Taruhan [END]

Segment 7. Tamu Kurang Ajar

"Memakai pakaian tidak harus mewah yang penting nyaman dan cocok."

>Luvia<

***

Sangat menyenangkan bisa main sepuasnya dengan teman, apalagi teman seperti Manda dan Amel, sangat asik. Luvia menurunkan resleting, dia memakai Hoodie kedodoran tanpa baju, hanya singlet dan celana jeans. Memakai pakaian tidak harus mewah yang penting nyaman dan cocok.

"Wow!"

"Pemandangan yang sangat indah."

Luvia membalikkan badan, "RADEN!"

"Lajut saja, gue lihatin!"

Luvia lupa kalau dia sedang berganti baju. Bercampur panik Luvia menutupi tubuh yang terbuka sampai dada.

"Buat apa lo ke sini?! Lo gila ah?!" Omel Luvia.

Raden menelusuri kamar Luvia, "Anggap saja seperti itu."

"Selera lo bagus juga." Kesan Raden pertama kali melihat kamar seorang gadis, ternyata tidak terlalu buruk.

Setahunya kamar cewek itu penuh dengan gambar atau poster idola tertempel di tembok. Kamar Luvia juga ada yang seperti itu namun tidak terlalu over itu pun banyak foto dirinya dan keluarganya. Soal idola hanya beberapa, tidak banyak seperti Fans fanatik.

"Jangan sentuh itu!"

Raden risau kalau jam itu terjatuh. Luvia menghampiri cowok itu sampai akhirnya tangan mereka kompak mengambil jam tersebut.

Deg!

Pandangan mereka bertemu. Raden berdehem menghilangkan hal gila dikepalanya. Luvia berbalik membenarkan jaket yang merosot.

Cowok itu memposisikan tubuhnya menghadap punggung Luvia, dia mendekat sampai dada bidangnya menyentuh punggung.

"Gugup?" Kata Raden tepat ditelinga Luvia membuatnya merinding.

Raden tertawa pelan. "Gue heran. Hal yang belum pernah gue lakukan, sekarang gue melakukannya saat bertemu dengan lo."