi percakapan mereka harus berakhir ketika Herma memasuki gerbang tinggi megah dari kayu. Matanya serupa anak kecil melihat permen ketika satpam mempersilakan mereka masuk lalu dia melaju di tanah berbalut rumput jepang yang tertata dan terpetak-petak di tengah bebatuan kecil dan membentang dari gerbang hingga ... bawah kubah raksasa pintu depan rumah.

Anjir! Sultan bener! Sultan yang niat sekali buat show off! Bukan pertama kali dia bertemu keluarga Sultan sih, noh si pantad gembul teman bermaik kelerengnya yang berdarah Ardanta juga tajir melintir ... tapi ... tapi mereka enggak seniat ini bikin rumah! Ha! Rumah Sean saja enggak ada satpamnya! Kenapa? Mindset-nya bonyok Sean itu ... kalau mau curi ya sudah curi saja ... nanti bisa beli lagi. Gitu.

Menurunkan Diana, Herma tersenyum kecil. Dalam hati dia berniat langsung balik. Hanya saja belum juga dia putar balik, motor Andre mendekat, berhenti di sampingnya, membuat Diana spontan melipir pergi. Sikap dinginnya jelas sekali berbeda dengan dia yang ramah selama diperjalanan tadi.

Herma mengerutkan kening melihat hal ini. Dan karena terlalu focus pada Diana ... dia sampai tak sadar menyanggupi Andre untuk mampir. Dia juga tak sadar tiba-tiba sudah masuk ke dalam rumah super mewah itu dan ... bertemu dengan dua orang wanita ayu. Satu dari mereka sedang duduk di atas sofa, mengelus puncak kepala Diana. Sementara yang satunya lagi sedang asyik minum dengan pakaian instruktur senam melekat di badan dengan tubuh bercucuran keringat.

Ebuset.

"Bun, Andre pulang," kata Andre sambil menghampiri wanita berambut hitam di sofa. Kedatangannya, seperti yang dapat Herma duga, memicu Diana untuk angkat kaki lalu melenggang pergi. Tapi sepertinya Andre biasa saja, karena dia mencium tangan wanita berlesung pipi dengan wajah kalem itu tanpa tunjukkan sedikit pun rasa sakit hati.

"Andre bawa temen Andre, Namanya Herma. Her, sini!" Andre memanggil Herma. Tanggap, lelaki itu buru-buru mendekat dan mengikuti apa yang Andre lakukan—mencium tangan wanita ini. Namun hal yang tak terduga terjadi berikutnya, perempuan yang rambutnya digelung di belakang ini ... menangkup wajahnya. Lalu telaten dia merabanya mili per mili. Herma nyaris menepis tangan wanita yang dipanggil Andre 'bunda' ini, tapi tak jadi karena entah sejak kapan ... tangan Andre menggenggam jemarinya.

"Pemuda yang tampan ... teman kuliah juga, Ndre?" tanya sang Bunda seraya menarik tangannya. Herma mengerjap bingung melihat hal ini, hanya saja belum juga dia bertanya apa yang melintas di pikirannya pada Andre, wanita ini menjawab, "iya nak, benar. Saya tak bisa melihat ..." membuat Herma mematung sesaat dan mengatakan maaf dengan tanpa sadar. Yang seketika dibalas tawa canggung oleh wanita ayu itu.

BL : URAKANWhere stories live. Discover now