45. Pacar Ajaib

812 39 33
                                    


"Ocehen payah tidak berguna tapi orang yang mengatakan itu sangat kuat."

>Luvia<

***

Luvia turun saat motor Raden sudah sampai didepan gerbang rumah.

"Vi." Panggil Raden melepas helm.

Luvia tidak bersuara hanya menatap, ada apa?

"Kamu yakin?" Tanya Raden belum yakin jika rencana ini akan berhasil.

"Jika kalah, kamu akan menjadi milik Aldi. Kamu tidak memikirkannya sampai situ?"

"Aku akan hancur dan aku tidak bisa mengendalikan diriku lagi dan. Dan." Luvia tertawa.

Kenapa tingkah Raden sekarang persis dengan ocehan Naruto?

Ocehen payah tidak berguna tapi orang yang mengatakan itu sangat kuat. Semua orang bisa mempercayai dan mengandalkannya.

Apa Raden bisa seperti Naruto?

Luvia melipat tangan didepan dada, "Itu resiko mu."

"Aku tidak mau tahu kamu harus bisa memenangkan semuannya dan memengkanku!" Kata Luvia enteng.

Raden melongo dengan perkataan payah dari Luvia.

"Kamu pikir aku berani menjadikan diriku sebagai Taruhan lagi tanpa berfikir terlebih dahulu?"

"Aku mau jadi Taruhan. Karena aku yakin pacarku akan berusaha agar gadis penakut ini tidak jatuh ke tangan Mantan."

"Dia akan menang. Apapun caranya."

Raden terdiam, memikirkan hal itu.

"Jadi, bagaimana pacarku? Apakah kamu bisa memenangkan diriku?" Tanya Luvia sangat dekat diwajah Raden.

Dia tersenyum, "Aku percaya padamu. Raden."

Sekarang Raden mengerti maksud Luvia. Tidak disangka, gadis polos bisa berfikiran sampai disitu. Mungkin pikirannya belum ternodai jadi dia bisa berfikir sampai sejauh ini.

"Terima kasih sudah percaya padaku. Aku janji akan memengkan semua ini dan tentunnya memengkan dirimu." Kata Raden menatap mata teduh Luvia.

Gadis itu berbalik ingin memasuki gerbang, sebelum itu dari belakang sebuah tangan mengacak acak rambutnya, Luvia berbalik.

Saat berbalik, Raden tepat didepan wajah Luvia membuat dia terkejut lalu pipinya merona ditatapan sedekat ini.

"Setelah itu, apa aku bisa mendapatkan apa yang aku inginkan darimu 'kan?" Harap Raden.

Gadis itu terbelalak lalu memasang senyum meremehkan, "Belum menang saja permintaannya sudah aneh aneh."

Raden tersenyum miring, pacarnya ini sedang menggodanya?

"Dari pada berfikiran yang aneh aneh lebih baik kamu fokus dengan Olimpiade Matematika dan memperbaiki citra sekolah kita."

"Buktikan kalau sekolah kita itu lebih unggul dari pada sekolah dia."

"Ternyata dengan cara seperti ini kita bisa beruntung dua kali lipat bukan. Kamu tadi sangat hebat." Puji Luvia.

Raden tertawa, "Cerewet."

"Aku tidak cerewet! Tapi aku ini memujimu sekaligus menyemangati kamu tahu. Agar kamu lebih semangat dan."

Cup!

Kecupan singkat mendarat di bibir Luvia membuatnya berhenti bicara.

"Iya gadis cerewet!" Kata Raden tetap ditelinga Luvia.

Taruhan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang