Hari Libur mereka sempatkan waktu mereka untuk sekedar berolahraga kemudian sarapan bersama di Taman. Pagi hari yang cerah, sinarnya yang tak terlalu menyilaukan mata sangat pas untuk empat orang yang sedang asik berjemur di panas mentari pagi.
"Udah ah!, capek gue Than." ucap Shinta dengan napas yang tak stabil.
"Yaudah sebentar deh," jawab Nathan kemudian meninggalkan Shinta, lalu datang kembali dengan membawa sebuah sepeda.
"Ayo naik, gue bonceng." ucap Nathan.
Asik berkeliling sampai tak menyadari bahwa sepasang pemuda-pemudi sedang menyaksikan adegan sinetron di depan mata mereka. "Lihatlah, betapa indahnya dunia ini. Pamer keuwuan di depan para jomblowan jomblowati. Dunia terasa milik berdua, yang lain cuma ngontrak." ucap Aryan sambil sesekali menyuapkan sesendok bubur ke dalam mulutnya.
"Onyet, kok malah makan duluan sih. Ciri-ciri gak setia kawan." ucap Shinta kesal ketika melihat dua orang sahabatnya sedang melahap berbagai makanan si tepi jalan.
"Sorry Shin, habis nih anak ngajakin gue makan. Padahal dia yang paling semangat lari sambil teriak mau diet, diet apaan kerjaannya makan mulu." jawab Aryan sambil menunjuk kearah Syera.
"Aduh, besok aja." Syera menunjukkan jejeran giginya yang rapi.
"Ya udah gue mau main basket dulu dah sama Shinta," ucap Nathan lalu pergi meninggalkan dua orang cecunguk yang sudah makan terlebih dahulu.
"Shin tangkep nih" teriak Nathan kemudian melempar bola basketnya kearah Shinta.
"Misi Than, gue mau shoot!." ucap Shinta.
Nathan tertawa remeh. "Emang bisa?."
"Jangan meragukanku wahai anak muda!, namaku Shinta. Panggil aku Shinta," ucapnya lalu melemparkan bola ke dalam ring tetapi sayangnya gagal, membuat Nathan hanya bisa tertawa.
"Rusak kali bolanya." ucap Shinta kemudian menendang bola basket itu ke sembarang arah.
"Kalau emang gak bisa tuh bilang, jangan nyalahin bola. Cara megangnya aja lo udah salah Shinta," ucap Nathan lalu berdiri di belakang Shinta sambil memegang tangan Shinta yang sedang memegang bola.
"Anjing, jangan bikin gue ketar-ketir bisa gak sih, ah bangsul." batin Shinta salah tingkah.
"Udah ah capek gue." ucap Shinta kemudian memilih untuk duduk di pinggir lapangan sambil meminum sebotol air yang ia bawa dari rumah.
Nathan mengerutkan dahinya, kemudian terkekeh kecil lalu ikut duduk di sebelah Shinta. "Bagi airnya dong." ucap Nathan lalu mengambil botol minum Shinta.
"Gue belum bilang iya lho!" ucapan Shinta tak di pedulikan oleh Nathan. Lelaki itu meneguk habis botol air Shinta.
"Jangan salahin gue, siapa suruh mata gue adem pas liat beginian." batin Shinta.
Dengan sisa air, Nathan menyiramnya ke atas kepalanya, membuat kesalah tingkahan Shinta semakin menambah.
"Anjing panas banget, neraka lagi bocor apa ya?." ucap Shinta sambil berdiri, Nathan pun ikut berdiri kemudian menghadap ke Shinta lalu telapak tangannya di arahkan ke wajah Shinta.
"Biar lo gak kepanasan," jawab Nathan, sambil meniup wajah Shinta yang membuat Shinta mengedipkan matanya berkali-kali.
"Pacaran mulu, jadian juga kaga. Buruan sini makan," teriak Aryan.
Mereka berdua pun segera lari kearah Aryan dan Syera untuk sarapan bersama.
"Lo kalo makan benerin dong," ucap Nathan lalu membersihkan sisa makanan yg berada di sudut bibir Shinta, tak lama angin membuat rambut Shinta acak2an,Nathanpun mengambil rambut Shinta dan menyelipkan di belakang telinga gadis cantik itu.
"Tante, kacangnya satu dong!" teriak Aryan. Nathan dan Shinta di buat salah tingkah.
"Eh bukannya lo berdua udah makan ya tadi?. Anjir malah sekarang makan porsi kuli," tanya Shinta.
Aryan dan Syera hanya cengengesan. "Udah masuk ke mulut, berarti emang laper lagi."
"Perut karung lo berdua boleh kali gue masukin bola basket." ucap Nathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear My Best [✔️]
Teen Fiction~judul sebelumnya 'My Best Friend Boy'~ Ketika sepasang sahabat saling mencintai, perasaan di antara mereka menjadi di pertaruhkan. Shinta Nada dan Nathan Satria, rela mengorbankan perasaan mereka berdua hanya demi untuk kebahagiaan orangtua mereka...