27

577 65 2
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Gue duluan!" potong Tata melepas peluknya.

Radit menatapnya bingung. "Kenapa?"

"Kayaknya gue bakal pindah."

"Hah?" Radit mengerjap. "Ke mana? Kenapa? Kapan?"

"Nggak tau?" sahut Tata lebih seperti pertanyaan.

"Kok nggak tau? Serius, Ta!"

Baik, Radit mulai gusar sekarang.

"Nggak tau, Dit! Gue cuma denger Mama ngomong sama Tante!" Tata menjawab dengan bingung.

Memang benar, Tata betulan bingung. Ia sendiri belum tahu kepastian tentang rencana mamanya itu. Tentang kapan, kenapa, ke mana, ia belum bisa memastikannya. Tata cuma berusaha mengulur waktu.

Setidaknya sampai ia mengerti perasaannya sendiri.

"Lu denger apa?"

"Mama bilang mau cerai, terus bilang sesuatu tentang pindah. Gue belum bisa mastiin, Dit."

Radit menghela napas. "Beritau gue kalo udah jelas, oke?"

Tata mengangguk.

***

Malam ini, Tata menginap di rumah Aurel. Mamanya sedang ada pekerjaan di luar kota, tentu tidak akan baik kalau tiba-tiba papanya pulang dan mereka berdua di rumah itu. Tata takut. Yah, bagaimana tidak? Selain itu, ia juga tidak mungkin meminta Radit menginap di rumahnya. Apa kata tetangga?

Bagi Tata, Aurel ini gadis baik. Serius, ia baik. Ia tidak akan pernah membuat masalah, ia tidak akan memancing keributan, bahkan Tata hampir tidak pernah melihatnya marah sampai mengamuk. Gadis itu juga altruis, senang sekali membantu orang lain. Namun, Aurel juga anak yang asik, sesekali mengumpat dalam obrolan, membuatnya menjadi gadis yang sangat luwes. Pokoknya, Aurel ini fleksibel terhadap lingkungannya.

Aurel berbaring di samping Tata. Mereka berdua sudah lengkap dengan piama masing-masing. Girls time!

"Emang gue keliatan suka sama Radit?" tanya Tata di sela pembicaraan mereka.

"Emangnya enggak?"

"Hah?" Tata menoleh ke Aurel. "Ya enggak!"

"Enggak apa enggak tau?"

"Eh...," Tata menjeda kalimatnya, "enggak tau."

Aurel tersenyum menghadap gadis di sebelahnya. "Kan?"

"Gue suka. Ya, suka. Duh, gimana ya jelasinnya?" Tata bingung sendiri. "Suka tuh maksudnya.., dia kan udah bareng sama gue dari dulu, Rel. Dari orok. Dia selalu ada buat gue, dia nemenin gue jalan kalo bosen, traktir gue, dia nemenin gue di saat tersusah gue. Ya begitu..., lo tau sendiri kan?"

"Iya, iya. Ngerti," sahut Aurel. "Tapi beda nggak sih, Ta? Perasaan lo ke dia waktu dulu sama sekarang?"

"Beda gimana?"

"Lo lebih merasa butuh..., mungkin?"

Tata mengernyitkan dahi. "Iya butuh. Gue terbiasa sama keadaannya, tapi cuma itu."

"Anjir lah! Gimana ya jelasinnya?" Aurel malah ikut bingung. "Ya pokoknya rasain aja lah!"

Malam itu, Tata jadi susah untuk tidur karena memikirkan perasaan yang sulit sekali ia mengerti.

***

[✔] Not a Good Childhood Friend - 31DWCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang