delapan

381 47 10
                                    

"S-Se-Seannnh!" Hesa melenguh keenakan seiring tangan besar Sean menelusup ke dalam kaos yang dia kenakan dan mencubit punting susu di bawahnya. "S-sen ... henti—aaah!!" Hesa mengelijang, tangannya yang berusaha mendorong Sean tak mampu melakukan tugasnya. Gerakan jemari Sean yang provisional meledakkan kemampuan berpikir Hesa, membuat lelaki yang tengah terbaring di kasur itu tak kuasa menahan nikmat seiring lidah orang yang dia kata bocah ini naik. Naik terus dari pinggangnya, mengikuti lekuk tubuhnya dan berhenti di dua tonjolan pada dada.

"Kak, lu punya gue, inget itu," Hesa bisa mendengar Sean menggeram posesif sebelum mulutnya menghisap pentil coklat yang sudah tegang selagi satu tangannya memijit pijit pangkal Hesa junior, mengalirkan juta voltase ke seluruh tubuh Hesa; membuat sang Empunya melengkungkan punggung dan menjerit kenikmatan.

Melihat reaksi orang yang dia cinta begitu menikmati apa yang dia lakukan, darah Sean terpompa.

Dengan napas memburu, segera dia lepas kaos yang hanya digulung ke atas itu dalam sekali gerak dan menyisakan Hesa bertelanjang dada. Lalu saat Hesa membelalak dengan apa yang Sean lakukan, denga jurus gerakan super kilat, remaja ini meraih celana kolor Hesa dan menariknya lepas bersama celana dalamnya.

Menyisakan Hesa yang telanjang sepenuhnya.

"Se-Sean!" tentu saja, seperti apa yang diduga Sean, Hesa berusaha menutupi ketelanjangannya ini dengan tangannya. Namun belum juga tangan itu menghalau pandangan Sean pada menara di bawah yang menjulang, Sean mencekal mereka. Lalu sambil membawa mereka ke atas kepala mahasiswa tamvan ini, Sean cium bibir tipis menggoda di sana. Dia masukkan lidahnya ke lubang mulut Hesa, dia perangi lidah lelaki ini sebelum dia taklukkan daging bertulang itu.

Seringai merekah di bibir Sean begitu melihat akhirnya ... AKHIRNYA lelaki di bawahnya menyerah, mengikuti tempo permainannya.

Menyatukan dua tangan Hesa lalu mengunci mereka di atas kepala, Sean menggerakkan tangan kirinya ke bawah sana. Tak lupa, dia sengaja menggoda. Lekuk tubuh Hesa dia sisir, dia buat pemuda ini melenguh karenanya sebelum tanpa aba-aba, dia masukkan dua tangannya ke lubang di bawah sana.

Seketika Hesa tercekat, tubuhnya sedikit berontak, tapi Sean tak peduli. Dia gerakkan jemarinya dengan gerakan menggunting di sana, mencari-cari sesuatu. Tampak Hesa sedikit tak nyaman dengan penetrasi ini, karenanya, mengurangi sakit yang dirasa Hesa, dia cumbu telinganya. Dan cumbuan ini membuat Hesa mengerang nikmat. Sebelum detik berikutnya pemuda ini melenguh panjang, "aaahhh!!!" karena prostatnya di tekan.

Menyadari ini, Sean segera mengeluarkan kejantanannya dan memposisikan diri untuk memas——BUUUAAAK!!!

Seketika mata Sean terbuka. Dan hal pertama yang dia lihat adalah Hesa dengan kemeja dan celana jeans tengah beridiri terbalik.

Bukan. Sepertinya dia yang terbalik!

"Kamu sekali bobo sama cowo lain langsung mimpi basah ya? Heran aku," gumam Hesa sambil bersendekap dengan salah satu tangan memijit kening.

Sesaat, Sean bingung, apa pula maksud kakak ganteng ini? Tapi begitu dia melihat tempat yang dia tiduri basah ... ASDFGHJKL!!! DIA ... DIA TADI ...

"HUWAAAA!! MAAFKAN GUE!!! HABIS GIMANA LAGI KAKAKTERLALUSEKSIHINGGAINGINGUEWIKWIK!!" Sean buru-buru bangkit dari posisinya yang terjungkir di tembok. Dia bodoh amat dengan fakta jika baru saja dia ditendang Hesa, yang jelas, dia buru-buru bersimpuh di depan pemuda berpenampilan ini dan membungkuk minta maaf. "MAAFIN GUE KAK! MAAFIN GUEEE!" serunya sambil membentur-benturkan kepalanya ke lantai di depan Hesa.

Yang mana ini membuat Hesa menghela napas panjang, sebelum menekuk kakinya dan membawa Sean untuk berhenti bersujud. Ketika Sean berhenti dan mereka berdua saling tatap, seulas senyum mengerti merekah di wajah putih Hesa, lalu detik berikutnya dia tepuk puncak kepala Sean. "Iya nggak apa, aku maklumi, kamu masih remaja ..."

BL : URAKANWhere stories live. Discover now