22

552 68 3
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Tata menghentikan kegiatannya. Gadis itu menoleh, matanya bertemu mata Radit dengan sorot serius. "Apa? Gimana?"

"Enggak," elak Radit.

Tidak jelas sayang bagaimana yang dimaksud Radit. Kalau sayang sebagai seseorang yang tumbuh bersama, Tata juga merasakannya. Sejak dulu mereka selalu bersama. Radit selalu ada untuk Tata, pun sebaliknya. Di masa-masa terpuruknya, Radit ada menemani, menyuruhnya menangis tanpa harus ada yang ditutupi.

Pikiran Tata jadi kacau sekarang. Otaknya terus memutar apa yang Radit katakan.

"Dit, Dit, Dit!" Seorang siswi memasuki ruangan.

"Apa?" tanya Radit pada siswi yang merupakan teman sekelasnya.

"Dicari Bu Hanin!"

"Tuh kan!" seru Tata. "Gue bilang apa! Yang rugi kan lu jadinya!"

Bu Hanin ini guru BK yang mengurus urusan kelas 12. Tidak galak sebenarnya, cuma tegas saja. Paling tidak suka dengan keributan, apalagi sampai berantem begini. Walaupun tidak sampai memberi hukuman skors, minimal hukumannya disuruh hormat bendera waktu siang bolong.

"Apa sih, Ta? Biasa aja, gue aja ngga apa-apa."

Raut wajah Tata berubah kesal. Radit ini susah sekali diberi tahu. "Ya gue nggak mau lu kenapa-kenapa! Ngerti nggak sih lu? Hah?" Tata menyegak.

Radit terkejut. "Iya, Ta. Calm yourself, okay? I'm sorry," ucap Radit merendahkan suaranya.

Tata menghela napas. Habisnya, mengeyel terus. Tata juga tidak mau Radit kenapa-kenapa. Telebih karena dirinya.

Siswi yang disuruh memanggilkan Radit oleh Bu Hanin diam saja menatap pertengkaran dua anak di hadapannya.

"Ya udah, gih," suruh Tata membereskan baskom dan lap yang basah tadi.

"Pulangnya nunggu gue loh, Ta," pesan Radit bangkit dari duduknya.

"Hm...," sahut Tata malas.

"Ta...," panggil Radit. Laki-laki itu menarik pelan lengan Tata, membuat gadis itu kini menatapnya. "I'm sorry, okay?"

Mau tidak mau, Tata mengangguk.

***

Radit berjalan berdampingan bersama Rena, siswi yang memanggilnya tadi. Hening tercipta di antara keduanya. Rena jadi canggung sendiri, antara canggung karena ia tidak mengenal Radit dengan dekat atau karena ia tadi menyaksikan Radit dan Tata bertengkar.

"Lo pacaran sama Tata, Dit?"

Radit menoleh. "Kata siapa?"

"Enggak kata siapa-siapa. Abis kayak orang pacaran kalian berdua."

"Emang kayak gimana dah? Perasaan biasa aja."

"Ya begitu, Dit."

"Sekarang sih belum," kata Radit. "Doain aja!"

"Apanya?"

Radit tersenyum tanpa menjawab, membuat Rena bingung. Rena menaikkan dua bahunya. Ya sudahlah, bukan urusannya. Dia cuma ingin tahu saja.

***

[✔] Not a Good Childhood Friend - 31DWCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang