14. Ketemu Mantan

1.2K 101 46
                                    

Raden
Plng sklh tnggu gw d prkrn!

Raden mengirim pesan? Dari mana cowok itu dapat nomernya? Bingung? Kaget? Dan gak tahu apa maksud dari pesan itu?

Jelas, Luvia gak paham semua itu. Dia hanya membacanya, siapa tahu Raden hanya iseng, cowok itu membencinya 'kan?


Satu jam kemudian bel berbunyi, bertanda, hari ini pelajaran di hentikan dan warga sekolah berbondong-bongong untuk pulang.

Sama halnya dengan Luvia, mendengar bel pulang dia semangat memasukkan peralatannya ke dalam tas begitu juga dengan Manda dan Amel.

Seperti biasa, Luvia menunggu bis. Beda dengan kedua temannya yang sudah di tunggu supir, tinggal Luvia seorang diri. Gadis itu berjalan keluar gerbang sekolah ke halte.

Terdengar suara motor Sport beradu dengan teriakan histeris dari para cewek.

Motor Sport berwarna merah berhenti tepat di depan Luvia, bermaksud menghentikan langkah gadis itu. Luvia menghentikan langkahnya jika tidak dia akan tertabrak.

Raden melepas helm full face, "Gue bilang tunggu di parkiran."

Luvia menatap Raden datar tanpa mau menjawab pertanyaannya. Masih bingung juga sebenarnya.

"Ikut gue!"

"Gak mau!"

"Gak ada penolakan!"

"Gue bilang gak mau. Ya gak mau!"

"Cepat naik. Gue laper pengen makan." Ucap Raden dingin.

"Terus apa urusannya sama gue? Lo suruh gue buat bayarin makanan lo gitu?" Tatap Luvia horor.

"Sorry ya gue gak lagi ulang tahun ataupun jadian. Jadi gak ada acara bayar bayarin makanan!" Jawab Luvia sengak.

Raden menatap tidak percaya cewek galak ini, "Gue yang ngajak. Gue yang bayar."

"Sorry aja, cowok di bayarin cewek itu pantang bagi gue. Buruan naik!"

Tatapan Raden tajam seperti biasa, kali ini lebih tajam membuat Luvia tidak berani menbatah.

Saat Luvia menaiki jok belakang motor Raden, teman cs Raden datang dengan motornya masing-masing kecuali Bima yang membonceng Ersa.

"Tunggu." Tahan Raden.

Gadis itu kesel, "Tadi suruh cepet-cepet naik, giliran mau naik malah tunggu. Mau lo apa?!"

"Waduh galak amat Neng. Lagi PMS ya?" Goda Guntur yang menghentikan motor disamping Raden di susul Adam, Ipul dan Ersa.

"Jangan di gangu. Lagi agresif dia." Bela Bima menoleh ke Guntur dengan helm full face.

"Lo kira Luvia macan apa?" Giliran Adam yang bersuara.

"Bukan macan. Tapi kelakuannya kayak macan. Galak!" Guntur bercanda.

"Tapi cantik." Tambah Bima.

"Anjim! Cewek orang itu." Ipul memukul pundak Bima.

Luvia menatap tajam, Raden tertawa diatas penderitaannya.

Raden melepas jaket putih menyisakan baju seragam yang tadi dibawakan Luvia.

"Pakai!" Perintah Raden. Gadis itu menyirit tidak mengerti.

"Lo pake rok."

Raden perhatian? Gak salah? Ragu Luvia menerima jaket lalu memakainya di pinggang menutupi pahanya.

Taruhan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang