***
"Iya gue. Gue yang khawatir, pokoknya gue." Radit menaikkan kedua tangannya.
"Hilih," cibir Tata. "Udah ah."
Tata membelokkan badannya, melangkahkan kaki menuju kelasnya. Tanpa mempedulikan Radit, ia memasukkam amplop ke saku roknya. Sebenarnya, Tata masih penasaran tentang siapa si penulis surat itu. Menurut tengara Tata sendiri, siswa tadi adalah orangnya.
"Loh, Ta! Tungguin!"
Gadis itu berdecak. Coba kalau bukan gara-gara Radit, sukses sudah ia menghilangkan rasa penasarannya. Sekarang, tugas Tata adalah mencari orang yang mengenal banyak siswa kelas 12 dan menanyakan siapa yang memiliki sepatu abu-abu berlogo centang.
"Eh," kaki Tata menghentikan langkah, "Dit."
Baru saja terbesit di pikiran Tata, Radit mengenal hampir seluruh kelas 12. Bagaimana tidak, anak menyebalkan ini masuk klub basket dan benar-benar anak yang mudah bergaul.
"Kalo butuh aja," cibir Radit. "Baru dah tu, manggil."
"Kenal cowo kelas 12 yang pake sepatu Nike abu-abu terang gak?" tanya Tata sambil meneruskan jalannya. "Tadi sepatunya dipake."
Radit yang mengekori Tata berusaha menyesuaikan langkah mereka. Baru saja hendak membuka mulutnya, ia sudah menutupnya kembali bahkan sebelum sempat mengatakan apa-apa. "Kenapa dulu?"
"Jawab aja, kenapa sih?"
"Yang nulis itu ya?" tebak Radit tepat sasaran.
Tata mengangguk sebagai jawaban. "Tau gak?"
Radit menaikkan alisnya, tampak menimang sesuatu. "Gak tau."
Harapan Tata mengetahui si penulis surat pupus oleh jawaban Radit.
***
"Rel, lo kan banyak kenal cowok sini nih," ucap Tata menggantung.
Seolah tidak mengamuk sebelumnya, Tata menyandarkan punggungnya di bangku, bersikap super biasa saja.
Sebangkunya, Aurel, merupakan tipe siswi pemerhati para siswa-siswi di sekolah. Hobi bergosipnya yang membuat Tata menjadi tahu apa saja yang terjadi di SMA Negeri 21, tempat ia bersekolah itu. Termasuk siswa berparas tampan, geng siswi sosialita, sampai siswa bad boy penentang peraturan.
"Iya, kenapa? Mau nyari cowok, Ta?" tanya Aurel. "Sama Radit aja kenapa? Cocok gitu."
Tata mengernyitkan dahi mendengar tawa kecil Aurel. "Apa sih? Bukan!"
"Iya, deh. Terus kenapa?"
"Tau cowok kelas 12 yang suka pake sepatu Nike abu-abu terang gak?"
"Siapa ya?" Aurel memutar otak mencari siswa yang dimaksud Tata di ingatannya.
"Oh!" Aurel menjentikkan jari. "Ghani kayaknya yang lo maksud."
"Kelas mana?"
"Nggak tau," sahut Aurel. "Temen basketnya Radit kok. Tanya Radit coba."
Tata mengernyitkan dahi. "Tadi katanya nggak tau ciri-ciri sepatu begitu."
"Sepatu nyolok gitu masa nggak tau." Lawan bicara Tata menaikkan bahunya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Not a Good Childhood Friend - 31DWC
Novela JuvenilBukannya apa-apa, masalahnya Radit ini menyebalkan sekali bagi Tata. Ia selalu mau tahu urusan Tata, selalu merecoki apa pun yang menjadi masalah Tata, bahkan sampai meributi siapa pun yang mendekati Tata. Sampai sedetail itu, makanya Tata sering ke...