Komen yang banyak yaa!!
Jangan lupa votenya hehe"Semua itu butuh proses. Entah itu prosesnya enak atau nggak kita harus ngelewatinnya"
∆
Gatha menatap tajam labtop dihadapannya. Layar itu menampakkan sebuah cctv yang sudah disadap dengan bantuan Lingga. Dengan foto foto yang berserakan disamping labtop itu.
"Emangnya dia siapa?"tanya Lingga menunjuk seseorang didalam cctv.
Gatha menggeleng disebelah Lingga.
"Gimana sama anak yang waktu itu gue bilang?"tanya Gatha memijat pelipisnya.
Lingga tersenyum. Bukannya menjawab dia malah mengambil satu foto diantara foto foto yang berserakan.
"Aksara?"tanya Gatha duduk dengan tegap.
Lalu Gatha kembali duduk tenang, melihat foto lainnya yang menapakkan seorang wanita sedang membunuh wanita dihadapannya. Lalu menunjukkannya kepada Lingga.
"Gue yakin lo tau maksut gue kan?"tanya Gatha kenatapLingga.
"Ha?ohh iye gue tau tinggal-
Ucapan Lingga terpotong karena Gatha yang membekap mulut Lingga."nanti spoiler jadi jangan bilang."
Lingga tersenyum dan mengangguk.
"Wait!"
Gatha memperbesar cctv yang menunjukkan keadaan apartementnya sekarang. Menggebrak meja kerjanya dan langsung bangkit untuk keluar ruangannya.
"Selidiki lagi. Gue pergi dulu,"ucap Gatha sebelum benar benar keluar dari ruangannya.
Lingga menjawab dengan acungan jempol. Melihat itu Gatha langsung berjalan dengan tergesa gesa. Berjalan keluar resto. Sambil terus mengucapkan istighfar diperjalanan.
"Lo harus bertahan ra demi gue oke,"gumam Gatha mempercepat laju motornya.
Thala menatap obat ditangannya dengan rasa sedih. Mengeluarkan beberapa kapsul dari dalam plastik dengan gemetar. Menatapnya terus dengan memikirkan kekacauan yang ada didalam dirinya. Lalu memikirkan orang orang orang terdekatnya. Memikirkan orang tuanya yang masih hilang entah kemana. Memikirkan kakaknya yang dia tak tau kondisinya bagaimana sekarang.
"Nggak,"ucap Thala kembali memasukkan obat itu kedalam plastik dengan cepat. Membalutnya dengan kantong kresek dan memasukkan kembali kedalam nakas.
"Sadar Thala. Kamu bisa. Okey,"ucap Thala menenangkan dirinya sendiri. Dia membenarkan rambutnya yang semula tergurai bebas.
Tapi badannya tak bisa diajak kompromi. Masih saja gemetar dan lemas. Akhirnya dia memutuskan untuk keluar kamar saja. Mungkin menonton tv bisa membuatnya lebih baik.
Saat membuka pintu yang dia lihat sekarang adalah Gatha dengan wajah panik. Thala yang melihat hanya bingung.
Gatha menghela nafas melihat Thala baik baik saja. Dia melihat dari cctv jika Thala sedang memegang obat kutukan itu. Membuat Gatha berfikiran negatif dan segara memutuskan untuk menemui Thala sebelum semua terjadi. Tapi sekarang dia ada dihadapannya dengan wajah biasa saja. Syukurlah.
"Loh?kok udah pulang?kan masih siang ini,"tanya Thala menunjuk Gatha.
"Gue mau jemput...Amira. Ya Amira,"jawab Gatha mengontrol emosionalnya. Membuat wajah seolah olah datar tak tersentuh.
"Ohh dia dari kamaren nggak keluar kamar. Coba cek aja. Gue khawatir dia kenapa kenapa didalem,"ucap Thala menatap pintu kamar tamu yang terletak pas disamping pintu kamarnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/203153321-288-k228680.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Agathala(Revisi Gatau Kapan)
Novela JuvenilQobiltu nikah wa Tazwijaha alal mahril Madzkuur wa radhiitu bihi.wallahu waliyut taufiq.halan Lo gaakan tau gimana rasanya kehilangan orang yang lo sayang-agatha Bahkan gue yang istri lo aja gatau apa apa tha-athala ∆ Maafin ya guys kalo banyak typ...