***
Tangan Tata masih gemetar karena pertikaian di rumah yang terjadi tadi. Kalau sudah ada suara barang terbanting—atau dibanting—Tata sudah tidak bisa pura-pura tuli, berdiam diri di kamar. Bagaimana pun, di sudut pandang Tata, mamanya jauh lebih baik daripada papanya.
Sebenarnya, masalahnya cukup sederhana. Ike adalah wanita karir yang begitu mencintai pekerjaannya, sebagai karyawan perusahaan besar yang sudah punya jabatan yang bisa dibilang tinggi. Di sisi lain, Adi—papanya—juga seorang pekerja keras. Ia memiliki usaha yang cukup sukses. Adi menilai ia bisa menghidupi keluarganya sendiri dengan layak tanpa harus dibantu istrinya. Adi menyuruh Ike resign dari perusahaanya. Namun, Ike tetaplah Ike. Jiwa bekerjanya tidak bisa dihapuskan.
Mereka sering berdebat sejak Adi sedikit cemburu pada atasan Ike. Ike sering pulang larut, itu yang membuat Adi menilai Ike tidak pernah memikirkan rumah, memikirkan keluarganya. Adi suka wanita penurut dan keibuan, ia tidak menemukannya pada diri istrinya itu. Mungkin itu sebabnya, ia mencari pelarian.
Alias selingkuh.
Mamanya sudah berada di kamar, Tata memintanya istirahat. Ike baru saja pulang, lalu kembali terjadi pertengkaran ketika beberapa saat kemudian Adi datang.
Hampir saja kepala Ike terkena ujung meja kalau Tata tidak mencegah. Hampir saja juga Tata terkena lemparan satu guci kecil yang berada di sebelah figura foto kalau saja ...
Radit tidak datang menghalangi dengan tangannya.
Akibatnya? Tangan Radit terluka. Darah keluar dari lengannya, luka menganga. Tidak terlalu parah sampai di harus dijahit, tapi cukup membuat Tata gemetar hebat.
"You're trembling," suara Radit memecah atmosfer tidak enak yang melingkupi mereka.
"Dit, stop acting like you're superhero or something," kata Tata membasuh tangan Radit dengan lap basah.
Radit ini bukan adimanusia yang kebal terhadap serangan seperti di film aksi kesukaan Tata. Ia bukan manusia yang punya kekuatan super menghalau benda yang diarahkan padanya. Tata kesal sekali, Radit selalu ada di masa kritisnya. Radit selalu di sana.
"Kan gue kebal, Ta," kata Radit santai.
"Ini namanya kebal? Hah?" Tata menatap Radit jengkel. "Berhenti bikin gue khawatir. Will you?"
"Nggak janji," kata Radit meringis. "Karena lu juga nggak bisa bikin gue berenti khawatir tentang lu."
Tata mendengus.
"Gue nggak apa-apa, Ta. Daripada lu yang kena. Gimana pun, gue sayang sama lu."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Not a Good Childhood Friend - 31DWC
Fiksi RemajaBukannya apa-apa, masalahnya Radit ini menyebalkan sekali bagi Tata. Ia selalu mau tahu urusan Tata, selalu merecoki apa pun yang menjadi masalah Tata, bahkan sampai meributi siapa pun yang mendekati Tata. Sampai sedetail itu, makanya Tata sering ke...