Diapartement ini,saksi dimana seorang kakak bertemu dengan adiknya. Kejadian beberapa tahun lalu kembali terlihat dibenaknya. Jeliarga yang harmonis sebelum para polisi datang dengan segara tuduhan. Hanya diam. Dia hanya diam sambil berdiri.
"Gue harus pergi,"monolog Amira.
Dia membuyarkan lamunannya lalu langsung pergi kekamar. Mengambil kopernya untuk meletakkan baju bajunya. Meski tak muat dia terus menambah pakaian kedalam kopernya. Dia berusaha menutup koper itu dengan sekuat tenaga. Setelah selesai dia pergi kemeja rias mengambil kacamata dan masker. Dia tidak mau ambil resiko jika dirinya akan tertangkap jika ketahuan diluar nanti.
Setelah semua selesai dia langsung keluar apartement. Menyeret kopernya menjauhi apartement Gatha dengan tergesa gesa. Dia berjalan dengan melihat handphone untuk memesan tiket pesawat. Entah kenegara mana yang penting dia akan pergi. Pergi dari siapapun yang dia kenal.
Sampai dilift dia masih fokus dengan ponselnya. Sambil sesekali menetralisir jantungnya agar tidak terlalu gugup.
Bruk
Amira menabrak seseorang ketika keluar lift. Didepannya terdapat Gatha dengan wajah datar. Amira mendongakkan pandangannya dan langsung bertubrukkan dengan tatapan Gatha. Ketika baru sadar, dia mencoba berlari dari hadapan Gatha.
Dia lari mengambil jalur samping Gatha yang kosong. Tapi belum sampai luar apartement dia langsung tertangkap oleh Rian yang baru akan masuk kegedung apartement . Dia berusaha melepas tangannya dari cekalan Rian.
"Kalau kau terus berontak pisau ini akan menancap dilehermu sekarang juga,"ucap Gatha dari belakang.
Amira yang mendengar itu langsung terdiam. Gerakannya terhenti membayang apa yang dikatakan Gatha tadi. Dia berputar melihat Gatha yang memegang pisau miliknya dengan santai sambil berjalan menuju Amira.
"Mau kemana?"tanya Rian selembut mungkin masih dengan mencengkram tangan Amira.
Amira hanya diam. Koper di tangannya langsung direbut begitu saja oleh Gatha.
"Kamu ambil dikantor polisi ya sekalian tiketnya nanti,"ucap Gatha menenteng koper Amira.
Rian menarik Amira dengan kasar. Bahkan Amira tak memberontak sekalipun. Dia tertunduk sambil berjalan. Mengikuti kemanapun arah Rian menyeretnya. Dia menunduk lantaran malu keada semua orang yang menatapnya aneh dilobby apartement.
Kantor polisi. Disilah sekarang. Amira duduk diruangan yang begitu gelap. Hanya dengan meja dan lampu ditengah. Dia hanya tau jika dirinya sendiri disini karena minimnya pencahayaan.
"Hai Amira,"panggil Lingga muncul diantara kegelapan.
Amira menunjukkan perilaku takut sekarang. Menatap Lingga yang tersenyum dengan manis kepadanya.
"Apa kamu tau Aksara,Amira?"tanya Lingga duduk dihadapan Amira.
Amira menggeleng. Masih dengan gemeteran tubuhnya.
"Oke kamu tidak kenal. Lalu siapa ayah dari anakmu itu?"
Amira menegang ditempatnya. Kembali menatap Lingga dengan bingung.
"Kayaknya ngomong sama kamu kayak ngomong sama tembok. Gimana kalau aku jawab semuanya aja?"tawar Lingga menunjukkan smirk.
Melihat Amira yang diam Lingga semakin menarik senyumnya.
"Jastip Aksara Widianto. Seorang ketua perjualan anak terbesar diindonesia. Dia juga bilioner terkaya nomer 4 diindonesia. Dan jangan lupa dia adalah seorang suami dari Amira Clamita..."ucap Lingga meletakkan satu foto didepan Amira. Foto yang terlihat sangat bahagia karena terdapat 2 orang yang menikah dengan meriah.
![](https://img.wattpad.com/cover/203153321-288-k228680.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Agathala(Revisi Gatau Kapan)
Roman pour AdolescentsQobiltu nikah wa Tazwijaha alal mahril Madzkuur wa radhiitu bihi.wallahu waliyut taufiq.halan Lo gaakan tau gimana rasanya kehilangan orang yang lo sayang-agatha Bahkan gue yang istri lo aja gatau apa apa tha-athala ∆ Maafin ya guys kalo banyak typ...