Delapanbelas

9.5K 614 7
                                    

Author pov

Minggu depan adalah sidang trakhir dari kasus yang tengah lisa hadapi,, dan limario beserta para tenaga hukumnya berusaha mati matian untuk memanfaatkan 7 hari trakhir untuk mengumpulkan bukti².
********

"Lisayah? Makan ya? "Ucap seorang wanita yang tak lain adalah jisoo.

"Unnieyah? Bagaimana kabar niniku? "Jisoo mengela nafasnya.

"Lisayah bisa tidak?kau melupakanya sejenak? "Sela rose.

"Dengar! Dia baik² saja lisayah tapi kau harus ingat kau juga harus memikirkan kesehatanmu juga"lisa tersenyum.

"Syukurlah jika nini baik² saja,hmm unnie, rosie,gomawo kalian masih mau peduli padaku"ucap lisa tersenyum.

"Kita ini kluarga lisayah, maka sewajarnya aku dan istriku peduli padamu dan akan selalu begitu"ucap jisoo dengan mata berkaca² sementara sudut mata rosie sudah mengeluarkan air matanya.

"Unnieyah? Apa kau tau tuntutan ibunya sehun? "Tanya lisa.

"D-dia? M-mau kau langsung dieksekusi mati l-lisayah dan penentuan itu akan ditetapkan minggu depan j-jika pihak kta k-kekurangan b-bukti ma.. Maka kau.. Hikssss..  a-aku tak sangup jika harus kehilanganmu.. Maka dari itu aku mohon bicaralah bantu kami.. Bantu kami lisayah..tolong Hikssss"ucap jisoo memohon, rosie segera mengelus bahu jisoo.

"Tapi percuma unnie, lagian aku sudah siap jika harus menjalani eksekusi itu bahkan sekarangpun si---?! "Ucapan lisa terhenti kala.

Taptaptap..

Plakk!

"Jaga ucapanmu!!hiksss..  "Bentak seorang gadis, jisoo dan rosie melonggo.

"N-nini? "Ucap lisa pelan, kala melihat gadis yang beberapa bulan ia rindu.

"apa maksud kata²mu itu lisayah!! Aku mohon tarik semua omong kosongmu itu! Mari berjuang sama² dan maafkan aku telah mengabaikanmu selama ini maaf.. "Lirih jennie sambil trinsak.

"nini dengar,, selama ini aku telah blajar banyak  dari takdir tuhan, apa kau lupa? Dulu kau dan aku bagaikan langit dan bumi yang mustahil menyatu bukan?  namun lihatlah kini? Kita malah menjadi sepasang kekasih,, jadi intinya setiap cobaan itu membawa kebahagiaan tersendiri dan kita harus yakin bahwa rencana tuhan itu yang terbaik"ucap lisa sambil tersenyum dan mengengam tangan kekasihnya.

"Tapi lisa aku tak m-mau kehilangan kamu.. A-aku mencintaimu hiksss.. Maafkan aku telah meragukanmu"lisapun tersenyum kala kembali mendengar penuturan kekasihnya.

"Udah ya nangisnya lihat tuh ingusnya kemana mana"goda lisa sembari mengalihkan pembicaraan.

"Ihh nyebelin! "Ucap jennie kesal.

"baru aja baikan udah mo marahan lagi! Hmm jennie? Lebih Baik kau suruh  bayi gedemu itu untuk makan karna dia sangat sulit dibujuk"ucap jisoo sambil tersenyum simpul.

"Babe? Ayo"ajak rose, jisoopun menganguk dan berlalu bersama rosie.

"Kamu kurusan sayang.. Hikssss"ucap jennie sambil mengelus lembut pipi lisa yang mulai menirus.

"Loh? Kok nangis lagi? Yaudah aku mo mogok makan klo gitu"

"Yakk pengen gue tampol?! Ha? "Lisapun terkekeh.

"Baiklah tp ni pipi gembulmu juga tirusan bahkan hampir punah"

"Udah jan bacot aja, nanti jam besuknya keburu habis, sekarang kita makannya sambil suap²an ya? "Lalu jenlisapun mulai menyuapi makanan satu sama lain.

Taptaptap..

"Maaf nona jam besuk habis"jenniepun menatap lisa.

"Sudah sana, besokan bisa kemari lagi"ucap lisa lembut, dengan tatapan sendu jenniepun menganguk.

Until be MINE |Jenlisa|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang