58. Ortu Raden

600 41 27
                                    

"Tidak ada yang lebih berarti selain perhatian dari Orang tua."

>R&L<

***

Beberapa hari sudah berlalu, luka di tangan Raden sudah sembuh sepenuhnya dan bisa untuk membawa motor. Kondisi motornya juga sudah jauh lebih baik bahkan lebih bagus dari pada yang dulu sebelum balapan.

Teman-temannya sangat kreatif jika berurusan dengan memodif motor. Akibat balapan waktu itu membuat motor Raden licet dan sangat buruk. Jadi mereka dengan semangat 45 memperbaiki motor Raden.

Pagi ini Raden sudah menunggu pacarnya untuk berangkat sekolah bersama. Dia menunggu bukan di gerbang rumah atau di depan pintu seperti biasa. Indra masih belum mengizinkan Raden memasuki rumah, jadi sekarang Raden menunggu di jalan masuk perumahan Luvia.

Tidak terlalu lama menunggu, sebuah motor sport warna putih melaju ke arah Raden dan berhenti tepat di depan motornya. Cowok itu tidak sendiri, dia membawa seorang gadis cantik di belakangnya.

Luvia tersenyum manis kepada Raden yang juga tersenyum walaupun terhalang oleh helm full face di kepalanya.

"Selamat pagi!" Sapa Luvia.

Vino menatap jangah kedua kakaknya yang sedang tersenyum dan saling melempar sapaan. Bahkan Luvia tidak kunjung turun dari motornya.

"Cepetan lo turun Kak! Gue ada les pagi." Perintah Vino terlihat sangat kesal.

Mungkin dia iri 'kan Vino jomblo.

Luvia memasang senyum masang pada adiknya, "Iya iya. Gue turun sekarang. Galak amat sih!"

Gadis itu turun dari motor Vino lalu naik ke motor Radan. "Vino! Sekali lagi kita mengucapkan terima kasih sudah membantu."

Cowok kelas 3 SMP itu masih menatap jangah. "Hm. Tapi kalau ketahuan gue nggak mau ikut campur!"

Luvia merasa aneh, "Lo itu kenapa sih Vino? Dari tadi uring-uringan terus sama kita. Lo sudah tidak mau bantuin kita lagi?"

"Bukan gitu Kak. Malah gue seneng karena tidak harus ke sekolah lo dulu."

"Lalu apa masalahnya?"

"Gue nggak dapat apa-apa sudah nolong kalian." Ternyata Vino mengharapkan imbalan dari Raden dan Luvia.

Raden menata Vino, "Tenang aja, nanti gue pinjemin semua alat game gue. Lo bisa main game sepuasnya dirumah gue!"

Vino yang tadi cemberut mendadak semangat, "Kak Raden beneran? Nggak bohong 'kan?" Raden menggelengkan kepalanya.

"Kak Via. Kapan ke rumah Kak Raden lagi? Gue mau main nih!" Kata Vino senang

Luvia menatap horor, "Kalau ada maunya aja langsung mau, nanti gue kabarin."

"Sudah sono berangkat! Katanya ada les pagi, bohong 'kan lo?!"

Terciduk, Vino ketahuan bohong dalam sekejap dengan kakaknya. Emang kalau sama Luvia susah sekali untuk berbohong untung cantik masih ada rasa teganya.

Karena sudah tertangkap basah, Vino langsung menancapkan gas motornya untuk pergi dari sana.

Mereka tertawa melihat anak SMP kelas 3 itu menutupi lebohongnya.

Raden menoleh kebelakang, mengisyaratkan apa gadisnya ini sudah siap dan Luvia langsung melingkarkan tangannya ke perut Raden, sebagai tanda kalau sudah sudah siap.

Siap untuk menuju KUA :v
Canda KUA.

Sepanjang hari di sekolah mereka selalu menghabiskan waktu berdua, bahkan Raden membuat ulah lagi dengan mengajak Luvia bolos.

Taruhan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang