1- Pagi Yang Cerah

653 22 1
                                    

Komen yang banyak yaaaaa
Votenya jangan lupa. Makasiiii

"Kita bertemu, tanpa menyapa, meski kita saling mengenal"

Allahuakbar allahuakbar...
Allahuakbar allahuakbar....

Suara spiker masjid dan mushola bersahutan dari luar. Adzan itu mengusik remaja laki - laki yang masih menikmati habgatnya selimut.

Perlahan, ia berusaha mengumpulakan nyawa untuk membuka selimut. Kemudian duduk sambil mengucek mata, menerima segala cahaya yang menimpa wajahnya.

Wajah yang sayu, rambut berantakan, mata menyipit dan kaos kusut. Setelah nyawanya sudah mengumpul,dia berjalan kekamar mandi untuk berwudhu sekaligus mandi.

Setelah selesai , ia menghadap cermin untuk merapikan baju koko, sarung, dan pecinya. Barulah kemudian ia keluar untuk ke masjid dengan sajadah tersampir rapi dipundaknya.

"Eh udah bangun ternyata, baru aja mau Bunda bangunin, cepet gih kedepan Ayah barusan nungguin," peritah perempuan dihadapannya. Wanita yang dipanggil Bunda itu nampak masih segar meski sudah berkepala hampir 4. Dan masih ayu dengan air sisa wudhu yang menetes.

"Iya nda, Gatha berangkat ya assalamualaikum,"jawabnya.

Satria Agatha Sanjaya. Lel. Di sekolah, banyak yang mengenal sekaligus menyukainya. Jelas, ia begitu tampan. Apalagi karna jabatan ketua osis didadanya.

Gatha memiliki seorang adik perempuan bernama Clara. Mereka hanya berjarak 3 tahun. Dan Gatha sangat suka melihat Clara menangis karena ia goda.

Sampai dirumah, Gatha segera masuk kamar untuk mulai menyiapkan peralatan sekolah. Dari seragam putih abu abunya, jas osis, tas, dan keperluan lain.

Setelah semua dirasa sudah beres ia berjalan ke meja sebelah tempat tidur untuk mencabut handphone nya yg semalam ia charger. Gatha mulai menjelajahi sosmednya dari ig, twiter, sampai whatsapp.

Karena tak ada yang menarik untuk pagi ini, Gatha memutuskan untuk turun kedapur, sekedar menyapa Bundanya yang sudsh sibuk memasak sarapan.

"Masak apa nda?" sapaan tersebut sudah menjadi rutinitas Gatha setiap pagi. Dan Bunda akan menjawab dengan hati penuh.

"Ini bunda lagi masak ayam kecap," jawab Bundanya sambil mengambil tester di sendok untuk dicicipi. "Kamu coba rasa juga deh. Kalo kata Bunda kurang asin soalnya."

Gatha menerima sendok tersebut dan mencicipinya sejenak. "Udah pas nda. Ga perlu tambahan apapun."

"Oke kalau gitu bawa ke depan ya. "jawab Bunda sambil memberikan mangkuk besar berisikan ayam kecap tadi. Gatha menerima mangkuk tersebut dan membawanya ke meja makan.

"Pagi Ayah, masih pagi udah sibuk aja?" Gatha menata beberapa mangkuk yang sudah ada dimeja makan. Kemudian duduk disebelah Ayahnya.

"Nggak sibuk kok, cuman ngechek beberapa file, takutnya nanti ada yg kelewatan gitu. Soalnya banyak kasus sekarang," jawab Ayah sambil membereskan beberapa file yg barusan dicek.

"Pagi," ucap Clara yang baru saja datang. Tetapi, ia tak memakai baju sekolah, malah memakai setelan tidur pokemonnya. Badannya juga lemas seperti tidak ada semangat paginya.

"Kok belum siap - siap dek?"tanya Gatha sambil menyendokkan nasi kepiring.

"Hari ini aku libur bang," jawab Clara bangkit lagi dan menuju kamarmandi bawah untuk mencuci mukanya. Tadi Clara ke meja makan untuk mencicipi sedikit makanan.

"Bohong itu, palingan juga bolos," ledek Gatha yang sudah siap sarapan.

"Gabole suudzon,,hari ini adik kamu libur katanya disekolah lagi ada acara guru," jawab Bunda.

Agathala(Revisi Gatau Kapan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang