delapanbelas

496 43 19
                                    

⚠⚠⚠ AREA DEWASA dapat ditemukan di  TRAKTEER.ID/DEELNEFIRE⚠⚠⚠

.

.

Ketika rumah kosong dan pacar ke rumah ... semua orang pasti degdegan bukan main. Ok, meski  secara teknisnya abang gans berahang kokoh bernama Desta Aaron Mahesa itu bukan pacar seorang Sean Dwiki Ardanta, tapi Sean sudah merasa begitu. Jantungnya jedum jedum tak beraturan dan dia kebingungan bukan main, apalagi dengan pernyataan Hesa jika dia ingin sex.

Saking bingungnya, dia sekarang sedang menelepon Herma dan bertanya pada lelaki itu, "gue harus persiapin apa?! Siapin tali? Siapin sex toy yang kemarin dibeli? Terus gue harus pake apa?! Pake thong? Apa buka pintu langsung telanjang aja?!" yang langsung membuat Herma menyemburkan minuman yang tengah dia minum dan terbatuk-batuk.

Singkat cerita, berbekal arahan Herma harus mempersiapkan apa saja, Sean mulai mengatur medan perangnya. Awal mula dia tentu mempersiapkan diri. Celana jeans dia tendang dan dia ganti legging yang ketat dan memeluk rapat kaki. Baju V-neck dia lepas, dia rubah menjadi kaos hitam yang sedikit transparan dan bolong-bolong seperti saringan tahu. Biar seksi, dia pun menambahkan choker yang terbuat dari kulit dan memiliki cincin besi menggantung di bagian tengah depannya.

Kemudian untuk tempat ... tak hanya kamar yang dia tata (sedikit di rombak juga), kamar mandi dan dapur pun dia rapikan sedemikian rupa. Awalnya Sean agak sanksi untuk dapur, tapi karena Herma sudah expert, jadi dia mengikuti standard operational procedure yang telah disebutkan Herma. Dan saat Sean mengeluarkan sale coklat, strawberry, dan sayur mayur seperti terong dan tomat ke atas meja dapur, di saat itulah bel rumah Sean berbunyi.

Remaja yang sudah mempersiapkan segalanya ini langsung caw membuka pintu, lari ke pagar dan langsung melompat memeluk Hesa bahkan sebelum pemuda itu melangkah lebih lanjut ke area keluarga Ardanta ini. "QAQA AI MISS YUUUU!!!" seru Sean bahagia sambil cium cium pipi Hesa. Sementara Hesa ... dia mematung, tegang.

Belum juga Hesa selesai dari keterkejutannya dilompatin orang, Sean sudah menariknya ke arah rumah, tangan mereka bertautan selama membelah halaman, bahkan mungkin sengaja, Sean menggenggam jemarinya sangat kuat. Gestur simple yang kau tahu ... cukup membuat Hesa menahan napas.

Ternyata kalau kedatanganmu disambut itu ...

Sebahagia ini ya?

Sesampainya di pintu depan, sembari membawa Hesa masuk, tanya ringan meluncur dari bibir Sean sambil berbalik, "kakak mau makan apa? Sorry kak ini weekend, bik Supinah enggak ke rum—eeemmmphhh!" yang sayangnya tak bisa dia selesaikan karena bibir Hesa yang lapar, tanpa menunggu lama langsung menguncinya.

Sumpah begitu dua mulut mereka saling hantam, Sean merasakan otaknya blank. Yang dia rasakan berikutnya hanyalah tubuhnya didorong kuat hingga menubruk pintu di belakangnya dan tiba-tiba satu tangan besar merengkuh pinggangnya lalu tangan lain meraih bawah dagunya dan membuatnya mendongak. Detik berikutnya sebuah lidah masuk menginvasi mulutnya. Seketika itu juga listrik statis menjalar tulang belakang, lalu lenguhan erotis panjang lepas dari bibirnya, "nnggghhhh~~" seiring dengan sodokan menggoda benda merah itu pada semua sisi di dalam mulutnya. Sodokan yang berubah menjadi gelibatan-gelibatan nakal, membawa lidah Sean keluar dari sarangnya sebelum sesapan kuat diberikan. Sesapan yang membuat Sean mengerang, "eeemmmmhhh!!" hingga mulutnya sedikit terbuka, meneteskan saliva dari sana.

Dan ketika Hesa menarik ciumannya, Sean merasakan dunianya sedikit berputar. Panas. Kepalanya panas. Apalagi ketika dia melihat pria di depannya itu menjulurkan lidahnya, menjilati bibirnya sendiri dan merekahkan seringai sadis yang begitu seksi. Detik itu juga Sean merasakan celananya sesak. Dan saat dia memandang mata Hesa yang tajam penuh kilat dominasi, Sean berani bersumpah adiknya berkedut kencang.

BL : URAKANWhere stories live. Discover now